TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konflik Rusia Ukraina Ganggu Pemulihan Ekonomi Jateng, Ekspor Turun

Sumber pemulihan lebih ditopang permintaan domestik

Ilustrasi terminal peti kemas di pelabuhan. (dok.Antara)

Semarang, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memprediksi pemulihan ekonomi masih dilanjutkan di Provinsi Jawa Tengah. Kendati demikian, perbaikan ekonomi tersebut tidak sekuat perkiraan BI sebelumnya karena dipengaruhi oleh konflik Rusia Ukraina

Baca Juga: Ekonomi Jateng Melambat di Triwulan I Tahun 2022, Hanya 50,17 Persen 

1. Pemulihan ekonomi didukung percepatan vaksinasi

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).

Kepala Perwakilan BI Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra mengatakan, pemulihan ekonomi tersebut didukung adanya percepatan vaksinasi, kasus COVID-19 yang makin terkendali, dan peningkatan mobilitas masyarakat.

‘’Dari faktor itu Investasi juga diperkirakan meningkat, ditopang oleh investasi pemerintah dan swasta. Keunggulan kawasan industri terpadu yang ada diharapkan mampu menarik investor untuk merelokasi industri dan menerapkan investasi teknologi terkini ke Jawa Tengah,’’ ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (13/5/2022). 

Meskipun berlanjut, kata Rahmat, perbaikan ekonomi diperkirakan tidak sekuat perkiraan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan adanya kenaikan harga energi dan pangan global sebagai dampak dari eskalasi tensi geopolitik Rusia-Ukraina. 

‘’Hal ini menyebabkan permintaan eksternal menjadi lebih rendah, sehingga sumber pemulihan ekonomi di 2022 diperkirakan akan lebih ditopang oleh permintaan domestik. Dengan demikian, upaya pemulihan ekonomi lebih lanjut memerlukan langkah nyata dan sinergi kebijakan dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi agar tetap kondusif,’’ jelasnya.

2. Ekonomi Jateng triwulan I 2022 lebih tinggi daripada nasional

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times)

Sementara itu, perekonomian Jateng pada triwulan I 2022 tumbuh 5,16 persen (year-and-year/yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01 persen (year-and-year/yoy). Namun, situasinya justru menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,42 persen. 

Walaupun melambat, Rahmat mengatakan pertumbuhan tersebut mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi Jateng masih terus berlanjut.

Ia menyebut, berdasarkan sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Jateng didorong oleh konsumsi rumah tangga (RT) dan ekspor luar negeri. Sementara dari sisi lapangan usaha (LU), sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi ditopang oleh industri pengolahan, pertanian, serta transportasi dan pergudangan.

Baca Juga: Inflasi di Jateng Tembus 1,07 Persen saat Ramadan, Banyak yang Makan Ayam

Berita Terkini Lainnya