[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi Altruis

Pentingnya akselarasi ekonomi digital secara masif

Semarang, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 sangat berdampak terhadap ekonomi masyarakat. Di Jawa Tengah, dampak wabah virus corona jenis baru ini mengkibatkan banyak masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya akibat PHK maupun pembatasan mobilisasi yang dilakukan pemerintah.

IDN Times regional Jateng berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Prof. Dr Suharnomo, S.E., M.Si Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Seperti apa perbincangannya, berikut pandangan Prof Suharnomo terkait perekonomian Indonesia dan Jateng selama pandemik COVID-19.

Baca Juga: Indonesia Masuk Resesi, Ekonomi Jateng Terjun Bebas Minus 3,93 Persen

1.Apa tanggapan terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah selama pandemik? Bagaimana dengan kebijakan di tingkat daerah?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisPengunjungi berjalan di samping layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Di bulan Maret kita setuju nyawa nomor satu sementara ekonomi tidak menjadi prioritas. Namun hingga saat ini tanda-tanda pandemik mengalami kurva menurun kok tidak ada, tidak melandai malah cenderung naik. Saya berpendapat bahwa gak mungkin lagi sekarang saling menegasikan, nyawa first ekonomi nomor dua atau sebaliknya gak bisa juga. Dua-dua rupanya harus jalan, nyawa penting tapi kegiatan ekonomi di situasi sekarang ini sangat penting.

Yang tercover oleh pemerintah seperti BLT dan sebagainya itu sangat kecil, sebagian kecil dari masyarakat kita. Di atas level itu saya rasa banyak sekali yang tidak mendapatkan perhatian, karena ketidakcukupan dana dan lain-lain. Oleh karena itu harusnya dari awal policy itu satu dari presiden ke seluruh wilayah ke gubernur maupun pihak terkait.

Kadangkala kalau kita membaca mass media atau di social media waktu Maret-April banyak pejabat yang memiliki pandangan yang berbeda-beda, memiliki opini yang berbeda. Minggu ini kita juga menghadapi hal yang sama. Satu sisi ada gubernur yang mengatakan kita cabut kembali masa transisi ini dan kita kembali ke normal ketat atau PSBB, tapi salah satu menteri mengatakan tidak bisa.

Ini berat secara ekonomi, jadi desain-desain pemulihan ekonomi yang tidak satu komando itu bagi kita di kampus bermasalah, yang mau diikuti siapa? semuanya kalau dalam kondisi darurat seperti sekarang ini harusnya satu komando, tidak perlulah semua orang mencari panggung untuk diri sendiri.

Kita tidak menuduh orang perorang tapi komando itu satu, di daerah juga demikian di pusat komando itu satu, kalau tidak nanti satu daerah hijau kemudian jadi kuning dan tiba-tiba jadi merah lagi dan seterusnya, terus ya gimana? tidak ada kesatuan kita akan lockdown, let say lah PSBB misalnya, tapi misalnya harus ada timeline yang jelas sampai kapan kita seperti ini dan nextnya akan seperti apa.

Kalau tidak ada policy satu komando jadinya penanganan COVID-19 ini mendasarkan pada kreativitas dan inovasi dari masing-masing entitas RT, RW sebagian melockdown jalannya sendiri ada RW yang lain marah dan melakukan hal yang sama, semua orang ada unsur-unsur curiga. Ini tidak hanya soal nyawa tapi juga sosial dan ekonomi yang merembet ke ada gesekan-gesekan di masyarakat nantinya bakal merembet ke keamanan.

Orang atau komunitas yang insecure dan tidak nyaman dia akan melakukan tindakan-tindakan yang melindungi diri sendiri, bukan karena tidak suka dengan orang lain tapi bagian dari self protection diri sendiri.

Secara umum kebijakan pemerintah kita berharap itu tetap one command untuk one country bahwa di satu daerah ada variasinya tetapi harus jelas bahwa satu komando. Cukup satu orang menjadi humas untuk negara ini dan dia diberi kewenangan menyampaikan informasi, kalau tidak bakal menjadi liar.

Semua orang punya pendapat, setiap orang merasa pakar seperti disampaikan oleh Tom Nichols dalam bukunya the death of of expertise matinya kepakaran semua orang yang tidak pakar tidak usah sekolah sampai S3 sampai doktor berpendapat, ada artis berpendapat, yang tidak ada kompetensi teknisnya berpendapat dan celakanya banyak followernya sehingga policy-policy ini tidak berjalan baik. Karena semua orang berpendapat semua orang punya kanal untuk menunjukkan eksistensinya dan bagi masyarakat yang tidak dapat mencerna mana informasi yang benar mana yang agak meragukan menjadi semua ditelan karena kita hidup di rimba informasi luar biasa.

Kritik utamanya satu komandonya tidak kelihatan, harusnya masing-masing pihak menahan diri karena kita hidup di era darurat kalau di era darurat itu orang butuh keyakinan akan kepastian, nah disaat itu orang akan mencari-cari sendiri dan informasi dari manapun yang datang akan ditelan oleh karena itu kualitas dan kuantitas informasi dan one command itu yang kita harapkan.

Jateng secara umum tidak ada PSBB tapi ini kan coveragenya seluruh Indonesia Jateng termasuk di dalamnya, kalau kita melihat kuartal 2 kita sudah minus 5,94 persen dari kuartal 1 dimana kita masih tumbuh 2,6 persen saya rasa kita ada masalah. COVID-19 masih tinggi tingkat pengangguran mulai tinggi kemudian tingkat pertumbuhan ekonomi di Jateng juga minus 5,94 di kuartal kedua.

Betul tidak ada PSBB atau lockdown tetapi pembatasan fisik ini ternyata berdampak sangat serius pada ekonomi Jawa Tengah, jadi secara umum ya perlu langkah-langkah banyak untuk secara bersama-sama mengatasi ini. Berdasarkan survey BPS Jateng termasuk terbanyak di peringkat ketiga jumlah PHK, setelah Jawa Timur, Jawa Barat kemudian Jawa Tengah. Berarti dalam waktu yang tidak lama akan banyak pengangguran-pengangguran baru di Jawa Tengah karena COVID-19 ini.

2. Apakah kebijakan ekonomi yang diluncurkan selama pandemik, bisa menanggulangi krisis yang terjadi?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Saya kebetulan Ketua ISEI semarang, koordinator Jawa Tengah, ISEI melakukan survey persepsi ekonom terhadap perekonomian Jawa Tengah, hasil survei terhadap pemulihan perekonomian di Jawa Tengah saya rasa hasilnya 50 persen tidak yakin. Masih 50-50 antara yakin dan tidak yakin pemulihan ekonomi ini.

Jika levelnya 1-5 keyakinannya kita berada di tiga, saya rasa pendapat umum masyarakat juga kesulitan berpendapat antara optimis dan pesimis. Tidak sangat yakin kita akan pulih di kuartal ketiga, ekonom juga disurvei, orang main aman semua ini.

Menurut saya ya wajar selama belum ada vaksin orang sulit berpendapat, terlalu optimis faktanya ya masih naik-naik juga pasien COVID-19, pesimis ya gak juga karena orang Indonesia termasuk orang yang banyak kreatifitas untuk bertahan.

3. Apakah paket stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah cukup? Apa yang belum disentuh oleh pemerintah? Bagaimana situasi di daerah?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi Altruis(Ilustrasi stimulus ekonomi) IDN Times/Mia Amalia

Problem ekonomi tidak tumbuh karena kita memakai sistem ekonomi konvensional yakni mensyaratkan kita ketemu muka ada mobilitas fisik. Dari survey di BPS mengatakan bahwa cuma 13 persen dari pelaku bisnis yang bisa menjalankan dan memainkan online, jadi lebih banyak yang belum tersentuh itu.

Begitu pandemik ya ekonomi mati, dulu ada revolusi industri 4.0 sebenarnya kita sudah mengarah ke sana tetapi pandemik keburu datang. Belum siap betul sebagian belum bisa bergerak banyak.

Baru 13 persen yang memanfaatkan layanan online dan ini yang mulai tumbuh yang seperti itu yang bisa masuk ke online dan bidang-bidang yang bisa tumbuh seperti kesehatan, makanan, pertanian dan peternakan juga masih bagus asal bisa dikombain dengan online.Yang mati dalam banget properti, transportasi, wisata.

Sepanjang kegiatan ekonomi konvensional ini mendapat hambatan dalam arti tidak bisa bergerak barang atau manusianya saya rasa kebijakan apapun akan susah. Kenapa? let say dikasih BLT coveragenya tidak banyak, hanya menyentuh sebagian kecil masyarakat. Tetapi orang yang punya usaha untuk tumbuh itu menghadapi masalah, belum bisa running their bussines lha itu yang problem padahal selama ini sektor informal kita, UMKM kita itu jangkuannya luar biasa bisa menyerap tenaga kerja luar biasa dan ini sekarang ini kan situasinya mati, buka bisa jadi klaster baru, kalau gak buka perut tidak bisa menunggu.

Jadi beberapa kebijakan sudah dilakukan pemerintah arah-arah dari kementerian dan dinas saya rasa ada pelatihan-pelatihan online dan sebagainya, ya semoga lebih masif dan yang diajari juga bukan penduduk tua, kalau gak yang sepuh ya perlu belajar lebih keras lagi. Masih banyak saya rasa proses transformasi ekonomi konvensional menjadi ekonomi digital kalau ini bisa cepat dilakukan bisa cukup menolong, kalau betul bahwa physical distancing akan terus menjadi policy sampai akhir tahun.

Karena orang tetap akan butuh makan, butuh sesuatu, jadi menurut saya kalau boleh ekonomi dan kesehatan jangan dikotomikan karena apa Maret April Mei kita setuju semua kesehatan nomor 1 tapi mulai sekarang orang mikir la kalau kesehatan terus kita gak ada usaha yang mau kasih makan siapa? meskipun nyawa tidak ada yang bisa mengembalikan tapi kalau kita lapar terus gimana, gak bisa dinegasikan satu jalan yang satu gak jalan. Problemnya bisa gak sih kesehatan jalan ekonomi jalan dengan protokol yang ketat kalau ini bisa saya rasa ini bisa jadi solusi.

Orang Indonesia itu level power distance tinggi, jarak kekuasaan tinggi pimpinan menjadi role model, teladan untuk banyak hal banyak kegiatan. Kalau pimpinan mengatakan A dan konsisten yang lain akan ikut, yang namanya imbauan gak jalan di kita kalau tak ada law enforcement dan ada contohnya dan itu keras dan menyeluruh untuk seluruh entitas.

4. Apa evaluasi atas paket dan program untuk UMKM?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi ekonomi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Banyak paket stimulus yang dijanjikan oleh pemerintah lewat perbankan juga, tapi problemnya menurut saya kalau selama usaha itu gak jalan ya agak susah ini. Dua pihak satu sisi usaha harus jalan yang kedua harus ada yang beli. Kalau semua orang hanya berpikir saving dia hanya fokus pada vitamin, kesehatan makanan ya kita akan mati bersama, karena faktor-faktor atau bidang -bidang di luar itu gak akan kebeli oleh masyarakat luas, kalau gak kebeli potensi PHK juga akan besar. Kalau PHK ya pasti pengangguran baru gak ada penghasilan, kalau gak ada penghasilan ya tak ada daya beli.

Kalau menurut saya sih kalau kita memiliki duit yang cukup ya ini saatnya kita jadi altruis, beli, saatnya beli, beli, beli kalau di grup WA itu ada yang jualan ya jangan didiemin apalagi dinyinyirin gak usah jualanlah. Lah ini saatnya kita menunjukkan empati karena orang butuh survive, orang sorry ya mau ngemis orang punya harga diri, tapi kalau dia bisa create something bisa menjual dan kita bisa membelinya dengan marjin tertentu sekadar untuk hidup itu bagus sekali.

Kalau setiap orang berpikir hal yang sama kalau kita memiliki ekonomi yang lebih, gak harus sangat lebih ya, tetapi kita coba untuk sedikit lebih boros membeli-membeli saya rasa ini akan sangat menolong pemerintah. Pemerintah tidak akan mampu ini kalau tidak didukung rakyat banyak, ini saatnya menolong tetangga, ini saatnya menolong teman yang punya usaha, yang kena PHK, yang punya usaha baru, karena kalau kita hari gini berpikir saving dan setiap orang berpikir hal yang sama kita mati together lah kita mati bersama, akan timbul masalah sosial lama-lama juga masalah keamanan karena apa kena PHK usaha tidak ada yang beli, Ya ini bukan alibi untuk melakukan kejahatan ya tapi saya rasa ini logika aja.

Kalau kita punya grup, punya komunitas punya tetangga ada yang kesulitan orang lain bantu saya rasa sambil berdoa semoga pandemik ini cepat selesai, semoga akhir tahun sudah selesai. Tapi ada proses selama 2-3 bulan ke depan orang butuh sesuatu untuk survive, ya ini saatnya sih menolong yang lain.

5.Bagaimana peran dari perbankan dan lembaga keuangan dalam menopang daya tahan ekonomi selama pandemik?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi Altruis(ANTARA FOTO)

Ya saya rasa perbankan itu kalau mau bantu bisa juga dengan memetakan usaha-usaha yang betul terdampak atau tidak. Yang kedua kalau bisa memberikan penangguhan dalam jangka waktu tertentu sehingga mereka boleh mengembalikan beberapa debitur saya rasa itu menarik.
Berikutnya kalau artinya misalnya bunga tidak ditarik dalam waktu tiga bulan atau enam bulan masa pandemi ini itu keren sekali, itu bisa gak?

Tapi perbankan sebenarnya juga memiliki banyak peran. Kalau saya lihat secara umum ini data perbankan dari Jawa Tengah DPK atau dana pihak ketiga malah menunjukkan peningkatan 9,98 persen di kuartal 1 menjadi Rp317,469 miliar, pada kuartal 1 2020 malah ada peningkatan, tapi itu di kuartal 1.

Kuartal 2 minus, penurunan minus 2,11 di kuartal 2, jadi perbankan apa perannya? banyak yakni negoisasi entah itu restrukturisasi kredit dan lain sebagainya bagi teman-teman yang terdampak. Berikutnya kalau dia bisa memberikan layanan pinjaman yang lebih menarik di masa pandemik ini pasti itu akan sangat bagus sangat membantu. Hanya saja sekali lagi ini tidak berharga, tidak berguna kalau memang ekonominynya usahanya tidak jalan meskipun ada stimulus.

Bank itu bagus sih misalnya bisa restrukturisasi kredit itu bagus sekali atau menurunkan tingkat suku bunga itu luar biasa. Tetapi ini perbankan tidak bisa sendirian ya karena apa ya tetap main playernya usaha atau pengusaya. Kalau usahanya tutup meskipun kita beri pinjaman dengan harga yang menarik, yang lunak itu ya agak kesulitan.

Saya lebih melihat kalau ekonomi masih konvensional berarti pemerintah harus makin kenceng lagi untuk banyak memberikan mentransformasi menjadi ekonomi digital. Tidak hanya usaha besar ya tapi usaha menengah dan kecil juga mampu gak untuk cepat sekali. Mungkin kampus juga perlu digandeng sih karena bisa memanfaatkan banyak tenaga dari dosen dan mahasiswa untuk pendampingan dan lain sebagainya.

Intinya usaha itu bisa jalan gak dengan protokol yang ketat artinya saya selalu gak percaya dengan imbauan sih saya juga belajar tentang antropologi dan sosiologi ya. Orang indonesia itu kita semua cenderung kalau ada aturan hukumnya jelas law enforcementnya jelas ada hukumannya orang cepat akan no, ini gak boleh.

Tetapi kalau agak abu-abu, di ranah itu orang akan cenderung ya kalau bisa diterjang terjang aja, apalagi kalau ada pembiaran akan jadi contoh yang lainnya, oh itu gak apa-apa kok.Saya rasa dampak ini menyeluruh ya perbankan bisa jadi pahlawan dalam arti ya kalau memang jelas-jelas terdampak dan ada faktanya restrukturisasi kredit menjadi penting yang kedua penangguhan bunga pinjaman itu menarik sekali kalau memang faktanya demikian ya, biasanya tumbuh sekian sekarang ini jatuhnya sekian, ada penangguhan 6 bulan misalnya bunga tidak dibayar itu cakep sekali.

Tapi sekali lagi perbankan juga jangan sampai mendapat kerugian, dia sudah melakukan hal-hal yang altruis ya saya rasa pemerintah juga harus nolongin bank juga biar semua jalan bank oke masyarakat juga.

Di kampus juga biasa penangguhan, penurunan UKT saya rasa itu bisa dilakukan juga dan jumlahnya tidak sedikit.

 

6. Bagaimana peran BUMN dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisLogo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Saya rasa BUMN ini menjadi tumpuan pemerintah selalu untuk banyak kegiatan-kegiatan yang bahkan secara analisis bisnis gak masuk di banyak tempat. Misalnya di Indonesia Timur kebijakan satu harga BBM dan lain sebagainya kalau dari sisi bisnis agak berat tapi kalau dalam versi persatuan Indonesia itu menjadi mungkin. Misalnya harga BBM di Semarang dan Jakarta sama dengan di Papua itu kan ada subsidi ya di sana.

Kita bicara masalah bisnis tentu tidak mengejar itu saja, tapi itu menjadi tumpuan pemerintah untuk banyak menjadi benteng pertahanan ekonomi dan banyak hal di negara ini. Tidak an sich tentang bisnis, tidak an sich tentang profit tetapi juga maslahat bagi banyak pihak.

BUMN Bisa dikendalikan dalam arti pemerintah bahwa memang keberadaannya selain untuk tentu saja mencari untung tidak bisa meninggalkan peran sosial dan peran-peran yang dibebankan oleh pemerintah. Saya rasa sudah sangat baik ya perannya tetapi kadangkala begini misalnya di gula kan ada PTPN ya saya rasa kalau selama ini raw sugar kenapa sih dikasihkan ke swasta terus, kenapa tidak dikasihkan ke BUMN sedangkan BUMN itu tumpuan pemerintah.

Saya rasa itu menjadi ironis kalau satu sisi orang gampang mengatakan oh itu monopoli kok rugi, lah ntar dulu dong ya dilihat dulu banyak sekali penugasan pemerintah ke BUMN itu atau tidak kalau terlalu banyak ya secara cash flow jebol lah artinya pemerintah harusnya konsekuen.

Misalnya harga gula dipatok Rp12,5 ribu sampai di konsumen sedangkan kita tahu pupuk, tenaga kerja dan lain-lainya naik semua oleh karena itu ya gimana strateginya, strateginya saya rasa kebutuhan gula industri itu banyak banget dan selama ini tidk tercover oleh BUMN tapi impornya kok tidak selalu ke BUMN yang menjadi tumpuan pemerintah yang bisa menstabilisasi banyak hal.

Jadi ini juga pendapat kita loh kenapa semua harus dikasih ke swasta gitu sedangkan swasta tidak mempunyai responsibiliti untuk menjadi tumpuan stabilitas ekonomi, ya saya rasa penting, saya rasa BUMN ini ada dan hadir bukan semata untuk profit, oleh karena itu ya peliharalah dengan baik untuk dia tidak hanya dapat profit tapi juga sustainability dan juga bisa dipakai kembali oleh pemerintah untuk banyak hal, entah itu operasi pasar dan sebagainya.

Tapi sumbernya untuk mendapat profit juga harus dijaga secara fair. Selama ini kita tahu kok lebih banyak swasta yang mendapat daripada BUMN, tetapi masyarakat kadangkala mohon maaf agak kurang fair begitu melihat BUMN ini seolah-olah ini BUMN kok gak ada untung-untungnya terus malah rugi padahal monopoli.

Ya dilihat dulu dong kalau dia banyak penugasan untuk bikin listrik di daerah 3 T dan lain sebagainya ini juga harus dilihat big picture bahwa dia ruginya karena dikorup, ruginya karena banyak penugasan dia ruginya karena apa, tidak bisa gebyah uyah sih tapi poinnya selama ini BUMN dan BUMD bisa dimaksimalkan oleh pemerintah agar berperan lebih dan pemerintah harusnya juga memberikan gizi yang lebih bagi mereka untuk bergeraknya lincah.
Kalau hanya tanggung jawab melulu sedangkan pas keuntungan itu didapat swasta yang mungkin beberapa oknum pemerintah masuk di dalamnya punya saham di sana ya gak ada bagus-bagusnyalah.

7. Seberapa efektif insentif fiskal yang diberikan, mampu mendukung daya tahan ekonomi dan bisnis Indonesia?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi Altruispixabay.com/Firstian Azrul Akbar

Saya rasa ada pemerintah sudah banyak ya memberikan insentif untuk penurunan pajak kemudian pajak impor dan lain sebagainya. Tapi mungkin problemnya karena bisnisnya sendiri relatif tidak jalan jadi insentif-insentif yang sudah diberikan dengan janji sangat baik oleh pemerintah ini kurang termanfaatkan.

Misalnya kuartal ini ekspor kita positif kemarin pak menteri Agus Gumiwang menyatakan demikian, tapi kalau kita lihat data kan tidak demikian kenapa ekspornya positif ya karena impornya memang ngedrop banget, banyak sekali bahan-bahan baku industri di Indonesia ini impor, begitu impor tidak dilakukan seolah-olah positif, seolah-olah ini prestasi menurut saya kok gak ya karena kita banyak sekali produk impor yang masuk ke Indonesia.

Blessing disguisenya apa? ini saatnya kita menjadi tuan rumah sendiri, ini saatnya kita memproduksi barang-barang subtitusi yang selama ini kita harus cari dari Cina terutama, kita jadi memproduksi sendiri untuk bisa mandiri sendiri ya, mandiri di atas kaki sendiri saya rasa ini juga saatnya.

Disaat logistik ekspor impor memang agak banyak masalah di hubnya di Singapura memang agak masalah dan banyak negara-negara memproteksi orang gak boleh datang dan sebagainya bahkan termasuk barangnya, bahkan gak mungkin lagi kita ekspor di sana kebutuhannya, ekonominya juga lagi slow down nah ini saatnya Indonesia menjadi tuan rumah sendiri kita memiliki natural resources yang tidak terbatas kita memiliki semua hal.

Yang kita tidak punya mungkin kita terlalu banyak rente yang banyak orang memburu rente impor garam, gula, beras, daging, karena sebagian mencari rente secara ekonomi mencari selisih ya akhirnya kemandirian yang kita cita-citakan jauh panggang dari api, padahal bisa mandiri kalau dikit-dikit di compare oh ini harga di Vietnam lebih murah, di Thailand lebih murah kita impor aja, ya lama-lama orang nganggur semua aja.

Karena apa semua bisa disuplai dari Vietnam, dari Thailand ya kita neraca tenaga kerjanya darimana. Ya kita ada usaha untuk kompetitif dibanyak tempat sih saya rasa tugas negara juga melindungi diri sendiri. Misalnya kaya gula ya siapa yang mau jadi petani gula petani tebu kalau harganya patok atas sedangkan semua orang lalu mengatakan ya gampang aja, impor aja dari Vietnam dari Thailand harga cuma Rp6 ribu kemudian diolah-olah sedikit jadi Rp7 ribu ada margin sampai Rp12 ribu sampai ke konsumen ya petani matilah gak ada yang berminat jadi petani.

Karena apa karena harga patokan atas sudah ada sementara kita tenaga kerja sudah naik, kemudian pupuk naik luar biasa tetapi kita selalu dihadap-hadapkan pada dikit-dikit impor kadangkala ini yang membuat orang itu tidak bangga menjadi petani, petani padi, petani gula dan petani tebu, petani garam, daging karena dikit-dikit begitu.

Apa gak ada sih sapi dan kambing yang bisa diternakkan sehingga kita swasembada, saya rasa tinggal kekuatan dari pemerintah saja kita mau swasembada. Untuk daging kita lebih banyak dari Australia, gula dari Vietnam, Thailand dari India ya begitu terus. Kalau logistik dari luar negeri ada kesulitan untuk masuk saya rasa ini momentum juga untuk kita memenuhi kebutuhan sendiri karena kita negara masya Allah kalau tidak bersyukur banyak-banyak aneh nih, negara kok bagusnya kaya gini.

Kita sudah pernah ke banyak negara yang dingin luar biasa pohon gak bisa tumbuh, lah di sini coba lihat ke luar rumah begitu banyak ragam hayati yang kita punya. Kita 24 jam bisa lihat matahari sepanjang tahun, hanya kalau sebagian dari kita masih suka yang tadi impor-impor ini saatnya ada COVID-19, ini saatnya kita memenuhi kebutuhan seluruh negara bangsa ini dari kebutuhan diri sendiri dari anak bangsa, saya rasa kita bisa, momentum ini kita pakai. Dari pada selama ini kita net importir padahal kita punya.

8. Apakah Indonesia sudah bisa dikategorikan masuk dalam resesi ekonomi? Bagaimana membandingkan tingkat kesulitan ekonomi-bisnis yang terjadi saat ini dibandingkan dengan krisis 1998 dan krisis 2008?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Ya kita 1998 dan 2008 krisisnya dengan sekarang beda sekali, 1998 dan 2008 itu krisis parsial sebagian karena subprime mortgage, sebagian yang kena misalnya 1998 dari Asia kita terimbas tetapi ini tidak mengglobal kalau sekarang ini luar biasa dampaknya.

Tahun 1998 dan 2008 itu kenapa orang masih tumbuh karena bukan soal nyawa kalau sekarang ini 2020 soal nyawa, beda banget dan ini pandemik ini global seluruh dunia, 1998 dan 2008 gak beberapa negara kita termasuk terimbas. Terus yang kedua 1998 dan 2008 tecnicali karena bisnis karena ekonomi yang buble tapi 2020 ini bukan karena economic buble ya karena soal nyawa jadi orang beda sekali treatmentnya.

Nah kalau kita lihat secara teknikal resesi itu itu kan dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi suatu negara itu negatif itu sudah bisa dikategorikan resesi. Ya mau tidak mau kita bisa menyebut kalau nanti kuartal tiga ada pengumuman saya kok percaya ini negatif ya, berarti teknikali kita resesi dan lebih dalam dibandingkan sebelumnya, kenapa? ya karena coverangenya global, dan kita hubungan ekonominya kita global ya dengan cina ya banyaklah dengan hub-hub Singapura dan lain sebagainya.

Jadi apakah kita resesi? iya kuartal ketiga muncul angka ya pemerintah mesti menyatakan kalau negatif ya berarti resesi berarti kita tumbuh negatif ya implikasinya menjadi sangat banyak karena tumbuh negatif berarti industri gak jalan, industri gak jalan ada PHK, PHK jalan berarti banyak karyawan gak punya penghasilan kalau gak punya penghasilan berarti gak punya daya beli karena gak punya daya beli gak bisa beli berputar seperti itu ya kita akhirnya akan resesi. 

9. Di sektor ketenagakerjaan apakah kartu Prakerja perannya signifikan mendukung ketahanan ekonomi pekerja? Apakah insentif untuk pekerja sudah cukup? Sampai kapan insentif ini harus dianggarkan?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi kartu Prakerja (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Semua insentif kartu prakerja bahkan BLT itu kan solusi jangka pendek, solusi sangat jangka pendek kalau kartu prakerja orang dihadapkan pada kompetensi, kalau hari ini menurut saya itu gak tepat tidak diperlukan, karena yang diperlukan adalah kekuatan daya beli individu-individu rumah tangga.

Kalau menurut saya yang lebih penting lagi adalah extend dari yang penerima BLT itu yang paling bawah dinaikkan, ya saya rasa pemerintah sudah sangat baik katakan orang yang memiliki penghasilan kurang dari Rp5 juta akan mendapatkan insentif selama tiga bulan itu baik ya, artinya makin banyak insentif tunai ini diberikan harapannya ekonomi bisa jalan.

Tapi kalau kartu-kartu sudah banyak yang kritik ya, ada yang bilang gak jelas, saya tidak ikut terlibatlah di dalamnya. Saya rasa pemerintah sudah benar untuk memberikan bantuan secara langsung yang dimungkinkan lagi adalah coveragenya yang yang terdampak itu bukan hanya pemegang KIP untuk orang-orang yang pra sejahtera tetapi di level berikutnya, di atasnya jadi kalau memungkinkan pertama transformasi dari yang konvensional menjadi digital kalau itu menjadi masif untuk UMKM itu bisa menjadi sedikit solusi.

Yang kedua buka usaha-usaha dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, mati kalau kita tidak segera ada usaha. Tapi kita sekali lagi imbauan itu bagi masyarakat gak laku, ya kalau memang harusnya usaha itu ada protokol COVID-19 yang jelas ya harus dilakukan, harus dicek kalau gak jelas ada efek jera untuk yang lain agar tidak melakukan saya rasa itu orang juga akan belajar kalau ada satu dua dibiarkan ada yang lainnya ditutup orang marah aja itu kok boleh saya gak boleh padahal saya sudah ketat juga, jadi unsur keadilan ini bisa jadi contoh mouth to mouth comunication cepat menyebar juga.

Kalau ada unsur tidak adil itu katakanlah orang marah. Oleh karena itu tugas pemerintah sangat banyak sih kalau selalu pada sektor kesehatan saja kita sampai kapan bisa bertahan, oleh karena itu ekonomi harus berjalan protokol ketat hukum kalau memang dia mengabaikan jangan pandang bulu, artinya pemerintah juga harus memberi contoh, kan sekarang masih banyak juga viral ada pertemuan level menteri di Bali gak pakai masker ya orang jadi ya elah situ tiap hari bikin yustisi gak pakai masker suruh push up suruh bersih-bersih, itu jadi ironi contohnya jadi gak ada. Ah situ juga gitu kenapa kita juga harus repot

10. Kapan pemulihan ekonomi nasional bakal dimulai? Q4? Q1 2021? Atau?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sekarang ini kita awam di bidang kesehatan ya, selama tidak ada vaksin yang bisa menyelesaikan ini saya rasa kita agak tebak-tebak buah manggis, agak susah apakah di kuartal 4 atau kuartal 1 2021, menurut saya itu lebih pada kecepatan teman-teman di bidang kesehatan untuk menemukan vaksin dan menjadi solusi dari sini, kalau tidak saya rasa ada dua hal.

Kita bisa komandonya ketat satu komando, ok yang kemarin-kemarin telah berlalu tapi untuk next ini karena kita cenderungya tidak pernah turun dari data-data kok naik terus tiap hari, berarti harus ada ketegasan satu komando tadi. Kalau satu komando bisa dilakukan kapan harus PSBB kapan harus nggak, Itu dengan harapan akhir tahun kuartal 4 mungkin tumbuh ya, tetapi saya gak terlalu yakin karena sampai detik ini juga policy yang dikeluarkan pejabat kita masih agak A,B,C masih banyak variasinya dan masih gak bisa jadi patokan masyarakat.

Yang paling masuk akal ya kalau janji banyak pihak yang akan uji coba vaksin di awal tahun 2021 ya mungkin itu patokannya setelah ada keyakinan oh penyakit ini bisa disembuhkan. Kalau sudah ada keyakinan orang akan dengan cepat melakukan recovery dan akan melaju kencang. Yang selama ini kita tidur kita akan boosting, kita akan akseleratif dalam bidang ekonomi. Jadi tebak-tebaknya gak bisa sih tapi lebih pada sampai berapa cepat vaksin itu ditemukan.

11. Apa syarat penting agar program pemulihan ekonomi nasional berhasil?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi pertumbuhan ekonomi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Berpikir tentang satu komando, disiplin masyarakat ya ini kita sudah berbulan-bulan dan tak mendapatkan berita positif dari situ, orang juga masih melakukan hal-hal yang beda-beda, jadi. Kreativitas dan inovasi lokalnya lebih menonjol kita daripada ketaatan dengan alasan masing-masing yang tidak bisa disalahkan juga.

Kalau masih begitu saya rasa kita harapannya tipis ya untuk ketaatan pada imbauan pemerintah. Menurut saya itu gak jalanlah, selama ini law enforcement juga tidak jalan oleh karena itu harapan-harapan kalau law enforcement jalan imbauan masyarakat agar disiplin sudahlah itu sudah berbulan-bulan gak terjadi, kita tidak banyak berharap dari situ.

12. Bagaimana proyeksi situasi ekonomi 2021? Sektor-sektor apa yang bisa bangkit lebih dulu? Sektor apa yang butuh waktu lama untuk bangkit? Mengapa?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisANTARA FOTO/Basri Marzuki

Sektor-sektor yang tetap akan bangkit misalnya pertanian, kesehatan hal-hal yang terkait dengan daring pembelajaran tapi daring, komunikasi akan naik itu pasti tinggi terus, karena kebutuhan dasar di saat pandemik.

Yang lama untuk bangkit properti jelas iya, transportasi tergantung policy dari pemerintah, destinasi wisata tergantung dari pemerintah kalau itu dibuka dengan protokol secara khusus saya rasa itu juga akan cepat naik.

Tapi ya kalau suasana berlanjut seperti ini hotel dan lain sebagainya akan tetap muram ya, akan tetap menderita dan yang lainnya lah convention akantidak ada tempat.

13. Seberapa penting pemulihan ekonomi di negara mitra berpengaruh terhadap ekonomi RI? Spesifik di negara mana saja?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi Suasana Mal di Tiongkok (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Saya rasa kita sangat interdependen ya dalam ekonomi dunia, kalau cina segera membaik saya rasa itu akan menjadi lampu hijau yang sangat baik untuk Indonesia. Kalau Cina bisa segera membaik, kenapa bisa membaik? kan orang belajar ke sana atau jangan-jangan vaksinnya sudah ditemukan sinovac dan lain-lain.

Kalau dari partner dagang, partner negara itu sudah baik saya rasa itu dampaknya akan sangat besar. Itu memberikan rasa kepercayaan publik bahwa dia siap akan mengekspor, akan mengimpor dan lain sebagainya dan itu akan menggerakkan banyak hal, dan itu penting sekali ini kita global makin banyak mitra bisnis dagang kita membaik situasinya saya rasa itu impactnya akan sangat besar untuk Indonesia.

Kalau tidak Dia tidak akan terima produk dari kita ukir-ukiran kita gak diterima, produk pertanian kita gak diterima dan lain sebagainya karena gak ada kebutuhan demand pasar ya berat. Oleh karena itu pemulihan mitra menjadi salah satu kunci untuk Indonesia. Terutama Cina karena kita menjadi partner dagang yang sangat besar dan hub kita Singapura, sekarang dia juga sedang banyak masalah

14.Organisasi/kelembagaan/infrastruktur apa yang krusial dibangun/dibuat untuk mengantisipasi krisis serupa di masa depan? Politik anggarannya seperti apa? Apakah model Bantuan Langsung Tunai masih efektif? Apakah terlalu banyak program bantuan perlu disederhanakan dengan transfer tunai? (termasuk di daerah)

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi masyarakat. (IDN Times/ istimewa)

Saya rasa untuk kelembagaan kita ini kreatif ya kita kan banyak lembaga, tetapi bukan itu ya. Yang paling penting itu sebenarnya adalah mindset cara kita berbangsa, misalnya saya selalu lihat kenapa sih orang Korea itu paling anti dengan produk Jepang padahal waktu itu Jepang jauh lebih unggul daripada Korea tetapi Dia ada national pride as a nation sebagai bangsa.

Nah kalau itu kita bisa bangun bahwa sebaiknya orang Indonesia makin banyak menggunakan produk sendiri wah itu sudah hebat momentumnya ya pandemik ini disaat mobilitas ekspor, impor banyak mengalami kendala ya ini saaatnya, lah kita punya padi, punya jagung, palawija, ketela dan sebagainya Singapura gak punya. Ini saatnya kita punya tebu, punya kelapa apa yang gak ada di Indonesia.

Oleh karena itu saya lebih melihat kepada mindset bernegara saja, bahwa kalau pimpinan-pimpinan di Jakarta gak terlalu hobi impor menurut saya sudah cukup ya bahwa beberapa orang juga tahu nanti ada learning curve atau kurva pembelajaran. Kalau produk Indonesia dipakai dia akan ada kesempatan untuk provit, setelah provit dia akan ada kesempatan untuk R and D (research and development) bisa naik.

Tetapi kalau kita bertanding dan tidak ada net income gimana, yang namanya belajar itu ya kita ada jatuh-jatuhnya sedikit, ada ruwet-ruwetnya sedikit. Dulu kalau zaman saya kecil kalau bolpen itu tidak made in Germany itu aneh, kalau lihat bolpen Jepang itu kita singkirkan bolpen KW begitu Jepang luar bisa lihat produk Cina ah ini KW la sekarang Cina nya bagus kita menjadi tidak tumbuh-tumbuh, kita menjadi good customer, kenapa kita selalu menjadi penderita terus jadi konsumen melulu tidak pernah menjadi produsen baik dalam hal ide, kreativitas mapun produk diri sendiri, jadi sebeleum penataan kelembagaan saya lebih cenderung melihat ini tentang mindset berbangsa aja.

Bahwa kebanggaan berbangsa dengan pancasila yang luar biasa ini sudahlah lanjutkan dengan trituranya Pak Karno, mandiri, politik oke kemudian berbudaya yang oke saya rasa itu tiga hal yang kalau konsisten dijalankan para penyelenggara negara negeri ini kita akan betul-betul menjadi bangsa yang besar bukan menjadi importir terbesar, kita bisa sebagai pemain.

15. Apakah dampak dari pandemik terhadap masa depan generasi muda RI? (bisa ada contoh spesifik, termasuk di daerah)

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisSuasana pembelajaran pada Masa Transisi COVID-19 di Kelurahan Jatirahayu Rabu (5/7/2020) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Kalau di Jawa Tengah kita relatif memiliki infrastruktur yang lebih baik dibandingkan wilayah-wilayah 3 T atau juga Indonesia Timur. Jadi misalnya pembelajaran daring awal-awal banyak masalah tapi sekarang-sekarang sudah agak smooth orang mulai beradaptasi dengan seituasi ini.

Kalau 6 bulan sampai satu tahun let say saya rasa kita tidak terlalu terdampak sih kepada generasi muda, artinya mereka sudah terbiasa dengan gadget, terbiasa canggih. Ya anggap aja itu opportunity untuk user friendly dengan teknologi. Tapi kalau pandemik ini menjadi sangat panjang, problemnya bukan pada generasi muda tapi lebih kepada penghasilan orang tuanya yang gak ada sehingga itu akan menurunkan banyak hal tentang cita-cita dia.

Cita-cita sekolah di tempat yang bagus tapi ternyata mahal, cita-cita ke luar negeri dan sebagainya tentang pengembangan diri capacity buildingnya rendah kenapa? ya karena orangtuanya terdampak ekonominya menurun. Secara umum generasi muda tidak langsung terdampak dalam arti mereka akan terbiasa dengan gadget tetapi akan makin banyak peluang-peluang yang dia bisa dapatkan di masa normal dia tidak dapatkan.

Orang belajar kepemimpinan gak mungkin lewat gadget dia harus ada interaksi itu yang tidak mereka dapatkan. Di kampus juga sama orang belajar tidak hanay di bangku kuliah tetapi juga ada aktivitas ada UPK, UKM dan lain sebagainya kegiatan fisik yang memungkinkan terjadinya interaksi. Humanity dan lain sebagainya itu kalau kita banyak berinteraksi langsung ya ini semoga sampai akhir tahun. Anggap aja ini refreshing tentang banyak hal refreshing untuk alam sekarang polusi berkurang dan lain sebagainya kalau seeing multi perspektif ya seperti itu.

Generasi muda tidak akan terlalu terdampak dalam waktu ini, dia makin akan involve teknologi, tetapi sekali lagi jangka panjang karena penurunan pendapatan orang tua banyak peluang-peluang yang mestinya mereka dapatkan untuk peningkatan capacity building menjadi hilang. Dampaknya suatu hari nanti 5-10 tahun lagi pemimpin-pemimpin kalau hanya didasarkan kepemimpinan ala gadget ini ya katakanlah hati tak tersentuh aja.

16. Kalau harus mendeskripsikan dalam 5 kata, apa dampak pandemik terhadap Indonesia? Apa harapan untuk 2021?

[WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi AltruisIlustrasi Mal di Jakarta (IDN Times/Anata)

resesi, perlu solidaritas, beli-beli atau altruis, saatnya bersatu dalam arti yang benar ya gak usah nyari panggung ini lagi darurat, saatnya kita harus optimis. Kita orang-orang timur orang yang beriman saya rasa ini apapun judulnya kata kuncinya tetap optimis, situasinya gak baik tapi kita lihat see someting in positif perspektif bahwa misalnya positifnya apa kita memaksakan diri untuk lebih dekat dengan dunia digital.

Misalnya dulu dosen aja gak mau belajar padahal kita sudah berbusa-busa kita bilang kita sudah masuk masa industrial revolution 4.0 bapak ibu oleh karena itu siapkan bikin blended learning pembelajaran face to face dan pembelajaran lewat media digital ada yang melakukan? ya 10 persen lah. Tapi begitu ini (pandemik) ya kita memaksa diri lah mau tua mau muda.

Pertama unity of command kesatuan komando untuk mengatasi krisis ini, kesatuan komando dari pimpinan-pimpinan negara untuk jangan terlalu banyak egonya biar yang punya otoritas memimpin itu diberi keleluasaan untuk memimpin. Tetap ada kewaspadaan yang kedua yang paling penting yakni berita positif berita yang indah, karena bagaimanapun dalam situasi seperti ini kita bisa menjadi bangsa yang paranoid, curiga pada semua hal itu gak baik pada kesehatan kita berharap berilah berita yang baik dan hal yang optimistik.

Di masa seperti ini memaksa kita berlaku kreatif dan inovatif semua peluang-peluang yang ada yang memungkinkan kita menjadi survive ya itu yang harus dikejar kalau selama ini kita tidak terlalu memanfaatkan kanan kiri, tanah nganggur dak mau ditanami ini saatnya sih maximize our potention banyak lele banyak tanaman banyak pohon bisa tanam banyak menghasilkan.

Kita kadang punya tapi menyia-nyiakan punya lahan bagus tidak kita manfaatkan jadi rumput doang, ini saatnya kita manfaatkan jadi nilai tambah. Optimis ya optimis karena kita bangsa pejuang kita dulu zaman bambu runcing merdeka kita bisa oleh karena ini ya kita perlu membangkitkan kembali kita bosa kok melewati krisis ini yang penting, unity of command, berita baik, altruis yang keempat berperilaku kreatif yang kelima pasti jaga kesehatan

https://www.youtube.com/embed/AtW-u6APh0I

Baca Juga: BPS Sebut Indikasi Ekonomi Jateng Membaik, Inflasi Juni 0,20 Persen 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya