Kemenparekraf Garap Potensi Destinasi Desa Wisata di Soloraya

Miliki potensi untuk menaikkan perekonomian

Surakarta, IDN Times - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI berkomitmen mempromosikan pariwisata daerah dengan tetap memperhatikan kesesuaian program pemerintah pusat.

Salah satunya dengan melibatkan sejumlah desa wisata dalam Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Program Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DPSP Borobudur TA 2024.

Baca Juga: Pesona Desa Wisata Ngawen di Magelang, Banyak Spot Menarik

1. Lakukan sinergitas antara desa wisata dengan pemerintah.

Kemenparekraf Garap Potensi Destinasi Desa Wisata di SolorayaDirektur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) Kemenparekraf Agustin Peranginangin (kanan). (IDN Times/Larasati Rey)

Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BOB) Kemenparekraf Agustin Peranginangin mengatakan desa wisata menjadi salah satu konsen utama oleh pemerintah pusat saat ini, salah satunya dengan membantu promosi desa wisata di daerah.

"Acara ini digelar harapannya bisa menangkap ada program kementerian, provinsi, kabupaten, mana yang matching, yang berkesesuaian saling menguatkan," jelasnya.

Kendati demikian, promosi-promosi desa wisata harus diimbangi dengan adanya kalender event yang digelar setiap tahunnya. Hal ini dilakukan agar para wisatawan tak kecewa untuk datang di desa wisata tersebut.

"Nggak bisa dipromosikan kalau kalender berubah. Selain itu juga daerah yang ada ekonomi kreatifnya, itu harus didorong, harus dipromosikan," jelasnya.

2. Solo Raya miliki potensi besar

Kemenparekraf Garap Potensi Destinasi Desa Wisata di SolorayaAir Terjun Jumog Putri, Tawangmangu (instagram.com/andridanu2)

Agustin mengatakan, jika kondisi wisata di Solo Raya saat ini sudah berkembang dengan baik, terutama Solo Raya saat ini menjadi kota MICE dan perdagangan.

Terutama Solo Raya memiliki potensi lain selain dewa wisata yakni keindahan alam, seperti di kawasan Tawangmangu, Boyolali, Ngawi, Sragen.

Agustin juga menyoroti soal perlunya koordinasi antardaerah untuk sama-sama mengembangkan destinasi wisata masing-masing.

"Yang perlu dikembangkan adalah keterpaduan paket, jangan saling meniadakan, dalam perencanaan harus berkelanjutan, kita jaga betul alam. MICE juga tidak berhenti di Solo, dipaketkan supaya kabupaten sekitar dapat merasakan dampak baik Solo," jelasnya.

3. Jumlah desa wisata yang terus berkembang.

Kemenparekraf Garap Potensi Destinasi Desa Wisata di SolorayaKemuning Sky Hills, Jawa Tengah (instagram.com/fajarhw)

Lebih lanjut, Agustin mengatakan kawasan Solo Raya merupakan salah satu daerah yang sudah dipromosikan oleh pemerintah pusat di sektor wellness tourism atau wisata kebugaran. Hingga kini, perkembangan untuk tema wellness tourism di Soloraya mulai berkembang.

"Tahun 2022 sudah di-launching wellness tourism. Harapannya pelaku bisa giat lebih kencang lagi," jelasnya.

Di Indonesia sendiri memiliki 244 desa wisata pada tahun 2020. Jumlah tersebut naik 50 persen pasca pandemi Covid-19. Sehingga di tahun 2023 terdapat 4.705 desa wisata yang diterdata dalam Kementrian Pariwisata.

Baca Juga: 6 Tempat Makan Bertema Kolonial di Solo, Serasa Masuk ke Mesin Waktu

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya