TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Citarasa Es Krim Unik Era 40'an Generasi Ketiga Toko Oen, di Kota Lama

Saat ini menempati gedung GKBI lho

instragam.com/tokooen

Usianya tak lagi muda, tapi Jenny Kalalo masih cekatan saat menunjukan satu per satu sudut Gedung Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) yang masih direnovasi di Jalan MPU Tantular, Kota Lama, Semarang.

Saat ditemui IDN Times pada Kamis (9/1), Jenny bilang Gedung GKBI saat ini telah ditempati oleh Toko Oen untuk menopang bisnis es krim legendaris warisan leluhurnya yang telah berusia lebih dari 84 tahun.

"Gedung ini miliknya GKBI Invesment. Kita mulai nego dengan pemiliknya sejak 2013 dan diputuskan bahwa anggotanya yang berjumlah 39 koperasi mengizinkan gedung ini untuk dikembangkan. Boleh dicarikan investor atau apapun, yang penting bisa ditempati lagi. Jadi ibaratnya gedung ini yang nyari kita," ujar generasi ketiga alias cucu Oen Tjoen Hok, pendiri Toko Oen Semarang tersebut mengawali obrolan.

 

Baca Juga: Menjajal Sentuhan Es Krim Warisan Belanda di Toko Oen Malang

1. Cucu Oen Tjoen Jok akui butuh kenekatan untuk ubah wajah Gedung GKBI

Penampakan Gedung GKBI dari depan Jalan Mpu Tantular Kota Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Jenny mengaku tak gampang mengubah penampilan gedung GKBI yang awalnya dipenuhi semak belukar, menjadi sebuah bangunan yang kinclong. 

Ia harus merogoh kocek lebih dalam agar dapat memperbaiki beberapa kerusakan di dalam gedung. Jenny harus mengganti semua cat tembok yang mengelupas. Memotong akar-akar pohon yang menjuntai ke dalam gedung. Hingga menguruk rawa-rawa di belakang gedung agar dapat dijadikan lahan parkir.

"Benar-benar butuh kenekatan. Kurang lebih Rp600 juta sudah habis buat renovasi GKBI," katanya.

Baca Juga: 5 Pilihan Praktis dan Sehat yang Bisa Dibeli di Toko untuk Makan Siang

2. Toko Oen berekspansi ke Kota Lama agar dapat mendekatkan diri dengan Millennial

Photo by semaranghitshitz via Instagram

Jenny mengatakan sudah saatnya Toko Oen berekspansi ke Kota Lama untuk mengusung dua misi utama. Yang pertama, ingin mendukung pembangunan pariwisata di Kota Lama. Kemudian kedua untuk memperkenalkan ragam varian rasa es krim buatan Toko Oen yang telah ada sejak puluhan tahun silam.

"Toko Oen kan yang dikenal bukan makanan besarnya, tapi orang kenal itu karena ada es krim. Nah es krim kalau di Toko Oen sendiri cara masaknya kuno. Di Gedung GKBI ini, kita mau tunjukan kepada para Millennial kalau kita mampu jaga kualitas rasa es krim yang kita buat sejak 80 tahun lebih," terangnya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Toko Oleh-oleh di Semarang, Kunjungi Sebelum Pulang!

3. Punya 16 varian es krim

instagram.com/toko_oen_malang

Bersama anaknya yang jadi generasi keempat Toko Oen, Jenny optimistis Toko Oen mampu menggenjot bisnis es krimnya. Hal itu menurutnya selaras dengan bisnis eks krim yang sedang booming. Diakuinya beberapa produsen es krim kini berlomba-lomba menggenjot penjualan dengan menyasar segmen Millennial.

"Tapi kita sebagai yang tertua di Semarang tidak kalah soal citarasa. Kalau sekarang lagi booming sekali es krim di setiap tempat, kita tentunya tetap pertahankan cara lama sambil mengembangkan varian rasa yang baru. Kita saat ini punya 16 pilihan rasa es krim dan beberapa di antaranya jadi unggulan," ungkapnya.

Ia berkata citarasa yang khas dari es krim Toko Own akan tetap bertahan dengan diproduksi menggunakan dua buah mesin berpendingin minus 20 derajat. Mesin yang dipakai terbilang kuno dengan cara kerjanya yang sangat lama.

"Putaran mesin esnya pelan sekali, dengan begitu kan tekstur rasanya lebih terasa. Yang kita pakai itu mesin pendingin minus 20 derajat. Mesinnya juga sudah berumur 80 tahun, dulunya kita impor dari Italia karena di Indonesia belum ada yang bikin," cetusnya.

Ia berangan-angan dengan menempati Gedung GKBI, ke depan mampu memberikan guratan jejak sejarah baru di kawasan Kota Lama. Salah satunya memadukan sejarah panjang Toko Oen yang berdiri sejak 1936 dengan keunikan gedung tua di Kota Lama.

Baca Juga: 3.000 Koperasi di Jateng Kena Sanksi Dicabut Izinnya, Ini Alasannya

Berita Terkini Lainnya