Ketua Muhammadiyah Jateng Imbau Jangan Beli Hewan Kurban yang Kena PMK

Ternak kena PMK tidak layak dikonsumsi

Semarang, IDN Times - Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah menyatakan hewan ternak yang telah tertular penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak sah dijadikan sebagai hewan kurban. 

1. Muhammadiyah Jateng sarankan umat Muslim hindari hewan kurban yang sakit

Ketua Muhammadiyah Jateng Imbau Jangan Beli Hewan Kurban yang Kena PMKIlustrasi. Penjual kambing kurban. ANTARA FOTO/Rahmad

Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Dr Tafsir mengungkapkan hewan ternak yang disembelih untuk perayaan Idul Adha harus dipastikan sehat dan sempurna secara fisik. 

"Harus dihindari, jangan beli ternak yang tidak sehat karena ada gejala PMK ringan atau berat. Jadi ketika dikonsumsi, hewan kurbannya harus keadaan yang sehat. Jangan menimbukan mudarat. Walaupun MUI memfatwakan hewan yang kena PMK bisa dikurbankan tapi yang musti diingat adalah fatwanya tidak mengikat. Sehingga tidak harus diikuti," ungkap Tafsir ketika dikontak IDN Times, Sabtu (18/6/2022). 

Baca Juga: 351 Hewan Ternak di Semarang Terinfeksi PMK, Dispertan Bentuk URC 

2. Umat Muslim jangan beli hewan kurban yang sakit

Ketua Muhammadiyah Jateng Imbau Jangan Beli Hewan Kurban yang Kena PMKIlustrasi penjualan sapi kurban. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Di tengah merebaknya virus PMK, pihaknya meminta umat Muslim agar cermat membeli hewan kurban baik itu sapi, kerbau maupun kambing. 

Pihaknya mengatakan membeli hewan kurban perlu dilihat dari dampak bagi yang mengonsumsinya. Dalam artian, Tafsir menjelaskan sebisa mungkin umat Muslim membeli hewan kurban yang sehat dan jangan yang sakit. 

"Karena membeli hewan ternak tidak semata untuk dikurbankan. Akan tetapi musti dilihat dari dampak bagi yang konsumsi. Umat Muslim perlu memahami bahwa daging kurban bukan untuk sesaji. Melainkan buat dikonsumsi dan dinikmati," terangnya. 

3. Muhammadiyah ingatkan konsumsi hewan yang sakit akan timbulkan dampak

Ketua Muhammadiyah Jateng Imbau Jangan Beli Hewan Kurban yang Kena PMKKetua PW Muhammadiyah Jateng, Tafsir melemparkan pertanyaan kepada Hendi-Ita dalam debat publik Pilwalkot Semarang 2020. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Secara prinsip Islam, katanya masyarakat sebaiknya menjaga akal, menjaga agama, menjaga keturunan serta menjaga kesehatan. Hal itu juga berlaku dalam proses penyembelihan hewan kurban. 

Ia mengingatkan masyarakat lebih baik memikirkan menjaga kesehatan dan hewan yang layak dikurbankan adalah yang kondisinya sehat. 

"Tentunya kita harus menjaga kesehatan jiwa dan kesehatan fisik, maka dari itu kalau hewan yang dikurbankan kondisinya sakit ya akan menimbulkan dampak buat yang mengonsumsinya. Kecuali situasinya benar-benar terpaksa atau kepepet, itupun hanya boleh yang gejala ringan," terangnya. 

4. Kalau masih khawatir bisa berkurban lewat Lazismu

Ketua Muhammadiyah Jateng Imbau Jangan Beli Hewan Kurban yang Kena PMKtstatic.net

Lebih jauh, ia pun mengimbau kepada umat Muslim yang masih khawatir dengan penularan virus PMK bisa menyembelihkan hewan kurbannya melalui lembaga zakat milik Muhammadiyah, Lazismu. 

Tafsir menyebut dengan menyembeihkan hewan kurbannya ke Lazismu nantinya umat Muslim bisa memperoleh daging kurban yang telah dipotong-potong sekaligus daging kurban dalam bentuk kaleng dengan merek Rendangmu. 

Baca Juga: MUI Jateng Pastikan Hewan Kurban yang Kena PMK Halal Dikonsumsi

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya