TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Menarik Perkutut Jawa, Mulai Bertelur di Bulan September

Perkutut jawa sering membuat sarang di rerumuputan

Perkutut jawa (inaturalist.org/Patipat Boonlae)

Intinya Sih...

  • Pulau Jawa memiliki sedikit wilayah hijau, namun tetap menjadi tempat nyaman bagi perkutut jawa dengan populasi melimpah
  • Perkutut jawa memiliki ciri fisik badan ramping, bulu cokelat/abu-abu, dan musim kawin pada bulan September-Juli
  • Perkutut jawa mudah ditemukan di Asia Tenggara, berkembang biak dengan bertelur, dan merupakan hewan omnivor yang bisa hidup di berbagai habitat

Jika dibandingkan dengan pulau besar lain di Indonesia sepertinya Pulau Jawa jadi pulau dengan wilayah hijau yang paling sedikit. Walau jumlah hutan dan pohon di Pulau Jawa terus menurun namun pulau ini tetap jadi tempat yang nyaman untuk ditinggali berbagai jenis burung. Salah satu burung yang populasinya melimpah di Pulau Jawa adalah Geopelia striata atau perkutut jawa.

Burung berukuran sedang dan berwarna abu-abu ini bisa ditemukan di setiap sudut Pulau Jawa. Mulai dari di hutan, pesisir pantai, pegunungan, dataran tinggi, kebun, sawah, desa, waduk, sampai area perkotaan. Burung ini juga cukup populer sebagai peliharaan karena perawatannya yang mudah dan suaranya yang unik. Bahkan perkutut jawa juga punya beberapa fakta menarik yang mungkin belum diketahui oleh banyak orang.

1. Perkutut jawa punya tubuh kecil berwarna cokelat atau abu-abu

Mungkin sebagian besar dari kamu sudah sering menemui burung ini sehingga tidak punya kesulitan untuk mengenalinya. Namun bagi kamu yang belum tahu perkutut jawa punya badan ramping, kecil, dan bulu berwarna cokelat dan abu-abu. Panjangnya sendiri sekitar 20 sampai 23 cm dengan bentang sayap antara 24 sampai 26 cm. Kakinya juga pendek, paruhnya lancip dan ramping, serta ia punya ekor yang cukup panjang.

Bulunya memang dominan cokelat atau abu-abu, namun terkadang ada juga individu dengan warna yang lebih cerah seperti putih. Tubuhnya juga tidak polos karena dihiasi pola garis berwarna hitam atau cokelat gelap yang dapat dilihat di leher, dada, sayap, dan punggung. Terakhir bagian bawah tubuh seperti perut cenderung polos dan biasanya berwarna putih. Tipe warna seperti ini disebut counter shading yaitu tipe warna di mana bagian atas tubuh lebih gelap dari bagian bawah tubuh, jelas Britannica.

2. Musim kawinnya dimulai pada bulan September sampai Juli

Tentunya perkutut jawa adalah hewan ovipar yang berkembang biak dengan cara bertelur. Burung ini juga punya musim kawin tersendiri dan biasanya musim kawin tersebut berlangsung pada bulan September sampai bulan Juli, jelas iNaturalist. Nah, pada saat musim kawin individu jantan akan menjadi lebih aktif khususnya saat menarik perhatian lawan jenis. Untuk menarik perhatian individu betina biasanya individu jantan akan melakukan semacam tarian sembari mengeluarkan suara khas yang mirip dengan suara merpati.

Individu betina juga tak mau kalah yang mana ia akan membangun sarang, duduk di sarang, dan ikut mengeluarkan suara supaya individu jantan datang untuk mengawininya. Sarangnya sendiri cukup sederhana dan biasanya terbuat dari daun dan rumput kering. Burung ini sering membuat sarang di semak-semak, tanah, dan bebatuan yang tersembunyi. Telur perkutut jawa sendiri berwarna putih dan individu betina bisa bertelur sebanyak satu atau dua butir.

Baca Juga: 6 Fakta Sempidan Kalimantan, Burung yang Menghadapi Ancaman Kepunahan

3. Sangat mudah ditemukan di Asia Tenggara

Dilansir Thai National Parks, perkutut jawa sangat mudah ditemukan di daerah Asia Tenggara. Wilayah penyebaran alaminya sendiri mencakup Indonesia, Thailand,  Singapura, Malaysia, dan Filipina. Namun sekarang populasinya sudah meluas dan ia bisa ditemukan di luar wilayah penyebaran alami tersebut. Saking luasnya sekarang perkutut jawa sampai-sampai bisa ditemukan di Kaledonia Baru, Laos, Mauritius, sampai Hawaii.

Habitatnya sendiri cukup beragam, burung kecil ini bisa menghuni semak-semak, hutan, kebun, taman, sampai area pemukiman. Umumnya ia menghuni dataran rendah yang memiliki suhu hangat namun terkadang burung ini juga bisa ditemukan di dataran tinggi. Selama ada makanan, tempat persembunyian, dan tempat berkembang biak yang nyaman maka perkutut jawa bisa tinggal dimanapun.

4. Merupakan omnivor yang suka memakan rumput dan serangga

Laman Animalia menerangkan kalau perkutut jawa merupakan hewan omnivor yang bisa memakan apa saja. Umumnya makanan utama burung ini adalah rerumputan dan biji-bijian. Namun jika ada kesempatan perkutut jawa juga bisa memakan serangga dan invertebrata kecil. Kemungkinan beberapa spesies invertebrata seperti semut, cacing, ulat, rayap, kumbang, kepik, dan larva serangga jadi beberapa hewan yang masuk menu makanannya.

Ia juga bukan burung yang berburu dengan cara mengintai mangsa sembari terbang atau dari atas pohon. Perkutut jawa lebih suka berjalan santai di rerumputan, taman, atau kebun sembari mencari makanan kesukaannya. Dalam banyak kesempatan perkutut jawa sering terlihat mencari makan sendiri namun tak jarang burung ini juga terlihat mencari makan berdua seperti pasangan. Burung ini juga tak terlalu takut akan predator karena warna counter shading di tubuhnya jadi salah satu kamuflase yang cukup efektif.

Verified Writer

Arzha Ali Rahmat

Mahasiswa Unnes yang suka ular.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya