TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Burung Habitat Asli Jateng yang Rawan Punah, Ayo Lindungi!

Burung betet juga nyaris punah lho

Bangau tongtong jadi salah satu burung di Jateng yang hampir punah. Jalaksuren.net

Semarang, IDN Times - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah melibatkan para mahasiswa dan pelajar untuk menggencarkan sosialisasi mengenai konservasi satwa liar yang ada di wilayahnya. Sebab, selama ini banyak jenis burung asli Jawa Tengah yang tergolong rawan mengalami kepunahan akibat jumlah populasinya yang semakin merosot. 

Baca Juga: Tak Kuat Beri Pakan, Warga Purbalingga Serahkan 4 Ekor Elang ke BKSDA

1. Kementerian LHK lindungi sembilan burung khas Jateng

Burung gelatik Jawa salah satu yang dilindungi oleh KLHK. Jalaksuren.net

Kepala BKSDA Jateng, Darmanto menyebut saat ini ada sembilan jenis burung yang sebarannya ada di Jawa Tengah telah masuk kategori rawan punah bahkan terancam hilang. 

"Berdasarkan aturan yang tertuang pada P.106//Menlhk//Seen/Kum.1/12/2018 ada sekitar sembilan jenis burung yang dilindungi oleh KLHK. Ini dilakukan meskipun oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) tidak dimasukan dalam kategori terancam," ujarnya kepada IDN Times, Jumat (7/5/2021). 

2. Mulai elang Jawa, gelatik, bangau tongtong hingga burung betet terancam punah

Dua ekor elang bido yang akan dikirim ke pusat elang jawa Halimun Salak. IDN Times/Fariz Fardianto

Ia merinci sembilan burung yang dimaksud antara lain elang Jawa yang punya nama latin Nisaetus bartersi yang masuk kategori genting versi IUCN, gelatik Jawa atau nama latinnya Lonchura oryzivora) dalam IUCN masuk kategori genting. 

Kemudian ada burung bubut Jawa atau nama latinnya Centropus nigrorufus dalam IUCN masuk kategori rentan, julang emas atau Aceros undulatus dalam IUCN masuk kategori rentan, bangau tongtong atau leptoptilos javanicus dalam IUCN masuk kategori rentan, betet Jawa atau betet biasa dalam IUCN masuk kategori hampir terancam, elang tiram atau Pandion halieatu dalam IUCN masuk kategori resiko rendah dan terakhir adalah burung cangak besar atau nama latinnya ardea alba dalam IUCN masuk kategori resiko rendah. 

Ia mengaku burung yang dimasukan dalam satwa dilindungi selama ini memiliki populasi yang sedikit, adanya perubahan jumlah individu yang menurun sangat tajam serta daerah sebarannya yang semakin terbatas. 

"Kriteria itu merujuk pada aturan PP Nomor 7 Tahun 1999," terangnya. 

Baca Juga: Penyelundupan 310 Burung Langka Digagalkan, 90 Ekor Ditemukan Mati

Berita Terkini Lainnya