Jateng Alami Deflasi 0,07 Persen di Agustus 2024, Ini Penyebabnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi pada bulan Agustus 2024 sebesar 0,07 persen (mom). Kondisi deflasi ini merupakan kelima kalinya di Jateng sepanjang tahun 2024.
1. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau
Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, Jateng mengalami deflasi sebanyak lima kali berturut-turut di tahun 2024 mulai bulan Januari, Mei, Juni, Juli, dan Agustus.
‘’Pada bulan Agustus ini, penyumbang terbesar deflasi masih dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Selain itu, juga kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Sedangkan kelompok lain, masih mengalami inflasi,’’ ungkapnya, Senin (2/9/2024).
Baca Juga: Tekan Inflasi, Pemprov Jateng Punya PR Stabilkan Harga Beras
2. Penurunan harga bawang merah sumbang deflasi
Penyumbang deflasi dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada bulan Agustus ini disebabkan oleh penurunan harga bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, daun bawang, dan bawang putih.
‘’Penurunan harga bawang merah ini sudah nangkring menjadi penyebab deflasi sejak bulan Juni, Juli dan Agustus sekarang,’’ ujarnya.
3. Inflasi tertinggi di Kota Tegal
Selanjutnya, komoditas penyumbang inflasi terbesar pada bulan Agustus 2024 antara lain kenaikan harga bensin dan kenaikan biaya pendidikan di tingkat SD dan akademik. Selain itu, beras, kopi bubuk, dan emas perhiasan.
Untuk diketahui, pada Agustus 2024, inflasi year on year (yoy) Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,77 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,93. Inflasi tertinggi terjadi di
Kota Tegal sebesar 2,13 persen dengan IHK sebesar 106,47 dan terendah terjadi di
Kabupaten Wonosobo sebesar 1,28 persen dengan IHK sebesar 107,77.
Baca Juga: Harga Bawang Merah Turun, Jateng Alami Deflasi 0,13 Persen