Bawang Merah Hingga Tiket Pesawat Sumbang Deflasi 0,09 Persen di Jateng

Purwokerto penyumbang deflasi tertinggi

Semarang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Juli 2020 Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,09 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,65. Kondisi ini dipicu oleh penurunan harga dari sejumlah komoditas.

1. Penurunan harga bawang merah dan daging ayam sumbang deflasi

Bawang Merah Hingga Tiket Pesawat Sumbang Deflasi 0,09 Persen di JatengIlustrasi bawang putih di pasar (IDN Times/Shemi)

BPS Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono mengatakan, penurunan harga sejumlah komoditas, seperti bawang merah, bawang putih, daging ayam, serta gula pasir menjadi salah satu penyebab deflasi.

‘’Disamping itu, penurunan harga tiket pesawat terbang di sektor transportasi juga memicu terjadinya deflasi,’’ ungkapnya melalui rilis online, Senin (3/7/2020). 

Sementara penahan utama deflasi di Jawa Tengah meliputi naiknya harga telur ayam ras, emas perhiasan, cabai merah, air kemasan, dan rokok kretek filter.

Baca Juga: BPS Sebut Indikasi Ekonomi Jateng Membaik, Inflasi Juni 0,20 Persen 

2. Permintaan konsumen lesu juga memicu deflasi

Bawang Merah Hingga Tiket Pesawat Sumbang Deflasi 0,09 Persen di JatengIlustrasi pasar tradisional. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Untuk diketahui, deflasi sebesar 0,09 persen yang terjadi di Jawa Tengah pada Juli 2020 tersebut lebih rendah jika dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,20 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender hingga Juli 2020 sebesar 0,73 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun dibandingkan Juli 2019 sebesar 2,08 persen. 

Sentot menjelaskan, pandemik COVID-19 juga menjadi penyebab deflasi. Sebab, selama wabah ini berlangsung permintaan konsumen lesu dan berimbas pada penurunan harga komoditas.

Sementara, penurunan harga komoditas menjadi penyebab deflasi di bulan Juli dan ditunjukkan oleh turunnya indeks harga beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang turun sebesar 0,66 persen.

3. Kelompok pengeluaran seperti perawatan pribadi mencatat kenaikan harga

Bawang Merah Hingga Tiket Pesawat Sumbang Deflasi 0,09 Persen di JatengIlustrasi sembako di super market Palembang (IDN Times/dokumen)

‘’Kemudian, kelompok makanan diikuti oleh kelompok transportasi sebesar 0,26 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen serta kelompok pendidikan sebesar 0,14 persen,’’ katanya. 

Kendati demikian, ada beberapa kelompok pengeluaran mencatat kenaikan harga-harga, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 1,08 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,33 persen.

"Lalu, untuk kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,30 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,26 persen kelompok pakaian dan alas kaki, serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga masing-masing meningkat sebesar 0,14 persen," jelas Sentot. 

4. Deflasi tertinggi terjadi di Purwokerto

Bawang Merah Hingga Tiket Pesawat Sumbang Deflasi 0,09 Persen di JatengIlustrasi pasar (IDN Times/Rochmanudin)

Deflasi terjadi di enam daerah yang menjadi lokasi survei biaya hidup di provinsi ini. Adapun, deflasi tertinggi terjadi di Purwokerto, yakni mencapai 0,20 persen.

"Kota Purwokerto mencatat deflasi terbesar yakni 0,20 persen dengan IHK sebesar 104,21 diikuti Kota Cilacap yang turun sebesar 0,17 persen dengan IHK sebesar 103,49. Kemudian, Kota Semarang sebesar 0,10 persen dengan IHK sebesar 105,03; Kota Kudus sebesar 0,09 persen dengan IHK sebesar 103,83; Kota Tegal sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 105,11; dan deflasi terkecil di Kota Surakarta sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 103,79," tandasnya. 

Baca Juga: Terjun Bebas, Pertumbuhan Ekonomi Jateng di Angka 2,6 Persen

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya