6 Tips Siap Jadi Juara di Masa Tua Ala Pecatur Milenial Irene Sukandar

Milenial sumbang 30 persen dari nasabah Manulife Indonesia

Semarang, IDN Times - Masa purna seorang atlet kerap digambarkan dengan kehidupan yang penuh kesulitan dan jauh dari merdeka secara finansial. Gambaran tersebut bisa menjadi pemantik semangat atlet muda agar dari sekarang mempersiapkan diri belajar mengelola keuangan untuk mencapai tujuan finansial.

Seperti yang dilakukan pecatur muda Indonesia, Irene Kharisma Sukandar. Atlet berusia 29 tahun ini memiliki cara mengelola keuangan untuk merencanakan masa depannya. Tips-tips itu disampaikan pecatur Indonesia pertama yang gelar Grand Master Internasional Wanita ini pada acara Podcast Do It! Bincang-Bincang tentang Pengelolaan Keuangan dengan tema ‘Muda Juara, Tua Jawara’ di saluran YouTube Manulife Indonesia yang diunggah, Jumat (1/10/2021).

Generasi milenial ini bercerita bahwa kehidupan seorang atlet ini penuh dengan ketidakpastian. Contohnya pada masa pandemik, banyak risiko yang diterima oleh atlet catur, yakni banyak event olahraga dan ditunda dan dibatalkan. Sehingga, tidak ada kesempatan untuk mengikuti pertandingan baik di dalam dan luar negeri.

‘’Bermain catur ini kan harus bertemu dan bertatap muka dengan lawan main, tapi karena pandemik ini praktis satu tahun lebih saya tidak bisa ke luar negeri untuk mengikuti turnamen atau pelatihan. Semua dialihkan ke online, meski bisa dijalankan tapi tetap berbeda sekali jika dilakukan bertatap muka,’’ ungkapnya yang sudah menggeluti catur sejak usia 7 tahun itu.

Kondisi pandemik ini pun juga berdampak pada finansial Irene. Meski masih menerima gaji dari Pelatnas dan Pelatda serta mendapat penghasilan dari menang pertandingan secara daring, tapi hasil itu belum bisa memenuhi kebutuhan rutinnya. Lalu bagaimana Irene bertahan di tengah pandemik dan mengelola keuangan agar bisa mencapai tujuan finansial di masa depan? Berikut 6 tips dari atlet catur perempuan yang baru saja meraih medali perak dalam PON XX Papua 2021 dan Manulife Indonesia.

1. Butuh komitmen yang kuat untuk berinvestasi sejak dini

6 Tips Siap Jadi Juara di Masa Tua Ala Pecatur Milenial Irene SukandarPecatur muda Indonesia, Irene Kharisma Sukandar. (Instagram/@irene_sukandar)

Selain menerima gaji dari pemerintah sebagai atlet dan hadiah menang dari pertandingan catur yang dilakukan secara daring di masa pandemik ternyata Irene sudah melakukan investasi.

‘’Nah, mengambil hikmah dari kondisi seperti ini memang dibutuhkan sekali bagi seorang atlet untuk berinvestasi sejak dini. Investasi ini juga merupakan pelatihan dan pembinaan buat saya sendiri, bagaimana seorang atlet mengatur dan mengelola keuangan,’’ tuturnya.

Dalam investasi untuk merencanakan masa depan seseorang termasuk atlet sekalipun membutuhkan komitmen yang kuat. Irene pun sudah terdidik terkait hal tersebut, yakni sejak dini ia telah menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilannya untuk menyiapkan perlindungan keuangan di tengah berbagai ketidakpastian hidup.

‘’Main catur dari umur 7 tahun itu butuh komitmen, kerja keras, dan disiplin. Hal Inilah yang ditanamkan orang tua saya baik komitmen dalam keolahragaan maupun komitmen mengelola keuangan,’’ ujarnya yang sejak usia 11 sudah mewakili Indonesia dalam Sea Games 2003 itu.

2. Melakukan perencanaan keuangan ala permainan catur

6 Tips Siap Jadi Juara di Masa Tua Ala Pecatur Milenial Irene Sukandarilustrasi catur (pexels.com/pixabay)

Kemudian bagaimana untuk persiapan 10--15 tahun ke depan jika sudah tidak aktif di catur? Atlet perempuan yang sudah mewakili Indonesia di lima Olimpiade Catur Wanita dari tahun 2004 hingga 2014 itu menjelaskan, selain butuh komitmen sebagai pecatur ia juga tidak bisa lepas dari yang namanya perencanaan.

‘’Dalam permainan catur sendiri ada tiga fase yang harus dilalui, yaitu opening, middle game dan end game. Untuk menghadapi masa pensiun atau masuk ke fase end game juga butuh perencanaan sejak dini dan itu tidak hanya bicara soal finansial,’’ ujarnya.

Menurut Irene, pada fase middle game atau masa sebelum pensiun juga perlu berinvestasi. Selain dari gaji, bonus, dan hadiah, dari segi pendidikan juga sangat penting sekali untuk meningkatkan kompetensi dan memperluas networking. Hal-hal yang tidak bisa diuangkan itu perlu dipersiapkan baik oleh karyawan maupun non karyawan.

3. Punya mindset investasi untuk diri sendiri

6 Tips Siap Jadi Juara di Masa Tua Ala Pecatur Milenial Irene SukandarInstagram.com/irene_sukandar

‘’Mindset saya dari dulu investasi terbaik adalah ke diri sendiri. Investasi ini tidak akan hilang sampai kapanpun, bahkan sampai tua kita akan selalu membawa pengalaman kita selama perjalanan ini hingga end game. Adapun, cara memperkaya diri sendiri ini bisa dengan ilmu, koneksi, dan lain sebagainya. Selain itu, yang penting di masa sekarang apapun profesinya kita harus punya kreativitas tersendiri dan harus berani beda,’’ katanya.

Adapun terkait dengan kehidupan atlet di Indonesia, anak dari pasangan Singgih Heyzkel dan Cici Ratna Mulia ini mengakui bahwa negeri ini belum mempunyai sistem yang terintegrasi khusus kepada atlet yang sudah veteran. Ia sering mendengar dan melihat para atlet yang pernah berjaya di masa muda kini setelah pensiun hidupnya susah.

‘’Mereka berjualan, mereka sakit, hingga menjual medali untuk kebutuhan hidup mereka. Ini adalah salah satu hal yang saya pikirkan sejak dini bahwa Indonesia belum bisa menjamin kesejahteraan atlet dan mantan atletnya. Perhatian kepada mereka masih belum bisa proporsional. Pembelajaran itu saya jaga untuk diri sendiri agar tidak boros saat masih produktif,’’ katanya.

Baca Juga: Permintaan Asuransi Jiwa Saat Pandemik Meningkat, Manulife Luncurkan PPMD

4. Menjaga gaya hidup agar tidak boros saat masih aktif

6 Tips Siap Jadi Juara di Masa Tua Ala Pecatur Milenial Irene Sukandar(https://cepatkerja.my.id/)

Kondisi itu berkaitan dengan gaya hidup para atlet yang ketika masih aktif dan berprestasi mereka boros.

‘’Boros adalah satu hal yang saya hindari. Apa yang saya dapatkan dari pemerintah dan uang hadiah lainnya akan saya kembalikan ke catur, yakni investasi ke diri sendiri. Untuk pelatihan, pembinaan atau mengikuti turnamen. Sehingga sangat penting untuk me-maintance lifestyle agar di usia tua akan lebih mudah me-manage segalanya baik itu kesehatan fisik maupun finansial juga,’’ imbuhnya.

Upaya itu dilakukan Irene karena ia tidak pernah berpikir untuk beralih profesi. Sehingga, ia akan mengepakkan sayap pada pilihan-pilihan yang bisa dilakukannya selama hidup dan tidak jauh dari dunia catur.

‘’Usia tua memang tidak bisa dihindari dan ini yang saya siapkan untuk diri sendiri. Bisa berkarya menjadi seorang atlet atau menjadi pelatih, hidup ini tetap saya abdikan untuk berkarya dan kepada negara,’’ tegas Irene.

5. Sebagai anak muda harus berjiwa fleksibel dan kreatif

6 Tips Siap Jadi Juara di Masa Tua Ala Pecatur Milenial Irene SukandarInfografis/Rini Novita Sari

Sehingga sejak usia muda Irene selalu menerapkan mindset harus memiliki jiwa fleksibel dan kreatif. Sikap tersebut menurutnya sangat penting untuk menghadapi dunia yang dinamis dan cepat berubah ini. Hal itu pun berlaku bagi anak-anak muda yang bukan atlet.

‘’Perubahan dunia saat ini sangat cepat. Siapapun sangat mungkin untuk beralih profesi di setiap fase hidupnya. Tidak perlu menunggu masa pensiun, tapi perubahan bisa saja terjadi di usia 20 tahun atau 30 tahun. Maka, anak muda butuh sekali fleksibilitas kita harus bisa beradaptasi di segala keadaan yang kita hadapi,’’ katanya.

Dalam proses itu, lanjut dia, jangan lupa menjadi kreatif karena dalam dunia yang dinamis ini yang dicari adalah hal-hal unik dan berbeda. Misalnya, startup yang bisa sukses saat ini adalah yang unik dan fungsional. Sehingga, anak-anak muda harus bisa menjaga fleksibilitas dan kreativitas.

6. Sisihkan sedikit dana dari penghasilan agar masa pensiun bisa sejahtera

6 Tips Siap Jadi Juara di Masa Tua Ala Pecatur Milenial Irene SukandarDirector and Chief of EB and Sharia Manulife Indonesia, Karjadi Pranoto hadir dalam Podcast Do It!Bincang-Bincang tentang Pengelolaan Keuangan dengan tema ‘Muda Juara, Tua Jawara’ di saluran YouTube Manulife Indonesia yang diunggah, Jumat (1/10/2021). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Sementara itu, Director and Chief of EB and Sharia Manulife Indonesia, Karjadi Pranoto yang juga hadir dalam Podcast Do It! menyampaikan tips bagi milenial agar mulai merencanakan keuangan sejak dini agar masa depan bisa sejahtera.

‘’Agar anak muda usia milenial saat ini baik karyawan maupun non karyawan bisa sejahtera di masa pensiun harus mempersiapkan diri mulai sekarang. Mulai menyisihkan sedikit dari penghasilan kita untuk menyiapkan perlindungan keuangan di tengah berbagai ketidakpastian hidup,’’ tuturnya.

Tujuannya, lanjut dia, supaya nanti pada masa pensiun mempunyai dana yang cukup dan bisa melanjutkan kehidupan.

Pria yang akrab disapa Oty itu memberikan gambaran, pada masa tua agar hidup sejahtera seseorang harus bisa mempunyai dana 60--70 persen dari pendapatan terakhir mereka per bulan. ‘’Kalau sebelum pensiun pendapatannya Rp 10 juta, maka setiap bulan untuk bisa sejahtera atau bisa hidup seperti sebelum pensiun butuh dana sebesar Rp 6 juta -- Rp 7 juta per bulan,'' katanya.

Agar bisa memenuhi itu dari saat usia produktif harus sudah merencanakan masa tua dengan investasi. Adapun, kata Oty, untuk investasi instrumennya beragam bisa properti, emas, saham, asuransi. Agar siap memasuki masa pensiun, paling tidak dana tersebut bisa disiapkan lebih awal atau minimal 5 tahun sebelum masa pensiun. Selain itu, diri sendiri juga perlu membekali dengan kegiatan dan siap menghadapi perubahan.

Produk MISSION Manulife Indonesia memenuhi tujuan finansial kalangan milenial

6 Tips Siap Jadi Juara di Masa Tua Ala Pecatur Milenial Irene SukandarNasabah asuransi Manulife mendapatkan informasi terkait produk baru Proteksi Prima Masa Depan. (dok. Manulife)

Sementara, edukasi dan literasi finansial secara masif dilakukan Manulife Indonesia melalui berbagai kanal distribusi mulai media sosial hingga media massa untuk menjangkau semua lapisan masyarakat. Upaya itu berdampak pada pertumbuhan jumlah nasabah khususnya kalangan milenial.

Berdasarkan data dari Manulife Indonesia, untuk nasabah kategori milenial yang lahir pada tahun 1980--1995, jumlahnya naik secara signifikan dari tahun 2020 sampai dengan 2021. Yaitu, sebesar kurang lebih 30 persen menjadi lebih dari 157.000 orang.

Head of Product Management Manulife Indonesia, Richard Sondakh mengatakan, hal ini tidak lepas dari layanan Manulife yang menyediakan perlindungan dengan menyasar milenial melalui produk MISSION. Selain itu, pandemik justru memberikan peluang yang lebih besar lagi bagi masyarakat untuk semakin melek asuransi.

‘’MISSION juga menawarkan nilai premi yang terjangkau dengan beragam perlindungan yang cukup komprehensif sehingga menarik minat para milenial untuk berasuransi. Adapun, salah satu keunggulannya yaitu dilengkapi dengan investasi jangka panjang untuk memenuhi tujuan finansial,’’ jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, MISSION juga terdapat manfaat tambahan perlindungan jiwa dan solusi perlindungan kesehatan berupa perlindungan manfaat penyakit kritis (MiSCC) dan manfaat pembebasan premi dasar (MiSWP). Premi MISSION pun juga sangat terjangkau mulai dari Rp 4.000.000 atau 400 Dolar AS per tahun. Berbagai manfaat tersebut dapat melengkapi kenyamanan hidup di berbagai tahapan kehidupan.

Baca Juga: Sepanjang Pandemik COVID-19, Manulife Bayar Klaim Hingga Rp54,5 Miliar

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya