Sertifikasi Ukir Kayu Terganjal Keterbatasan Dana Bekraf
Ada 5.000-7.000 pengukir kayu di Jepara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jepara, IDN Times - Keterbatasan dana yang dikucurkan pemerintah di sektor ekonomi kreatif, saat ini membuat proses sertifikasi kriya ukir kayu yang berlangsung di sejumlah daerah menjadi kurang maksimal.
Di Kabupaten Jepara, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengakui hanya mampu mengajak 100 perajin untuk ikut uji kompetensi sertifikasi ukir kayu.
Fakta tersebut terungkap tatkala Sabartua Tampubolon, Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Bekraf mengumpulkan 100 perajin kayu Jepara di Hotel D'Season, kawasan Pantai Bandengan, pada Jumat (28/6).
Baca Juga: Tingkatkan Industri Kreatif, Jokowi Usul Bekraf Jadi Kementerian
1. Bekraf akui dana yang terbatas dialokasikan untuk pengembangan delapan sub sektor
Sabartua mengungkapkan dana pengembangan ekonomi kreatif yang didapat dari pemerintah pusat tahun ini terbilang minim. Padahal, pihaknya juga harus mengalokasikan dana untuk delapan sub sektor yang menjadi binaan Bekraf. Mulai sektor kriya logam, kriya batik, kriya mebel, kriya ukir kayu, kriya perak dan seni pertunjukan.
"Karena anggaran kita terbatas, di samping kita juga mengalokasikan anggaran untuk delapan suk sektor industri kreatif, maka proses sertifikasi ukir kayu di Jepara kali ini hanya bisa mengakomodir buat 100 perajin. Kita sedang mengupayakan agar pengetahuan para pengukir kayu dapat ditingkatkan," kata Sabartua.
Baca Juga: Kasus Suap Bupati Jepara Siap Disidangkan di Semarang