Masih Butuh Usaha Biar UMKM di Jateng Bisa Melek Digital 

Tokopedia lakukan pendampingan lewat Kelas Maju Digital

Semarang, IDN Times - Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah mencatat belum banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang melek digital. Kondisi itu berdampak pada minimnya upaya pelaku usaha untuk memasarkan produk melalui marketplace.

1. Penjualan online masih didominasi pesan instan

Masih Butuh Usaha Biar UMKM di Jateng Bisa Melek Digital Ilustrasi transaksi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Berdasarkan data BPS Jateng tahun 2021, persentase usaha yang melakukan kegiatan e-commerce baru 30,10 persen dari 4,1 juta UMKM di Jateng. Akses penjualan secara online didominasi melalui pesan instan (97,03 persen), media sosial (51,16 persen), marketplace (21,18 persen), dan website (4,28 persen).

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, Ema Rachmawati mengatakan, hingga saat ini, upaya untuk mendorong pelaku UMKM melek digital masih perlu usaha, terutama pelaku usaha perempuan. 

‘’Berbagai upaya kami lakukan untuk mengajak mereka mengakses sistem digital. Salah satu yang sudah kami lakukan adalah melibatkan satu anak SMK untuk mendampingi satu pelaku UMKM,’’ ungkapnya di sela acara Kelas Perempuan Maju Digital di Quest Hotel Semarang, (28/2/2023). 

Baca Juga: Investor Diizinkan Buka Pabrik di Kawasan Hutan Wilayah Jateng, Asal Statusnya UMKM

2. Digitalisasi adalah proses transformasi

Masih Butuh Usaha Biar UMKM di Jateng Bisa Melek Digital Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni (kedua dari kanan) menerima komitmen kesepakatan yang diserahkan Commissioner President UPRINTIS Indonesia, Novita Hardini (kedua dari kiri) secara simbolis yang disaksikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa tengah sekaligus Sekretaris PKK Provinsi Jawa Tengah, Dra. Ema Rachmawati, M. Hum (kiri) dan Staff Ahli Wali Kota Semarang Bidang Pemerintah Hukum dan Politik, Nurjanah, S.H., M.H (kanan). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Selain itu, Dinkop dan UMKM juga mendorong agar pelaku UMKM mendaftarkan produknya di e-katalog Blangkon Jateng. Langkah ini agar mereka menjadi akrab dengan pemasaran di marketplace

‘’Namun, hingga sekarang juga baru 40 ribu UMKM yang bergabung di Blangkon Jateng,’’ tuturnya. 

Menurut Ema, saat ini digitalisasi bukan sekadar aplikasi tapi proses transformasi. Yakni, mengajak UMKM mengubah pola pikir ke arah digital, bisa berkolaborasi lintas fungsi, meratakan hierarki, dan membangun ekosistem untuk ide-ide baru. 

‘’Harapan kami, melalui Kelas Perempuan Maju Digital ini, dapat menambah potensi pelaku usaha perempuan Kota Semarang dalam berbisnis online dan membuat strategi bisnis yang tepat agar membuka peluang untuk naik kelas,” tandasnya.

3. Dorong UMKM manfaatkan marketplace

Masih Butuh Usaha Biar UMKM di Jateng Bisa Melek Digital Pelaku UMKM sedang mempelajari pembayaran secara digitalisasi di pameran UMKM Gayeng 2022 di Mal Paragon Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Maka itu, untuk mendorong UMKM mengakses sistem digital dan memanfaatkan marketplace, Tokopedia berkolaborasi dengan UMKM Perempuan Perintis (Uprintis) Indonesia, Tim Penggerak PKK Jateng dan Kota Semarang menyelenggarakan Kelas Perempuan Maju Digital bertajuk “Dukung Perempuan Tangguh Makin Berdaya di Era Digital”. Kegiatan tersebut dihadiri 150 UMKM lokal dari Semarang. 

Direktur Kebijakan Publik dan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni mengatakan, upaya pihaknya untuk terus melakukan pendampingan bagi para pelaku UMKM perempuan, yakni agar dapat bersaing di era digital. 

‘’Tokopedia juga memiliki misi untuk memberikan panggung seluas-luasnya kepada pelaku bisnis Indonesia, tak terkecuali UMKM perempuan di Kota Semarang dalam adaptasi digital agar dapat mendorong perekonomian nasional, serta mengakselerasi transformasi digital nasional,’’ katanya.

4. Digitalisasi dorong pemulihan ekonomi

Masih Butuh Usaha Biar UMKM di Jateng Bisa Melek Digital Ilustrasi transaksi di Tokopedia (Dok. Tokopedia)

Kolaborasi tersebut bertujuan untuk berbagi pengalaman mengenai peran, tantangan serta peluang yang dihadapi oleh UMKM perempuan dalam menghadapi proses digitalisasi serta demi mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Sementara, pemilik UMKM dari Semarang Heritage Brass, Mita Nurul Fajar Indah, yang menjadi salah satu pembicara membagikan pengalaman berjualan online sejak meneruskan usaha keluarga di bidang aksesori dekorasi rumah dari material kuningan daur ulang yang sudah berdiri puluhan tahun.

“Berkat pemanfaatan platform online, saya bisa meneruskan usaha keluarga saya yang sudah berdiri puluhan tahun. Tokopedia berkontribusi signifikan terhadap penjualan Heritage Brass. Omzet kami meningkat dua kali lipat dibanding sebelum bergabung di Tokopedia,” ucap Mita yang turut memberdayakan perajin lokal kuningan dari Juwana, Jawa Tengah.

Baca Juga: Pelaku UMKM Semarang Didorong Urus Sertifikasi Halal 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya