Mulai Bergairah, 68 Persen Industri di Jateng Tetap Produktif Saat Pandemik

Setelah peroleh restrukturisasi kredit

Semarang, IDN Times - Iklim usaha pada sektor industri di Provinsi Jawa Tengah kembali bergairah meski di tengah pandemik COVID-19. Bahkan, mayoritas industri masih terus beroperasi selama situasi tersebut.

1. Ada 68 persen industri masih produktif di tengah pandemik COVID-19

Mulai Bergairah, 68 Persen Industri di Jateng Tetap Produktif Saat PandemikKaryawan pabrik rokok di Tulungagung menjalankan aktivitasnya, Bramanta Pamungkas

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Peni Rahayu mengungkapkan, industri di Jawa Tengah masih produktif selama pandemik. Jumlahnya pun mencapai 68 persen dari total industri yang ada di Jateng. 

‘’Industri yang masih produktif antara lain industri elektronik, industri makanan dan minuman, serta industri mebel,’’ ungkapnya melansir dari rekaman webinar Strategi Memperkuat Daya Tahan Industri Manufaktur Jawa Tengah melalui Pasar Ekspor Eropa dan Asia Timur di Era New Normal yang diselenggarakan Kadin Jawa Tengah, Jumat (3/7).

Baca Juga: Loka POM Banyumas Gerebek Pabrik Jamu Ilegal di Cilacap

2. Dukungan pemerintah berupa izin operasional dan restrukturisasi kredit diberikan ke industri

Mulai Bergairah, 68 Persen Industri di Jateng Tetap Produktif Saat Pandemikkawasan pabrik PT Global Way Indonesia di Kabupaten Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa

Sejumlah kebijakan pun mendukung aktivitas produksi di sejumlah industri di Jateng antara lain, melalui izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI). Kemudian, juga program restrukturisasi bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Peni menjelaskan, melalui IOMKI pelaku industri bisa produktif dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kemudian, bagi industri yang usahanya terkena dampak COVID-19 dapat memanfaatkan program restrukturisasi kredit.

‘’Data per 29 Juni 2020 di Jawa Tengah ada 1.128 industri yang sudah bisa memanfaatkan IOMKI. Adapun, jumlah terbanyak di Kota Semarang 254 industri, Kabupaten Semarang 84 industri dan Kabupaten Karanganyar 83 industri. Sedangkan, per 24 Juni 2020 lembaga jasa keuangan sudah melakukan restrukturisasi kredit senilai Rp 67 miliar dan 12 persen yang memanfaatkan adalah industri pengolahan,’’ jelasnya. 

3. Tekan disrupsi industri dengan menjaga ketersediaan bahan baku

Mulai Bergairah, 68 Persen Industri di Jateng Tetap Produktif Saat PandemikPelaku bisnis konveksi terimbas pandemi corona, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Sementara itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan disrupsi terhadap proses produksi, distribusi, dan rantai pasok pada sektor industri manufaktur di dalam negeri akibat dampak virus corona. Langkah strategis yang dilakukan antara lain, menjaga ketersediaan bahan baku agar industri manufaktur dapat terus beroperasi secara berkelanjutan.

Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin, Warsito mengatakan, Kementerian Perindustrian sebagai regulator memberikan kebijakan untuk mendongkrak industri di pandemik COVID-19 ini. Beberapa yang menjadi perhatian utama pemerintah saat ini dalam merumuskan kebijakan pemulihan sektor industri manufaktur, antara lain melalui restrukturisasi kredit, modal kerja, dan biaya energi.

‘’Selama ini kami sudah banyak mengucurkan intensif-intensif kepada industri tidak hanya manufaktur besar, tapi juga industri menengah kecil. Harapannya, bukan hanya bisa bertahan di tengah pandemik COVId-19, tapi juga bisa reborn di masa new normal. Ini tantangan sekaligus peluang," tandasnya. 

Baca Juga: Purbalingga Ubah Lingkungan Industri Logam Jadi Ruang Isolasi

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya