Investasi di Solo, UEA Bangun RS Khusus Kardiologi dan Kanker

Dibangun di kawasan kreatif

Surakarta, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan membangun rumah sakit internasional di kawasan Solo Techno Park, tahun 2023. Rumah sakit tersebut merupakan kerjasama dengan Uni Emirat Arab (UEA).

1. Dibagun di Solo Techno Park

Investasi di Solo, UEA Bangun RS Khusus Kardiologi dan KankerWalikota Solo, Gibran Rakabuming Raka. (IDN Times/Larasati Rey)

Usai mengelar pertemuan dengan tim konsultan UEA, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, jika pembagunan rumah sakit bertaraf internasional tersebut akan dilakukan tahun ini. Ia mengaku jika sudah melakukan kesepakatan dengan UEA.

"Sudah beres tadi pagi, akan dibangun di Techno Park," ujar Gibran usai bertemu di Alila Hotel, Kamis (20/7/2023).

Gibran mengatakan jika rumah sakit tersebut menggunakan lahan seluas 2 hektare di belakang bangunan Solo Techno Park.

Baca Juga: 5 Penyebab Bibir Kering yang Harus Kamu Hindari, Bikin Gak Nyaman!

2. Merupakan rumah sakit khusus

Investasi di Solo, UEA Bangun RS Khusus Kardiologi dan Kankerthecardiaccentre.com.au

Lebih lanjut, Gibran mengatakan rumah sakit yang akan dibangun bersama dengan UEA tersebut bukanlah rumah sakit umum, melainkan rumah sakit khusus kardiologi dan kanker.

Ia mengaku, pembangunan rumah sakit dibagi menjadi tiga fase.

"Kardiologi nanti ada fase dua, fase tiga. Nanti Kardiologi tambah kanker begitu," ungkapnya.

Gibran menjelaskan, jika rumah sakit tersebut akan menjadi rumah sakit rujukan nantinya.

Kardiologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang secara khusus mempelajari gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

3. Alasan memilih rumah sakit khusus kardiologi dan kanker

Investasi di Solo, UEA Bangun RS Khusus Kardiologi dan Kankerilustrasi sel kanker (unsplash.com/National Cancer Institute)

Lebih lanjut, Gibran mengatakan alasan memilih rumah sakit khusus kardiologi, tak lepas dari kebutuhan rumah sakit khusus penderita jantung tersebut di Indonesia.

Selain khusus kardiologi, difase selanjutnya rumah sakit internasional tersebut juga akan fokus pada kanker.

"Kita lihat kebutuhan di pasar kardiologi makanya setelah kardiologi terus kanker," katanya.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah makin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.

Penyakit Kardiovaskular paling sering menyerang kelompok usia produktif, sehingga mortalitasnya menyebabkan beban ekonomi dan sosial terhadap masyarakat.

Dari Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014--2019, penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penyakit jantung bahkan menjadi beban biaya terbesar.

Sedangkan data BPJS Kesehatan pada 2021 dilaporkan, pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung mencapai Rp.7,7 triliun.

Adapun, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia dengan jumlah 9,6 juta kematian per tahun.

Dari catatan Global Cancer Observatory (Globocan) pada 2020, kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian sebesar 234.511 orang.

Baca Juga: Fakta Sains Vaksin HPV, Pencegah Kanker Serviks Wanita

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya