Imbas PPKM Darurat, Permintaan Jasa Keuangan di Jawa Tengah Turun

"Yang penting jangan sampai melebihi batas, bisa krisis."

Semarang, IDN Times - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlangsung pada 3--20 Juli 2021 diprediksi memengaruhi sektor ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan DIY memperkirakan terjadinya penurunan permintaan jasa keuangan dari masyarakat kepada industri jasa keuangan (IJK). 

1. Aktivitas ekonomi bakal menurun saat PPKM Darurat

Imbas PPKM Darurat, Permintaan Jasa Keuangan di Jawa Tengah TurunIlustrasi aktivitas perbankan secara digital (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Pelaksanaan PPKM Darurat membatasi ruang gerak masyarakat. Kondisi tersebut mengakibatkan aktivitas ekonomi menurun.

‘’Maka, kalau mobilitas menurun tentunya aktivitas ekonomi juga bakal turun. Dan tentunya permintaan akan jasa keuangan juga turun, seperti simpan pinjam. Ini membuat kinerja perbankan mengalami penurunan,’’ ujar Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa saat dikonfirmasi IDN Times, Jumat (2/7/2021).

Meski demikian, menurut Aman, bantalan atau kekuatan sektor perbankan di Jateng masih terjaga dengan baik. Capital adequacy ratio atau kecukupan modal perbankan di Jateng masih tinggi.

‘’Ini patut disyukuri. Sehingga, masih bisa menahan krisis ekonomi dan penurunan aktivitas lending (pinjaman dana) yang diberikan pada bank. Namun, jangan sampai IJK menyentuh pertahanan minimal. Sebab, kalau sudah diatas batas itu, bank akan kolaps. Kalau sampai kolaps akan membuat krisis lebih dahsyat lagi,’’ jelasnya.

Baca Juga: 4 Program Kolaborasi Akselerasi OJK Untuk Pemulihan Ekonomi Jateng

2. Program vaksinasi mendorong pemulihan ekonomi

Imbas PPKM Darurat, Permintaan Jasa Keuangan di Jawa Tengah TurunIlustrasi aktivitas perbankan sebelum pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Seiring dengan pelaksanaan program vaksinasi yang bertahap dilakukan pemerintah dan otoritas terkait, bagi Aman patut disyukuri. Sebab hal itu berdampak pada kinerja ekonomi di Jawa Tengah dan DIY yang mengalami perbaikan bila dibandingkan akhir tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah meningkat dari posisi akhir tahun Desember 2020 sebesar minus 3,34 persen year on year (yoy) menjadi sebesar minus 0,87 persen (yoy) pada Maret 2021.

Sejalan dengan dimulainya masa pemulihan perekonomian, kinerja perbankan di Jawa Tengah masih terjaga dan menunjukkan tren positif. Bahkan capaiannya melebihi capaian perbankan nasional pada sisi aset, kredit, dan dana pihak ketiga (DPK).

3. Aset perbankan di Jateng tumbuh 10,86 persen

Imbas PPKM Darurat, Permintaan Jasa Keuangan di Jawa Tengah TurunIlustrasi aktivitas Bank BCA. Dok. Bank BCA

Berdasarkan data OJK, posisi bulan April 2021, aset perbankan di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 10,86 persen (yoy), penyaluran kredit tumbuh sebesar 3,74 persen (yoy) dan dana pihak ketiga sebesar 12,63 persen (yoy).

‘’Secara keseluruhan kinerja di Jawa Tengah lebih baik dibandingkan perbankan nasional yang tercatat sebesar 6,64 persen (yoy), serta penyaluran kredit nasional yang mencatatkan pertumbuhan minus 2,19 persen (yoy),’’ tutur Aman.

Kinerja perbankan yang baik tersebut, imbuhnya, tidak terlepas dari kolaborasi yang baik antara OJK, pemerintah daerah serta pelaku IJK di Jawa Tengah. Termasuk dalam upaya untuk meminimalisir dampak pandemik COVID-19 yang ditimbulkan terhadap sektor keuangan melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di antaranya penempatan uang negara, penjaminan kredit, subsidi bunga, dan kebijakan restrukturisasi kredit.

Baca Juga: Harga Daging Ayam Turun, Jateng Deflasi Minus 0,17 Persen di Juni 2021

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya