Ekspor Jateng Agustus 2024 Alami Surplus Capai 45,40 Juta Dolar AS

Ada 3 negara sumbang surplus terbesar

Intinya Sih...

  • Neraca perdagangan Jawa Tengah surplus 45,40 juta dolar AS di Agustus 2024, mayoritas dari sektor non migas.
  • Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda menjadi negara penyumbang surplus terbesar ekspor ke Jawa Tengah.
  • Tiongkok, Saudi Arabia, dan Singapura menjadi negara penyumbang defisit terbesar dalam neraca perdagangan dengan Jawa Tengah.

Semarang, IDN Times - Neraca perdagangan pada bulan Agustus 2024 di Jawa Tengah mengalami surplus sebesar 45,40 juta dolar AS. Kinerja positif itu mayoritas disumbang oleh sektor non migas.

1. Sektor non migas berkontribusi dalam surplus

Ekspor Jateng Agustus 2024 Alami Surplus Capai 45,40 Juta Dolar ASIlustrasi Ekspor. (IDN Times/Aditya Pratama)

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, surplus neraca perdagangan ini karena kinerja positif sektor non migas yang mengalami surplus sebesar 300,55 juta dolar AS. Sedangkan, sektor migas mengalami defisit sebesar 255,15 juta dolar AS.

"Surplus perdagangan ini terjadi sepanjang Agustus 2022 sampai Agustus 2024. Kondisi ini berbeda dengan impor kita di Jateng yang justru menurun dibandingkan dengan ekspor kita untuk bulan Agustus 2024," katanya dalam siaran pers secara daring, Selasa (17/9/2024).

BPS mencatat, tiga negara yang menyumbang surplus ekspor terbesar pada Agustus 2024 adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda.

Amerika Serikat mencatat neraca perdagangan sebesar 364,91 juta dolar AS dengan total ekspor mencapai 426,88 juta dolar AS dan impor di angka 61,97 persen.

Baca Juga: Ekraf Fesyen di Kota Semarang Punya Peluang Ciptakan Lapangan Kerja

2. Pakaian dan aksesoris penyumbang surplus terbesar

Ekspor Jateng Agustus 2024 Alami Surplus Capai 45,40 Juta Dolar ASpixabay.com

Kemudian, Pakaian dan aksesoris (bukan rajutan) menjadi penyumbang surplus terbesar dengan nilai 124,38 juta dolar AS, diikuti oleh pakaian dan aksesoris (rajutan) sebesar 106,44 juta dolar AS.

Setelah Amerika Serikat, Jepang juga memberikan kontribusi dengan neraca perdagangan mencapai 73,19 persen. Ekspor ke Jepang tercatat sebesar 83,32 juta dolar AS dengan impor sebesar 10,13 juta dolar AS.

Komoditas utama yang menyumbang surplus dari Jepang adalah pakaian dan aksesoris (bukan rajutan) sebesar 20,48 juta dolar AS.

Negara berikutnya yang berkontribusi pada ekspor di Jateng adalah Belanda yang mencatat neraca perdagangan sebesar 22,88 juta dolar AS, dengan total ekspor mencapai 25,79 juta dolar AS dan impor sebesar 2,91 juta dolar AS. Penyumbang surplus utama dari Belanda adalah alas kaki dan pakaian serta aksesoris (rajutan).

3. Tiongkok penyumbang defisit terbesar

Ekspor Jateng Agustus 2024 Alami Surplus Capai 45,40 Juta Dolar ASProvinsi Gansu, Tiongkok (commons.wikimedia.org/Joowwww)

Sementara itu, Tiongkok menjadi penyumbang defisit terbesar dengan neraca perdagangan mencapai minus 297,44 juta dolar AS. Kemudian, disusul Saudi Arabia mencapai minus 139,93 juta dolar AS, dan Singapura mencapai minus 69,30 juta dolar AS.

Endang menambahkan, neraca perdagangan barang non migas secara keseluruhan menunjukkan surplus yang konsisten sepanjang Agustus 2022 sampai dengan Agustus 2024.

‘’Komoditas penyumbang surplus tertinggi adalah pakaian dan aksesoris (bukan rajutan), pakaian dan aksesorisnya (rajutan), dan alas kaki," imbuhnya.

Sementara itu, untuk periode Januari hingga Agustus 2024, surplus ekspor secara kumulatif mencapai 1.862,96 juta dolar AS. Angka ini tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar 1.778,89 juta dolar AS.

Baca Juga: Jateng Alami Deflasi 0,07 Persen di Agustus 2024, Ini Penyebabnya 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya