Kantongi Sertifikat Halal, UMKM di Jateng Makin Nyaman Jualan

Semarang, IDN Times - Pelaku UMKM di Jawa Tengah semakin nyaman berjualan sejak mengantongi sertifikat halal. Mereka juga merasa konsumen semakin percaya bahwa produk yang dibelinya aman untuk dikonsumsi.
1. Urus sertifikasi halal agar konsumen semakin percaya
Seperti UMKM asal Kabupaten Kudus, Jenang Mubarok. Produk oleh-oleh yang berdiri tahun 1910 itu kini sudah tersertifikasi halal sejak tahun 2000-an. Upaya mengurus sertifikasi halal ini dilakukan secara sadar seiring terbentuknya ekosistem halal di masyarakat.
‘’Jadi, kami mengurus sertifikasi halal ini pada tahun 2000-an. Dulu prosesnya masih manual, ada pengajuan lalu ada petugas datang melakukan verifikasi lapangan untuk mengecek usaha jenang kami. Setelah itu ya kira-kira 4 bulanan sertifikasi halal untuk produk jenang Mubarok keluar,’’ ungkap Humas Jenang Mubarok, Tri Hartanto saat ditemui di Festival Jateng Syariah (FAJAR) 2023 di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (2/8/2023).
Menurut dia, sejak awal berdiri jenang Mubarok ini sudah halal karena memakai bahan-bahan yang halal. Selain itu, proses produksi juga dilakukan sesuai syariat agama Islam karena pembuat jenang adalah pribumi muslim dari Kudus.
‘’Namun, dengan adanya sertifikat halal dan logo halal yang menempel di produk kami, konsumen jadi semakin percaya. Seperti tiap kali ikut pameran, kami melakukan edukasi ke konsumen terkait hal tersebut,’’ jelasnya.
Baca Juga: Bank Indonesia Solo Pamerkan UMKM yang Ekspor ke Paris, Ini Produknya
2. Jenang Mubarok jamin produknya halal dari hulu ke hilir
Pemilik usaha jenang ini menjamin produknya halal dari hulu ke hilir, yakni mulai belanja bahan hingga menjadi produk jenang yang sudah dikemas.
‘’Kami ada berbagai produk di antaranya, jenang, dodol dan permen isi dodol. Bahan produk untuk jenang menggunakan minyak nabati dan hewani. Untuk minyak hewani, kami juga ambil dari penjual lemak sapi di Salatiga yang sudah bersertifikasi halal,’’katanya.
Upaya pelaku usaha untuk melakukan halalisasi pada produknya itu seiring rencana pemerintah yang mencanangkan Indonesia menjadi pusat industri halal global pada tahun 2024. Adapun, melalui acara FAJAR 2023, Bank Indonesia turut berkomitmen mengembangkan ekonomi syariah melalui perluasan industri halal.
3. Pangsa pasar ekonomi syariah sebesar 14 persen
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan, pemerintah mencanangkan Indonesia menjadi pusat industri halal global karena segala potensi itu ada di sini.
‘’Mau pangan, wisata, kerajinan, busana, semua ada potensi di Indonesia. Sehingga, visi itu sangat tepat dan menjadi tantangan kita untuk menjadi industri ekonomi halal di tahun 2024,’’ ujarnya.
Sementara, Bank Indonesia mencatat pengembangan ekonomi syariah khususnya di Jawa Tengah juga sangat potensial karena memiliki pangsa pasar sebesar 14 persen. Selain itu, pangsa aset perbankan syariah di Jateng pada 2023 meningkat dibanding tahun sebelumnya sekitar 10,65 persen. Kredit syariah di Jateng juga meningkat sebesar 13,60 persen (yoy) pada triwulan II 2023.
4. FAJAR 2023 perluasan ekosistem halal
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra menyampaikan, komitmen pengembangan ekonomi syariah melalui perluasan industri halal tersebut diwujudkan di Jateng melalui peluncuran beberapa program antara lain, pengembangan aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah), Modest Fesyen Muslim, penandatanganan letter of intent (LOI) business matching antara ORGANİC BOTANİC Gida Turizm Ins. San. ve Tic. Ltd. Sti dengan lima UMKM binaan berbasis syariah.
‘’Selain itu, kami bersama LPPOM MUI, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng juga menandatangani perjanjian kerja sama percepatan sertifikasi halal bagi rumah potong ayam dan hewan. Kami juga membantu tiga pondok pesantren dan kelompok sadar wisata di Jateng melalui program dedikasi untuk negeri,’’ jelasnya.
Rahmat menambahkan, melalui penyelenggaraan FAJAR 2023 diharapkan mampu mendorong percepatan peluasan ekosistem halal khususnya sektor pariwisata ramah muslim dan modest fesyen. Upaya ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jateng yang inklusif khususnya dan mendukung Indonesia sebagai pusat halal dunia pada umumnya.
Baca Juga: 5 Program Bank Indonesia Akselerasi Ekonomi Syariah di Jateng