Genjot Investasi Masuk, Menteri Investasi: Izin Sudah Tidak Dipersulit

Pastikan ada kolaborasi dengan UMKM daerah

Batang, IDN Times - Iklim berinvestasi di Tanah Air terus tumbuh positif meskipun ditengah pandemik COVID-19. Kondisi tersebut menandakan kepercayaan dunia internasional makin baik kepada Indonesia.

1. Presiden RI Jokowi instruksikan jangan menahan izin investasi

Genjot Investasi Masuk, Menteri Investasi: Izin Sudah Tidak DipersulitJokowi tinjau food estate di Kalimantan Tengah (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Hal itu disampaikan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia saat menghadiri acara peletakan batu pertama pabrik baru Nestlé Bandaraya di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (20/5/2021). Dia mengatakan Pemerintah Republik Indonesia sudah mereformasi kebijakan investasi agar memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha.

“Izin-izin sudah tidak dipersulit lagi. Contohnya adalah investasi Nestlé ini. Sesuai dengan perintah Bapak Presiden agar jangan menahan izin. Menahan izin sama dengan menahan lapangan pekerjaan, menahan laju pertumbuhan ekonomi, dan menahan pendapatan daerah atau negara. Karena itu, bertepatan dengan hari kebangkitan nasional, mari kita jadikan juga sebagai momen kebangkitan investasi,” katanya yang juga Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu.

Pada kesempatan tersebut, Bahlil turut mendukung upaya PT Nestlé Indonesia yang secara konsisten melakukan kerja sama dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), khususnya para peternak sapi, sebagai wujud realisasi dalam Undang-Undang Cipta Kerja.

“Kami sangat senang mengetahui bahwa Nestlé Indonesia akan bekerja sama dengan Kabupaten Batang dalam mengembangkan peternakan sapi perah untuk mendapatkan susu segar bagi pabrik barunya. Upaya ini pada akhirnya akan bermanfaat bagi peternak sapi perah dan ekonomi pedesaan di Jawa Tengah,’’ tutur mantan Ketua Umum Hipmi itu.

Baca Juga: Diklaim Terbesar, Pabrik Kaca Korsel Investasi Rp5 T di Batang

2. Kementerian Investasi fokus ke pola kerja sama antara investor dan pelaku usaha daerah

Genjot Investasi Masuk, Menteri Investasi: Izin Sudah Tidak DipersulitMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menghadiri acara peletakan batu pertama pabrik baru Nestlé Bandaraya di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. (dok. Kementerian Investasi)

Pola kerja sama antara investor dengan pelaku usaha di daerah tempat berinvestasi inilah yang menjadi fokus Kementerian Investasi.

‘’Investasi Nestlé ini dapat menjadi contoh multiplier effects sebuah investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja di pusat maupun daerah,” imbuh Bahlil.

Untuk diketahui, perusahaan asal Swiss ini menambah investasi dengan nilai 220 juta dolar AS untuk pembangunan pabrik Bandaraya di Batang dan perluasan pabrik di Panjang (Lampung), Kejayan (Jawa Timur), dan Karawang (Jawa Barat).

Pada kesempatan itu, Menteri Investasi juga meresmikan rampungnya perluasan kapasitas yang dilakukan Nestlé Indonesia untuk ketiga pabriknya pada 2020 dengan nilai investasi sebesar 100 juta dolar AS. Dengan adanya perluasan ini, kapasitas pabrik meningkat 25 persen menjadi 775.000 ton per tahun.

Adapun, PT Nestlé Indonesia merupakan PMA asal Negara Swiss yang sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 1971 dan sudah mempekerjakan sekitar 3.600 karyawan. PT Nestlé Indonesia saat ini telah menggunakan lebih dari 750.000 liter per hari bahan susu segar dari 26.000 peternak sapi perah yang tergabung di 42 koperasi susu.

‘’Kami mengapresiasi komitmen PT Nestlé Indonesia yang terus menambah investasinya di Indonesia. Pabrik baru di Bandaraya ini akan memproduksi susu cair dan minuman siap konsumsi melalui bermitra dengan peternak sapi perah di wilayah Jawa Tengah. Pabrik Bandaraya akan beroperasi komersial pada tahun 2023,’’ tandasnya.

3. Pemerintah upayakan iklim investasi yang kondusif

Genjot Investasi Masuk, Menteri Investasi: Izin Sudah Tidak DipersulitMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menghadiri acara peletakan batu pertama pabrik baru Nestlé Bandaraya di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. (dok. Kementerian Investasi)

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir secara virtual menyampaikan komitmen pemerintah dalam mendukung semua investasi yang masuk ke Indonesia.

"Pemerintah berupaya keras untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan terbuka untuk semua pihak, Undang-undang Cipta Kerja serta peraturan turunannya memberikan jaminan kemudahan tersebut dengan memperhatikan kepentingan masyarakat, lingkungan dan para pekerja," katanya.

Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo yang hadir di lokasi mewakili gubernur menyampaikan, harapannya pada investasi Nestle ini dapat memberikan dampak yang luas di Jawa Tengah.

"Dengan adanya PT Nestlé Indonesia di Batang, saya berharap dapat menyerap banyak tenaga kerja di Jawa Tengah, sehingga mendukung upaya penurunan angka pengangguran. Selain itu, hendaknya dapat bekerja sama dengan para peternak sapi perah, petani kopi dan mitra bisnis lokal lainnya dalam memenuhi pasokan bahan baku dan bahan pendukung produksi. Sehingga, dapat berkontribusi dalam memajukan perekonomian masyarakat pedesaan di Jawa Tengah,” ujarnya.

4. Swiss masuk dalam lima besar negara yang berinvestasi di Indonesia

Genjot Investasi Masuk, Menteri Investasi: Izin Sudah Tidak DipersulitDok.Nestle

Wakil Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Philippe Strub menyampaikan, apresiasi terbesar atas kerja sama diplomasi antara Indonesia dan Swiss selama 70 tahun.

“Kami sangat bangga atas pencapaian realisasi investasi Swiss di Indonesia sebagai Top 5 investor. Kami berharap bisa terus bekerja sama dan membuka peluang bagi perusahaan Swiss lainnya untuk berinvestasi di Indonesia,’’ katanya.

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar menyampaikan, meskipun terjadi pandemik COVID-19 pihaknya tetap optimis melihat peluang pertumbuhan yang ada di Indonesia.

“Keputusan kami melakukan investasi pabrik baru dan perluasan kapasitas pabrik merupakan bukti komitmen jangka panjang untuk terus berinvestasi di Indonesia. Dengan fokus untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku lokal, dan menghasilkan produk makanan dan minuman berkualitas serta bergizi yang aman bagi konsumen. Disamping, berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia,” tandasnya.

Baca Juga: Kucurkan 220 Juta Dolar AS, Nestle Bangun Pabrik Baru di Batang 

https://www.youtube.com/embed/QkvT4LSg2o8

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya