TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 7 persen, Jateng Kembangkan Sekolah Vokasi

Bank Indonesia apresiasi langkah Pemprov Jateng 

Dok. Humas Pemprov Jateng

Semarang, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus mendorong pengembangan sekolah vokasi untuk menunjang penyediaan sumber daya manusia bagi dunia industri.

Hal tersebut dilakukan menyusul semakin banyaknya industri yang berinvestasi di Jawa Tengah yang diimbangi peningkatan kebutuhan tenaga kerja.

Baca Juga: Erick Thohir Jajaki Peluang Investasi di Persis Solo

1. Pengembangan SMK untuk pemenuhan kebutuhan industri

Dok. Humas Pemprov Jateng

Pengembangan sekolah vokasi merupakan program unggulan dari Pemprov Jateng. Pengembangan tersebut salah satunya dengan memperbanyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dibutuhkan dunia industri.

Sebab, lulusan dari sekolah vokasi yang ada saat ini, salah satunya SMK Negeri Jateng, telah banyak diserap tenaga kerjanya.

Pengembangan lain adalah sinkronisasi antara kurikulum yang ditetapkan dan dikelola sekolah-sekolah vokasi itu dengan kebutuhan dunia industri. Sebaliknya, dunia usaha juga diharapkan turut mendukung memberikan masukan mengenai kebutuhan tenaga kerja yang ada.

Dua bentuk pengembangan tersebut selaras dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

"Kurikulum (sekolah vokasi) harus link and match dengan kebutuhan industri. Ada Inpres-nya, terkait dengan pengembangan SMK. Perlu menyamakan unit kompetensi seperti apa dan kurikulumnya seperti apa. Yang dibutuhkan dari dunia usaha apa, kualifikasinya bagaimana. Dari dunia pendidikan juga harus terbuka. Dunia usaha membutuhkan kurikulum tertentu, maka harus dilakukan penyesuaian," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Ratna Kawuri di Semarang, belum lama ini.

2. Infrastruktur di Jawa Tengah manjakan investor

ANTARA FOTO/Aji Styawan

Kehadiran sekolah vokasi cukup signifikan guna mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen. Berdasarkan catatan Ratna, rata-rata 80 persen lulusan sekolah vokasi yang dikembangkan Pemprov Jateng telah diterima di dunia industri.

Tersedianya tenaga kerja yang siap terjun ke industri, bakal semakin merangsang pertumbuhan iklim investasi di Jawa Tengah. Kesiapan infrastruktur pendukung di Jawa tengah pun diyakini Ratna akan menambah minat para investor buat berinvestasi di Jawa Tengah. Sehingga target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan bisa tercapai.

"Infrastruktur yang dimiliki Jawa Tengah komplet. Bandara memadai dan nyaman. Pelabuhan laut, transportasi darat maupun kereta api, luar biasa. Sudah sangat layak. Tidak ada alasan lagi kendala di sisi infrastruktur. Itu juga sudah nyaman terkait dengan jalur distribusi untuk industri," ujar Ratna.

Hingga saat ini, lanjutnya, investasi di Jawa Tengah masih didominasi sektor infrastruktur dan energi.

3. Raihan hingga semester pertama 2019 sudah melebihi target

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Untuk diketahui, Jawa Tengah mendapatkan kehormatan dan tantangan besar sebagai pendorong kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional. Presiden Joko Widodo menetapkan pada 2023 paling tidak pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah mencapai tujuh persen. Target tersebut juga disematkan kepada Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Jawa Tengah yang didapat IDN Times, perkembangan investasi di Jawa Tengah pada semester I (Januari-Juni 2019) mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Capaiannya telah menembus Rp36,16 triliun atau 76 persen dari target tahunan sebesar Rp47,42 triliun.

Torehan total investasi sebesar Rp36,16 triliun tersebut diperkirakan mampu melebihi capaian di tahun 2018. Saat itu realisasinya Rp59,27 triliun.

4. Pertumbuhan di 2018 melebihi angka nasional

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Sementara untuk perbandingan nilai realisasi investasi pada semester I 2019, pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp13,517 triliun dan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai US$1.509 atau setara Rp22,644 triliun.

Dari angka tertulis, terjadi kenaikan capaian investasi senilai Rp8,5 triliun atau naik 30 persen dari tahun 2018 di semester I.

Di tahun 2018 semester I, jumlah PMDN Rp14,986 triliun sedangkan PMA berjumlah US$943,541 atau setara Rp12,643 triliun.

Secara umum, pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah pada 2018 mencapai 5,32 persen. Angka itu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,15 persen.

Baca Juga: Jumlah Investor Meningkat, BEI Serius Garap Potensi Millennial

Berita Terkini Lainnya