TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ganjar Siap Hidupkan Kembali Jamkesda, Tapi..

Langkah antisipatif kenaikan iuran BPJS Kesehatan

Petugas melayani warga di Kantor Pelayanan BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, Matraman, Jakarta, Selasa (3/8/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Semarang, IDN Times - Kenaikan iuran untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan akan diberlakukan pada 1 Januari 2020. Kenaikan dilakukan untuk menutup defisit yang terus terjadi setiap tahun.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan bahwa kenaikan tersebut perlu dikomunikasikan dengan masyarakat. Sebab gelombang protes terhadap kenaikan tersebut masih terus berlangsung.

Baca Juga: DPR Tolak Rencana Pemerintah Naikkan Iuran BPJS Kesehatan

1. Dengan senang hati menghidupkan kembali Jamkesda

IDN Times/Dhana Kencana

Ganjar Pranowo mengaku mempunyai solusi guna menutup defisit tersebut. Salah satunya adalah dengan mengaktifkan lagi program Jaminan Kesehatan Daerah atau Jamkesda.

"Apabila daerah diminta, maka bisa menghidupkan kembali bantuan kesehatan atau Jamkesda yang pernah ada. Itu bisa meringankan," kata Ganjar di Wisma Perdamaian Semarang, Kamis (5/9).

2. Kenaikan iuran untuk kelas bawah agak berat

IDN Times/Dhana Kencana

Menurut Ganjar, apabila Jamkesda dihidupkan kembali masyarakat tidak akan terbebani dengan kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Menurutnya, kenaikan iuran BPJS untuk masyarakat tingkat bawah akan memberatkan.

"Yang (kelas) premium mungkin dinaikkan mampu. Yang premium boleh saja. Tapi kalau yang di (kelas) bawah agak berat," imbuh Ganjar.

Baca Juga: Tarif Iuran BPJS Mandiri Kelas I Naik Rp160 Ribu pada Tahun Depan

Berita Terkini Lainnya