Sidak Takjil di Semarang, BPOM Temukan Mi Berformalin 

Waspadai takjil yang membahayakan kesehatanmu ya

Semarang, IDN Times -Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang menggelar sidak ke beberapa pusat penjualan takjil di Kota Semarang, Jumat (10/5). Sidak dilakukan untuk memastikan takjil atau jajanan berbuka puasa itu aman, sehat dan tidak membahayakan konsumen. Kawasan Masjid Besar Kauman, Jalan Pahlawan, pasar tradisional dan pasar swalayan menjadi sasaran sidak.



Baca Juga: Sidak Pasar Takjil, BPOM Temukan Cincau Boraks di Bandung

1. Sebanyak 50 sampel takjil diuji oleh BPOM di pinggir jalan

Sidak Takjil di Semarang, BPOM Temukan Mi Berformalin IDN Times/Fariz Fardianto

Petugas menyisir berbagai titik penjualan takjil. Mereka menguji sampel jajanan takjil yang dijual di pusat-pusat keramaian, salah satunya penjualan takjil di Jalan Pahlawan Semarang.

"Kami menggunakan khusus untuk mengetahui kadar zat berbahaya yang terkandung dalam takjil, seperti pewarna, formalin, dan zat-zat kimia lain," kata Syafriansyah kepada IDN Times.

2. Ditemukan mi mengandung formalin

Baca Juga: 7 Ciri Makanan Mengandung Formalin yang Bisa Bikin Cepat Mati 

Sidak Takjil di Semarang, BPOM Temukan Mi Berformalin IDN Times/Fariz Fardianto

Di  Jalan Pahlawan, petugas menemukan adanya zat formalin yang mengendap pada mi basah yang dijual seorang pedagang kaki lima. Mi basah itu merupakan bahan mi yang siap dimasak menjadi menu mi goreng atau godok.

"Kami langsung menyita mi itu, mencari tahu dari mana pedagang mendapatkan mi berformalin itu. Nantinya BPOM akan mengusut pabrik yang memasok mi yang mengandung formalin tersebut," ujar Syafriansyah.

Dia meminta masyarakat untuk membeli takjil yang sehat. Sebab, pedagang kadang menipu pembeli dengan menawarkan takjil warna-warni, namun jajanan itu ternyata  mengandung zat pewarna tekstil,  dan pengawet. 

3. Maraknya penjualan takjil diawasi ketat

Sidak Takjil di Semarang, BPOM Temukan Mi Berformalin Antara Foto

Syafriansyah menambahkan sidak terhadap penjual takjil dilakukan untuk mengantsipasi penggunaan zat pewarna tekstil serta zat pengawet pada minuman serta makanan. Dari para penjual takjil ini, petugas mengambil 50 belas sampel makanan dan minuman untuk diperiksa langsung di lokasi.

Dalam bulan puasa ini terdapat peningkatan jumlah penjualan takjil di pusat jajanan sekitar masjid, pasar swalayan dan pasar tradisional. Pihaknya akan terus memantau jajanan takjil selama sebulan penuh.

"Kita menyasar terutama penjual-penjual baru. Namun, bukan berarti pedagang lama tidak kami periksa. Pokoknya kami akan  melakukan sidak selama Ramadan ini," katanya.

Baca Juga: Cegah Peredaran Makanan dan Obat Ilegal, BPOM Harus Seperti KPK

Topik:

Berita Terkini Lainnya