Suhu Udara Semarang Capai 36 Derajat Celsius saat Kulminasi Matahari

Semarang tetap panas menyengat

Semarang, IDN Times - Temperatur udara wilayah Kota Semarang berkisar pada angka 36 derajat celcius ketika momen kulminasi matahari alias Hari Tanpa Bayangan. Berdasarkan pantauan IDN Times di WhatsApp Grup (WAG) Cuaca Jateng, rata-rata kabupaten/kota lainnya suhu udaranya sekitar 29-36 derajat celcius. 

Baca Juga: Tekan Dampak El Nino, Warga Semarang Beralih ke Konsumsi Pangan Non Beras

1. Hari Tanpa Bayangan terjadi di Semarang

Suhu Udara Semarang Capai 36 Derajat Celsius saat Kulminasi MatahariIlustrasi kegiatan guru mengajar teori kulminasi di sekolah. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Menurut penuturan Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto, Kota Semarang mengalami momen Hari Tanpa Banyangan hari ini Rabu (11/10/2023) pukul 11:25:06 WIB. Momen Hari Tanpa Bayangan muncul karena titik perputaran deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat atau disebut sebagai kulminasi utama.

“Nah pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Jadinya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," ujar Heri.

2. Kelembaban udara Semarang sampai 75 persen

Suhu Udara Semarang Capai 36 Derajat Celsius saat Kulminasi MatahariIlustrasi Cuaca (Pixel)

Sedangkan, seorang analis cuaca di Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Farita, menuturkan momen Hari Tanpa Bayangan mempengaruhi suhu udara di Kota Semarang. 

Untuk hari ini suhu di Kota Semarang berkisar antara 27 celsius hingga 36 celsius. Sementara untuk kelembapan udara berada di antara 40 sampai 75 persen.

"Memang ada pengaruhnya (bakal lebih panas). Tapi tidak lantas ketika kulminasi menjadi hari yang paling panas di wilayah tersebut. Kondisinya pagi-sore cerah berawan, sore-malam berawan. Angin dari barat laut ke timur, kecepatan 10-30 kilometer per jam," akunya saat dikontak wartawan terpisah. 

3. Cuaca panas juga dipengaruhi aspal dan rumah kaca

Suhu Udara Semarang Capai 36 Derajat Celsius saat Kulminasi Matahariilustrasi pengaspalan jalan menggunakan aspal lama (unsplash.com/splashgautam)

Meski suhu udaranya meningkat, akan tetapi jumlah tutupan awan juga mempengaruhi panas di Kota Semarang. Selain itu, banyaknya rumah kaca, aspal, dan pepohonan juga menjadi faktor krusial apakah daerah tersebut makin panas atau tidak.

"Kalau banyak pepohonan, pasti lebih sejuk. Tapi kalau banyak kaca atau aspal, bisa menjadi lebih panas dari suhu udaranya 36 celsius," pungkasnya.

Baca Juga: Hari Tanpa Bayangan Kembali Hadir di Indonesia, Ini Jadwal Lengkapnya

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya