9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung Everest

Mayat hingga sesuatu yang tidak lazim

Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian lebih dari 29.000 kaki atau sekitar 8.839 meter di atas permukaan laut.

Ratusan pendaki, turis, dan profesional berpengalaman mencoba mencapai titik puncak ini setiap tahunnya. Namun, mereka biasanya tidak kembali dengan membawa semua yang mereka bawa, bahkan beberapa tewas dalam pendakian.

Semakin tinggi, oksigen semakin menipis dan langit semakin dekat, disinilah segalanya bisa sangat mengejutkan.

Berbagai hal aneh bisa saja ditemui di sepanjang jalan. Di tengah hamparan salju, batu, dan es yang sangat luas, serta banyaknya ekspedisi yang dipimpin oleh orang-orang dari latar belakang yang berbeda, tentunya meninggalkan beberapa jejak aneh seperti benda atau hal yang tidak mungkin kita bayangkan ada di gunung besar ini. Nah, berikut ini beberapa di antaranya.

Baca Juga: Misteri Suara di Gunung Everest, Ini Jawaban dari Sains

1. Lembah Pelangi, kuburan terbuka di atas awan

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung Everestpotret para pendaki di Gunung Everest (pixabay.com/David Mark)

Jumlah mayat yang ada di Gunung Everest sangat banyak selama satu abad terakhir. Dikutip laporan BBC, kira-kira lebih dari 200 jenazah, dan sebagian besar jenazah tersebut masih ada di sana. Sekitar 7.924 meter di atas permukaan laut, wilayah ini dikenal sebagai "Death Zone" atau "Zona Kematian", yaitu di mana tingkat oksigen terlalu rendah untuk manusia, yang membuat tubuh dan pikiran melemah.

Selain itu, "Rainbow Valley" atau "Lembah Pelangi", di sisi lain, adalah bentangan yang berada di sisi utara gunung, yang dipenuhi dengan mayat-mayat pendaki. Para pendaki tewas di sini dengan keadaan membeku.

Banyak dari mayat ini yang tidak dipindahkan karena terlalu sulit untuk dibawa, terlalu mahal, dan terlalu berbahaya. Mayat-mayat dengan pakaian berwarna-warni seperti pelangi itu, dibiarkan tergeletak begitu saja.

Namun, pada tahun 2014, petualang bernama Noel Hanna mengklaim bahwa hanya beberapa mayat yang masih terlihat di area yang biasanya terdapat sepuluh mayat. Beberapa mayat ini kemungkinan telah dipindahkan atau ditutupi. Namun, "Death Zone" masih menjadi medan yang sangat mematikan.

2. Kotoran manusia yang menjadi masalah serius di Gunung Everest

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung Everestpara pendaki di base camp Gunung Everest (unsplash.com/Michael Clarke)

Gunung Everest hanya dikelilingi oleh salju, batu, dan lubang es. Oleh sebab itu, buang air besar menjadi sesuatu yang cukup merepotkan. Pendaki yang ingin buang air besar, harus menggali lubang di salju. Namun, aktivitas buang air besar ini ternyata salah. Akibatnya, kini komunitas pendaki gunung menghadapi berbagai macam masalah. 

Faktanya, 26.500 pon atau sekitar 12 ton kotoran manusia tertinggal di gunung setiap musimnya, lapor The Washington Post. Beberapa pendaki memang menggunakan fasilitas toilet di base camp, tapi tinjanya sudah menumpuk. Akibatnya, pasokan air di bawahnya telah tercemar kotoran pendaki ini.

Penyebaran penyakit pun menjadi risiko yang signifikan. Masalah kotoran manusia di Gunung Everest ini cukup serius. Bahkan, presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal ikut memperingatkan bahwa tingkat kotoran manusia di gunung tersebut sudah mencapai titik kritisnya pada tahun 2015.

3. Berton-ton sampah di Gunung Everest

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung Everestpotret sampah di Gunung Everest (unsplash.com/Sylwia Bartyzel)

Tidak ada yang tahu persis berapa banyak sampah yang ada di Gunung Everest. Namun, mengutip laporan BBC, ada sekitar 16 ton yang telah dipindahkan sejauh ini, dan masih banyak sampah yang tersisa. Sampah-sampah ini meliputi tenda yang sudah tak terpakai, peralatan yang rusak, peralatan makan, kaleng, bungkus makanan dan sebagainya, serta botol oksigen kosong. Sangat sulit untuk memastikan bahwa semua sampah ini bisa dibersihkan.

Sekitar 300 calon pendaki gunung dan banyak pemandu Sherpa yang mendampingi mereka saat melakukan pendakian setiap tahunnya, dan total lebih dari 4.000 pendaki yang telah mendaki gunung ini, menciptakan banyak sampah. Jika terus begini, Gunung Everest akan menjadi tempat pembuangan sampah terbesar di dunia. Meskipun begitu, berbagai upaya sedang dilakukan.

Pada tahun 2012, seniman dari Nepal mencoba meningkatkan kesadaran untuk membersihkan sampah di Gunung Everest dengan mengukir 1,5 metrik ton sampah yang ditemukan di gunung untuk dijadikan karya seni.

Tentunya ini sedikit membantu. Pada tahun 2014, para pendaki diharuskan kembali ke base camp dengan membawa kira-kira delapan kilogram sampahnya, atau mereka akan didenda dengan uang sebesar 4.000 dolar AS atau setara Rp60,8 juta.

4. Diary milik seorang pendaki yang meninggal sendirian di Gunung Everest

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung Everestilustrasi buku diary (unsplash.com/Pavel Polívka)

Di Inggris sekitar tahun 1934, seorang pemuda Yorkshire bernama Maurice Wilson, sangat percaya diri untuk mendaki Gunung Everest dengan pengalaman pendakian yang kurang memadai. Wilson pun gagal mencapai puncak gunung. Buku hariannya ditemukan bersama tubuhnya yang telah meninggal setahun kemudian.

Hebatnya, pada percobaan mendaki gunungnya yang kedua, Wilson berhasil melewati ketinggian 21.000 kaki atau sekitar 6.400 meter di atas permukaan laut sebelum rekan Sherpanya menolak untuk melanjutkan pendakian dan memintanya untuk kembali.

Namun, Wilson bersikeras untuk tetap mendaki meskipun sendirian. Sayangnya, Wilson meninggal. Tubuhnya ditemukan terbungkus dalam tenda. Halaman terakhir di buku hariannya tertulis, "Mati lagi. Hari yang indah".

Pada tahun 1960, ekspedisi dari China menemukan tenda dan sepatu perempuan di ketinggian 6.400 meter di atas permukaan laut. Bersama dengan pakaian perempuan yang diduga ditemukan di ransel Wilson. Menurut buku harian itu, Wilson ternyata bekerja di toko pakaian perempuan, barang-barang tersebut diduga milik Wilson.

5. Penemuan mayat dari seorang legenda Gunung Everest

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung EverestAnggota tim ekspedisi Gunung Everest tahun 1921, yang dipotret di base camp. Duduk di sebelah kiri ada George Mallory. (commons.wikimedia.org/Alexander Frederick Richmond “Sandy” Wollaston)

Gunung Everest menjadi tempat munculnya banyak mitos dan kisah-kisah misteriusnya. Andrew Irvine dan George Mallory adalah orang pertama yang mencapai puncak dan mereka menjadi salah satu misteri terbesar di Gunung Everest. 

Beberapa orang percaya bahwa Mallory dan Irvine adalah orang pertama yang menaklukkan Everest pada tahun 1924, 29 tahun sebelum ekspedisi terkenal Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada tahun 1953.

Dalam sebuah surat kepada istrinya yang ditulis enam minggu sebelum pendakian, melalui laman The New York Times, Mallory menulis, "Hampir tidak terpikirkan bahwa saya tidak akan mencapai puncak. Saya tidak mau melihat diri saya kalah." Sangat mungkin bahwa mereka memang mencapai puncak sebelum meninggal saat turun.

Jenazah Irvine masih hilang, namun jenazah Mallory ditemukan di ketinggian hampir 28.000 kaki atau sekitar 8.534 meter di atas permukaan laut pada tahun 1999, 75 tahun setelah pendakian mereka.

Penemuan jenazah Mallory, yang terawetkan dengan baik dan menjadi mumi secara alami, memunculkan kembali misteri tersebut, tetapi gagal dipecahkan. Misteri terakhir dari teka-teki tersebut diduga adalah kamera Mallory, yang selalu dia bawa. Namun, kamera ini masih belum ditemukan. Kemungkinan kamera ini menyimpan rahasia besar dari teka-teki pendakian mereka.

6. Fosil laut yang ditemukan di Gunung Everest

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung EverestLapisan batuan sedimen dan metamorf di Gunung Everest miring ke utara, sementara batuan dasar granit ditemukan di Nuptse dan di bawah gunung. (commons.wikimedia.org/Pavel Novak)

Secara geologis, Gunung Everest dan gunung-gunung tetangganya di Himalaya masih tergolong muda, yakni berusia 65 juta tahun.

Seperti yang diuraikan oleh TripSavvy, lempeng tersebut mulai terbentuk ketika lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia bertabrakan, dan batas antara lempeng tersebut terus terlipat dan terdorong hingga mencapai ketinggian saat ini yaitu 29.000 kaki atau sekitar 8.839 meter di atas permukaan laut.

Sebuah bukti penting yang membenarkan gagasan lempeng tektonik di awal abad ke-20, yang dipublikasikan oleh Tim Landsat 7 di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, menjelaskan bahwa fosil laut berusia 400 juta tahun sebenarnya ditemukan di lapisan batu kapur di puncak Gunung Everest. 

Fosil-fosil ini disimpan di dasar laut tropis dangkal sebelum akhirnya ditemukan di puncak Gunung Everest. Secara epik menunjukkan bagaimana dasar laut dipaksa naik ke puncak tertinggi di bumi selama jutaan tahun melalui evolusi tumbukan lempeng kerak.

Terlepas dari kekaguman dan apa yang pernah terjadi dengan Gunung Everest, kita sebenarnya sedang melihat sebuah monumen yang mencerminkan sifat dinamis dari alam semesta, yakni bumi itu sendiri.

7. Sepatu Hijau, mayat yang sangat terkenal di Gunung Everest

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung EverestFoto "Sepatu Hijau", pendaki India yang meninggal di Punggungan Timur Laut Gunung Everest pada tahun 1996. (commons.wikimedia.org/Maxwelljo40)

Dari sekian banyak mayat yang tergeletak di lereng Everest, beberapa diantaranya terjebak dalam zona yang ekstrem. Salah satu mayat yang paling terkenal adalah "Green Boots" atau "Sepatu Hijau".

Dinamakan demikian karena sepatu panjat ini berwarna hijau stabilo terang dan masih menempel di kakinya. Hampir setiap pendaki melewati mayat Sepatu Hijau dalam perjalanan menuju puncak gunung, dan sebagian besar dari mereka beristirahat di gua yang berdekatan dengan mayat tersebut. 

Laki-laki tersebut diyakini sebagai Tsewang Paljor, seorang pendaki India yang tewas dalam badai salju pada tahun 1996. Namun, pada bulan Mei 2014, mayat Paljor dilaporkan menghilang. Meskipun sebenarnya cukup sulit untuk memindahkannya dari ketinggian tersebut.

8. Hantu di Gunung Everest?

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung Everestilustrasi hantu (pixabay.com/Stefan Keller)

Pendaki gunung asal Italia, Reinhold Messner, adalah orang pertama yang menyelesaikan puncak tunggal Gunung Everest. Dia juga orang pertama yang menyelesaikan pendakian tanpa tabung oksigen. Dalam pendakiannya tahun 1980, The Guardian melaporkan bahwa Messner mengaku merasakan kehadiran hantu yang menemaninya dan membantunya dalam pendakian.

Selain itu, pendaki Inggris, Dougal Haston dan Doug Scott, juga mengaku ditawari bantuan oleh hantu selama ekspedisi mereka di tahun 1975. Pemba Dorji, seorang sherpa, mengaku bertemu dengan roh dalam bentuk bayangan hitam pada tahun 2004.

Pemba dan yang lainnya percaya bahwa itu adalah arwah gentayangan dari orang-orang yang telah meninggal di gunung.

Arwah-arwah ini meminta agar mayat mereka dikuburkan dengan layak. Mengingat kondisi pendakian yang ekstrem, banyak orang yang skeptis dengan keberadaan hantu. Mereka menganggap bahwa itu hanyalah halusinasi semata.

9. Yeti di Gunung Everest?

9 Hal Tak Terduga yang Ditemukan di Gunung EverestFoto dugaan jejak kaki yeti yang ditemukan oleh Michael Ward. Foto diambil di gletser Menlung pada ekspedisi Everest oleh Eric Shipton pada tahun 1951. (commons.wikimedia.org/Gardner Soule)

Keberadaan Yeti berakar kuat dalam legenda Himalaya sejak lama. Awalnya hanya sebatas takhayul dan cerita rakyat, tetapi kisah tentang yeti (yang juga dikenal sebagai "kaki besar di salju") mulai mendapatkan perhatian yang lebih serius setelah tahun 1951, seperti yang diceritakan CNN. Saat itulah pendaki gunung bernama Eric Shipton menemukan jejak kaki besar berbentuk aneh yang diyakininya milik manusia salju.

Foto-foto yang diambilnya dicetak di surat kabar di seluruh dunia. Demam yeti pun mulai menyebar luas. Departemen Luar Negeri AS bahkan menetapkan beberapa aturan pada tahun 1959 yang harus dipatuhi jika siapa saja bertemu dengan yeti.

Sejak itu, ada penemuan lainnya seperti beberapa helai bulu hitam tebal yang konon ditemukan di ketinggian 19.000 kaki atau sekitar 5.791 mdpl di Gunung Everest oleh Edmund Hillary. Bahkan ada kulit kepala yang ditemukan di rumah seorang perempuan Nepal pada tahun 1960, yang diduga milik yeti. Kulit kepala tersebut sekarang ditempatkan di biara terdekat.

Pada tahun 2017, sebuah penelitian terhadap sembilan sampel DNA yang diduga berasal dari yeti atau hewan mirip yeti, menemukan bahwa sebagian besar sampel tersebut berasal dari beruang di wilayah tersebut. Namun, legenda yeti masih tetap hidup. Apakah kalian sendiri percaya?

Manusia terkadang meninggalkan jejak di mana mereka pernah berpijak. Sama halnya dengan pendaki Gunung Everest. Akan tetapi, bagaimana jejak yang ditinggalkan adalah sesuatu yang merusak seperti limbah dan sampah, jasad atau tubuh manusia yang telah tewas, dan juga misteri-misteri yang tidak dapat dijelaskan secara akal sehat.

Baca Juga: 5 Gunung Tertinggi di Dunia, Everest Ternyata Bukan Satu-satunya!

Amelia Solekha Photo Community Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya