Mudik Lewat Tol Solo-Ngawi, Ini Jalur Rawan Yang Wajib Diwaspadai

Kecelakaan banyak disebabkan karena human error.

Surakarta, IDN Times - PT Jasa Marga Solo Ngawi (JSN) memperkirakan puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan terjadi pada 24 Desember 2021. Sedangkan puncak arus balik akan terjadi pada tanggal 2 Januari 2022.

Diperkirakan kendaraan yang keluar di jalur Solo-Ngawi saat puncak mudik sebanyak 511.000. Sedangkan kendaraan masuk sebanyak 512.636.

Baca Juga: Sejarah Kesultanan Surakarta: Perjanjian Belanda, Peralihan Kekuasaan

1. Intensitas kendaraan meningkat.

Mudik Lewat Tol Solo-Ngawi, Ini Jalur Rawan Yang Wajib DiwaspadaiKompas Otomotif

Tingginya intensitas kendaraan membuat jalur Solo-Ngawi sepanjang 91 kilometer menjadi padat. Direktur Utama PT JSN, Ari Wibowo, mengatakan ada sejumlah jalur tol yang menjadi titik lokasi rawan kecelakaan.

Pihak juga mengingatkan kepada pengendara untuk selalu waspada, dan berhati-hati selama melaju di jalur tol.

2. Lokasi rawan kecelakaan di Tol Solo-Ngawi

Mudik Lewat Tol Solo-Ngawi, Ini Jalur Rawan Yang Wajib DiwaspadaiIlustrasi jalan tol (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Ari menjelaskan ada beberapa lokasi rawan kecelakaan di jalur tol Solo-Ngawi. Lokasi tersebut berada di antara gerbang tol, Colomadu, Ngemplak, Karanganyar dan arah pintu masuk rest area.

Yakni salah satunya adalah rest area tipe A 519 Masaran Sragen, baik A maupun B yang dilengkapi SPBU. Dan di rest area tipe A di kilometer 575.

Kedati demikian, Ari mengaku jika kasus kecelakaan selama tahun 2020 mengalami penurunan hingga 20 persen. Ia memprediksi penurunan angka kecelakaan tersebut disebabkan karena pemberlakukan penyekatan pada masa PPKM.

“Tahun ini angka kecelakaan di tol Solo-Ngawi jauh menurun. Jadi untuk penurunan dibanding tahun 2020 kurang lebih ada 20 persen,” ujar Ari disela Kampanye Keselamatan Berkendara di Rest Area 519 B, Masaran, Sragen, Jumat (24/12/21).

3. Kecelakaan disebabkan karena human error.

Mudik Lewat Tol Solo-Ngawi, Ini Jalur Rawan Yang Wajib DiwaspadaiIlustrasi kecelakaan (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara itu, Manager Area Solo - Ngawi Noer Tjahyo mengatakan, kasus kecelakaan lalu lintas di ruas tol Trans Jawa khususnya di Solo-Ngawi mayoritas disebabkan faktor human error.

“Yang paling banyak adalah tabrak belakang, kemudian kecelakaan tunggal. Sering terjadi kalau musim hujan seperti ini,” katanya.

Pihaknya juga mengingatkan jika tanggung jawab keselamatan pengendara, bukan hanya pada pengelola tol maupun aparat hukum, namun juga kepada semua pengguna jalan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi angka kecelakaan salah satunya menempelkan scotlite pada bagian belakang bak belakang truk. Upaya lain adalah kehadiran unit-unit lalu lintas di lapangan di lokasi-lokasi rawan sebagai bagian dari show of force.

Show of force itu perlu untuk menggugah kesadaran pengendara, bahwa ada yang menemani mereka dalam perjalanan di waktu-waktu rawan,” pungkasnya.

Baca Juga: Gibran Datangi Kantor BST Solo, Sopir yang DM Penumpang Dipecat

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya