Muncul 158 Kasus Intoleransi di Jateng, Ganjar: Masih Terbilang Rendah

Sudah ada komunikasi yang baik antara masyarakat

Semarang, IDN Times - Survei Setara Institute yang menyebutkan terdapat 158 kasus intoleransi di Jawa Tengah membuat Gubernur Ganjar Pranowo bereaksi.

Ganjar mengatakan kasus intoleransi yang muncul saat ini terbilang rendah karena sudah ada komunikasi yang baik antara kelompok agama dan masyarakat setempat.

1. Ganjar klaim gaya komunikasi yang dibangun menonjolkan budaya lokal

Muncul 158 Kasus Intoleransi di Jateng, Ganjar: Masih Terbilang RendahDok. Humas Pemprov Jateng

Ia mengklaim bila gaya komunikasi yang ditunjukan selama ini sudah mempertimbangkan sisi budaya lokal.

"Publik itu yang diperlukan komunikasi. Antar kelompok masyarakat, kelompok agama, pimpinan dan masyarakat harus intens. Gaya yang informal, saling berkunjung, tidak mempersoalkan perbedaan-perbedaan, itu yang akan mendorong orang untuk bisa toleran," kata Ganjar dalam keterangan yang diterima IDN Times, Selasa (26/11).

Baca Juga: Setara Institute: Jabar dan Jakarta Tingkat Intoleransi Tertinggi

2. Ganjar tekankan ASN harus bersikap toleran

Muncul 158 Kasus Intoleransi di Jateng, Ganjar: Masih Terbilang RendahIDN Times/Istimewa

Agar sikap intoleran dapat ditekan, katanya maka ia telah menginstruksikan kepada para ASN untuk berusaha bersikap toleran.

Bagi para siswa sekolah, Ganjar juga ingin agar dapat menanamkan pemahaman serta contoh perilaku yang toleran.

"Kalau pegawai negeri lebih enak. Langsung perintah. Kalau pendidikan edukasi. Memfasilitasi anak-anak dengan kerja-kerja solutif dan kolaboratif yang sifatnya lebih sosial. Kalau itu dinilai sejak menjadi siswa, itu akan membekas. Nah yang begini harus kita ajarkan," terangnya. 

3. Untuk mengukur keberagaman tidak bisa dilakukan dalam sekejap

Muncul 158 Kasus Intoleransi di Jateng, Ganjar: Masih Terbilang Rendahgoogle

Ganjar bilang, untuk mengukur sikap keberagaman, tidak bisa diukur dalam sekejap karena butuh anggaran yang tidak kecil. Namun beratnya menjaga dan mahalnya biaya toleransi itu tidak sebanding dengan biaya recovery jika keberagaman itu terkoyak. 

Ganjar berkata beberapa tahun ini ada tangan-tangan yang berupaya merobek persatuan di Jawa Tengah. Pihak-pihak yang dimaksud berupaya membaca kemungkinan Indonesia bakal menjelma jadi negara dengan perekonomian yang kuat.

"Indonesia akan jadi incaran, dengan kekayaan suku, alam, bahasa dan budaya itu akan jadi incaran. Kita diramalkan bakal masuk sebagai negara dengan perekonomian yang sangat kuat. Dengan posisi ini pasti akan jadi sorotan dunia. Ini bermacam-macam, tadi ada informasi kita secara ideologi akan diganggu akan dipengaruhi. Secara strategi akan dilakukan pembelahan-pembelahan," imbuhnya. 

"Mereka yang tidak ingin kita solid dan besar akan mengganggu. Nah Indonesia punya potensi untuk dipecah belah. Kalau kita rapatkan barisan dengan komunikasi yang baik pendekatan budaya yang baik, saling penghormatan yang baik ideologi yang baik, maka kita akan mendapatkan vaksinasi secara bersama-sama sehingga punya imunitas," tandasnya.

Baca Juga: Salam Semua Agama Dilarang MUI, Ganjar: Tidak Perlu Dipertentangkan

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya