5 Tips Bisnis Roy Naruna Salatiga, Bikin Keramik Abu Gunung Merapi

Gak malu nebeng burjo untuk bisa online internet

Salatiga, IDN Times - Memulai berwirausaha bisa bermula dari lingkup terkecil, yakni rumah. Setelah itu, memerlukan konsistensi untuk menjaga dan mempertahankan usaha agar bisa terus eksis di tengah persaingan teknologi dan kompetitor yang ada.

Untuk kamu yang bingung memulai usaha atau sekarang sudah berwirausaha, perlu menyimak beberapa kiat bisnis dari mereka yang sudah sukses berikut ini.

1. Semangat memulai dari hal kecil

5 Tips Bisnis Roy Naruna Salatiga, Bikin Keramik Abu Gunung MerapiSeorang karyawan memproduksi cangkir Naruna Keramik di Salatiga. (IDN TImes/Dhana Kencana)

Itulah sekelumit pesan yang disiratkan oleh Roy Wibisono Anang Prabowo, pendiri dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Naruna. UMKM yang bergerak di bidang kriya keramik tableware (peralatan makan) itu ia rintis pada 15 Agustus 2019 dari sebuah garasi kecil di rumah.

Ingatan Roy masih tajam. Kala itu--enam bulan sebelum pandemik COVID-19 mewabah Indonesia--ia tak malu untuk nebeng jaringan internet nirkabel (wifi) dari sebuah warung bubur kacang yang bersebalahan dengan garasi rumahnya di Jalan Kauman 9B Salatiga.

Baginya, untuk memulai merintis usaha bisa dimulai dari hal kecil dari skala rumahan yang terkadang tidak terpikirkan.

"Awalnya kami rintis Naruna ini dari cuma tiga orang sampai sekarang alhamdulillah sudah 200 orang. Dulu ngantornya kami di warung burjo (red: bubur kacang hijau), buat nebeng wifi biar bisa tetap online berjualan dan memasarkan produk keramik Naruna," katanya kepada IDN Times di Salatiga.

2. Kesukaan menjadi ide mengawali usaha

5 Tips Bisnis Roy Naruna Salatiga, Bikin Keramik Abu Gunung MerapiSeorang karyawan mengecek piring keramik produk Naruna di Salatiga. (IDN Times/Dhana Kencana)

Passion di dunia keramik menjadi modal kedua Roy dalam berwirausaha. Kesukaan dan pengalaman bekerja di industri keramik sejak tahun 1980--1990 tidak ia sia-siakan begitu saja.

Jebolan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu menginginkan keramik dalam negeri unggul dan terkenal seperti produk kriya gerabah di Kasongan, Yogyakarta.

Menurut Roy, keramik dalam negeri perlu campur tangan secara kelimuan, teknologi, dan desain.

"Industri keramik ini tidak menarik. Karena kecintaan saya bergelut di keramik, suka keramik, jadi modal kuat mengembangkan Naruna ini. Passion ini menunjang untuk menciptakan produk yang benar-benar tidak hanya kita sukai karena kita mendalaminya, tapi juga bisa berdampak positif kepada market," ujar pria kelahiran Kendal, Jawa Tengah itu.

Baca Juga: 4 Kunci Sukses Naruna Keramik Salatiga, Ekspor saat COVID-19 Mengganas

3. Memperkuat ciri khas produk sehingga berkarakter

5 Tips Bisnis Roy Naruna Salatiga, Bikin Keramik Abu Gunung MerapiSeorang karyawan mengecek kendi keramik produk Naruna di Salatiga. (IDN Times/Dhana Kencana)

Masuk di bagian produk, Roy mengaku berani tampil beda dengan desain yang out of the box dari yang lainnya. Desain tersebut menjadi karakter dan ciri khas utama keramik produk Naruna.

Roy menegaskan, mereka yang membeli produk Naruna memiliki keekslusifan. Pasalnya, Naruna memproduksi satu keramik dengan keramik lainnya dengan warna dan desain yang berbeda.

Selain warna dan desain, bahan baku untuk produksi juga memengaruhi kekuatan produk. Ia saat ini mengisiiasi produk keramik dari abu gunung merapi.

"Warna menjadi salah satu desain ciri khas produk keramik Naruna. Dengan warna reaktif, gradasi, glowing, meleleh, itu menjadi trade mark Naruna. Apalagi kalau produk itu punya kedekatan, seperti abu gunung merapi, punya nilai historis, akan menarik pembeli," imbuh Roy.

4. Peka dan riset terhadap pasar

5 Tips Bisnis Roy Naruna Salatiga, Bikin Keramik Abu Gunung MerapiSeorang karyawan mengecek produk cangkir Naruna Keramik di Salatiga. (IDN TImes/Dhana Kencana)

Riset pasar menjadi kunci selanjutnya dalam memulai atau pengembangan usaha. Roy mengaku tidak sedikit UMKM yang masih kurang dalam meriset pasar, khususnya mengerti kebutuhan (demand) pasar.

Berkaca dari pengalamannya, saat pandemik COVID-19, Naruna justru sukses ekspor produk keramik ke India dan Amerika Serikat. Hal itu dicapai berkat peralihan bisnis dari Business to Business (B2B) ke Business to Customer (B2C) yang mana saat itu banyak resto dan kafe--yang menjadi pelanggan tetap--tutup dan menunda pesanan karena terdampak COVID-19.

"Riset pasar menentukan strategi marketing. Pandemik, resto dan kafe banyak yang cancel akhirnya menyasar individu (B2C). Sehingga, tetap bisa ngopi dengan cangkir Naruna meski di rumah dan WFH (work from home). Dengan demikian, harus mengetahui dan peka terhadap kondisi serta apa yang pasar perlukan sehingga produk tersebut menjadi dibutuhkan," rinci Roy.

5. Fokus pemanfaatan usaha dengan teknologi informasi

5 Tips Bisnis Roy Naruna Salatiga, Bikin Keramik Abu Gunung MerapiSeorang karyawan memposting produk cangkir Naruna Keramik di Salatiga ke media sosial. (IDN TImes/Dhana Kencana)

Pemasaran dan branding dengan pemanfaatan teknologi informasi menjadi faktor utama untuk tetap bisa bertahan hingga masa depan. Kondisi itu yang menjadi alasan kuat ia menggaet 25 orang anak-anak muda untuk mengurusi media sosial khusus branding dan pemasaran produk keramik Naruna.

Hampir semua media sosial dijajaki. Mulai dari Instagram, Facebook, Tiktok, Youtube, Linkedin, dan Whatsapp. Selain itu ikut menyasar sejumlah lokapasar (marketplace), seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli.

Roy menjelaskan, masa depan berbisnis ada di online. Ia mengaku lebih menginvestasikan untuk pemasaran dan branding melalui media sosial dibandingkan harus menyewa atau membeli ruko dengan berjualan konvensional.

"Karena benar-benar tidak perlu modal banyak (jualan di online). Dari satu postingan sekitar 100 ribu view, yang tanya soal keramik Naruna sudah 200 akun atau orang. Itu sudah cukup baik meningkatkan branding. Mungkin mereka akan simpan di bookmark, next pas gajian akan beli. Kan kalau tak kenal (kita) maka tak sayang (produk kita)," tutur pria kelahiran 18 Mei 1972 tersebut.

Dari eksistensi di jagat maya membuat Naruna banyak dilirik untuk mengikuti pameran. Baik skala nasional maupun internasional.

Salah satunya yang bergengsi adalah ajang Brilianpreneur 2022. Bahkan, lnajut Roy, Naruna berhasil menjadi pemenang juara satu Pengusaha Muda BRILiaN pada tahun 2020 berkat bekal kiat bisnis di atas.

Pameran, menurut Roy, ikut menambah jejaring pembeli dan memperluas pasar produk UMKM. Termasuk bermitra dengan perbankan untuk pembinaan UMKM secara berkelanjutan. Baik untuk dukungan finansial atau pelatihan melalui Rumah BUMN BRI.

Baca Juga: 10 Potret Dapur Naruna Keramik Salatiga, UMKM Kriya Karya Anak Bangsa

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya