Kecepatan Angin Capai 25 Knot, Warga Jateng Diminta Waspadai Pohon Tumbang
Harap ekstra hati-hati
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Peningkatan selisih tekanan udara antara Benua Australia dengan Benua Asia telah memicu peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Tengah. Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani, Semarang menyatakan akhir-akhir ini kecepatan angin telah mencapai 25 knot atau setara 45 kilometer per jam.
"Karena kecepatan angin sudah 25 knot, kondisinya bisa dikatakan relatif kencang. Tapi kalau yang disebut ekstrem itu kalau sudah diatas 25 knot," ujar Yoga Sambodo, Kasi Data dan Observasi, Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani, Semarang saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (8/9/2020).
Baca Juga: Matahari Bergerak ke Utara, Waspada Angin Kencang Terjadi di Jateng
1. Stasiun Meteorologi Ahmad Yani pasang delapan alat sensor
Peningkatan kecepatan angin tersebut, tambahnya terdeteksi dari delapan sensor LLWAS (Low Level Windshear Alerting System). Alat itu berfungsi deteksi potensi windshear atau perubahan arah dan kecepatan tiba-tiba yang berbahaya bagi aktivitas penerbangan.
Pihaknya selama ini memasang alat sensor di kawasan Tapak, Tugu, sekitar tepi pantai Semarang, Jrakah dan sekitarnya, untuk melengkapi tiga sensor yang terpasang di sepanjang landasan pacu (runway) Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani.
Dengan memakai alat sensor itu, pihaknya mampu mengetahui kondisi cuaca dan arah angin yang signifikan di runway bandara.
"Alatnya gunanya untuk mendeteksi perbedaan tekanan dan arah udara di landasan pesawat yang signifikan. Karena bisa saja tiba-tiba anginnya berbelok, sehingga membuat pesawat tergelincir. Kita sudah pasang delapan alat sensor. Dan biasanya kita rutin laporkan ke ATC," tuturnya.
Baca Juga: BMKG Rilis Peringatan Dini Potensi Hujan Plus Angin Kencang dan Kilat