Ekspor Jateng Turun 18,2 Persen Terdampak Perlambatan Ekonomi Global  

Investor asing wait and see tunggu hasil pemilu

Semarang, IDN Times - Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah masih tumbuh positif di angkat 5,04 persen pada kuartal I tahun 2023. Kendati demikian, ekspor di Jawa Tengah mengalami perlambatan karena terdampak perekonomian global.

1. Ekspor tekstil hingga pengolahan kayu turun

Ekspor Jateng Turun 18,2 Persen Terdampak Perlambatan Ekonomi Global  Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede memaparkan perkembangan ekonomi Jateng. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jateng masih tetap potensial. Hal ini karena permintaan konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi penopang utama.

‘’Dari sisi produksi maupun lapangan usaha, industri yang berdampak positif terhadap ekonomi Jateng adalah manufaktur, perdagangan, jasa akomodasi dan makanan minuman, transportasi, pergudangan, konstruksi, serta pertanian,’’ ungkapnya saat ditemui, Selasa (13/6/2023).

Akan tetapi, pada industri manufaktur terdapat beberapa sektor yang mengalami perlambatan terdampak ekonomi global. Dampaknya, ekspor Jateng di kuartal I tahun 2023 ini mengalami penurunan.

‘’Pada industri manufaktur itu perlu kita cermati bahwa beberapa sektor di Jateng seperti tekstil, garmen, alas kaki, dan industri pengolahan kayu terdampak karena perlambatan ekonomi global,’’ tuturnya.

Baca Juga: Wagub Jateng Ungkap Daftar Ikan Budidaya yang Jadi Unggulan Ekspor

2. Ekspor ke AS anjlok

Ekspor Jateng Turun 18,2 Persen Terdampak Perlambatan Ekonomi Global  ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Josua memaparkan, ekspor Jateng pada tahun 2022 mencapai 11,2 miliar dolar AS. Sedangkan, ekspor Jateng pada kuartal I tahun 2023 mencapai 2,5 miliar dolar AS, turun 18,2 persen dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar 3,1 dolar AS.

‘’Kalau melihat spesifik daerah tujuan ekspornya, kinerja ekspor ke AS yang menopang 41 persen dari ekspor di Jateng itu turun hampir 30 persen. Utamanya, beberapa komponen ekspor seperti pakaian, kaos kaki, furniture ini turun. Demikian juga, sektor tekstil, garmen dan furniture yang juga turun terpengaruh ekonomi global,’’ katanya.

Adapun, pada sisi lain ada beberapa industri atau konseptor yang memiliki daya tahan yang cukup baik dalam mendukung ekonomi Jateng tetap positif. Khususnya, industri-industri yang berkaitan dengan konsumsi domestik.

Sementara, realisasi kinerja investasi masih cukup baik seperti sektor gas, listrik, air, industri kulit, telekomunikasi dan pakaian. Investasi itu berada di sejumlah daerah di Jateng antara lain Jepara, Semarang, Batang, dan Kendal.

‘’Dari sisi domestik, real estate dan pergudangan menjadi penopang investasi Jateng. Kemudian, dari sisi jasa perdagangan, hotel dan restoran berada di Semarang dan Surakarta, Pertanian di Brebes dan Pati, konstruksi di Semarang dan Klaten, lalu IT dan ekonomi digital juga di Semarang,’’ jelas Josua.

3. Konsumsi masyarakat saat pemilu naik

Ekspor Jateng Turun 18,2 Persen Terdampak Perlambatan Ekonomi Global  Ilustrasi kampanye (IDN Times/Galih Persiana)

Sementara dalam menghadapi tahun politik Pemilu 2024, Josua memprediksi, konsumsi masyarakat akan mengalami peningkatan seiring ada kegiatan kampanye atau pengerahan massa.

‘’Namun untuk investasi asing, investor akan wait and see, menunggu hasil Pemilu 2024. Pada saat pengumuman hasil pemilu, jika sesuai harapan investor maka investasi akan pulih kembali di tahun depan. Sehingga, optimisme ekonomi Jateng tetap ada karena ekonomi global akan meningkat tahun depan dibandingkan tahun ini. Sektor industri yang berorientasi ekspor juga akan tumbuh ke depannya,’’ tandasnya.

Baca Juga: Jateng Kena Dampak Gejala Resesi Global, Ekspor Manufaktur Drop 20 Persen

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya