10 Potret Double Eight Semarang Berjaya Usaha dari Limbah Kain Perca

Semarang, IDN Times - Perca adalah limbah kain sisa dari konveksi, pabrik, atau garmen yang biasanya memproduksi pakaian, seprai, selimut, dan bahan sandang lainnya. Kain-kain tersebut kerap dibuang atau menjadi sampah.
Sebaliknya, seorang ibu rumah tangga asal Semarang, Lyna Windiarti sukses menyulap limbah kain tersebut menjadi produk home decore dan fashion yang unik. Seperti apa itu produknya? Dan bagaimana dapur produksi UMKM-nya tersebut? Yuk, simak 10 potretnya berikut ini.
1. Lyna merintis UMKM Double Eight Craft ini sejak 2017 usai dirinya memutuskan resign sebagai pekerja kantoran
2. UMKM di Jalan Sonokeling II D 59 Semarang ini memanfaatkan kain perca pabrik sebagai bahan baku pembuatan produk
3. Lyna melakukan mix and match kain perca dengan apik melalui perpaduan teknik patchwork, aplikasi, dan quilting
4. Produk UMKM ini antara lain sarung bantal, selimut, taplak meja, boneka, topi, tote bag, tas wanita, outer, jaket, jas
Baca Juga: 10 Potret Digitalisasi Sulap UMKM Mlatiwangi dari Rumahan jadi Mapan
5. Produk Double Eight Craft yang bernilai seni tinggi ini masih terjangkau karena dijual mulai Rp35 ribu sampai Rp1 juta
6. Sebagian besar pelanggan Double Eight Craft berasal dari Jakarta dan luar negeri seperti Belgia, Belanda, dan Jerman
7. Setelah single fighter sendiri, sejak 2 tahun terakhir Lyna dibantu dua pekerja lokal untuk membantu proses produksi
8. Kemajuan teknologi dimanfaatkan Lyna untuk mengembangkan kapasitas, pengembangan, dan jaringan agar bisa naik kelas
9. Salah satunya bergabung di Rumah BUMN Semarang, yang mana Double Eight Craft terpilih masuk program Incubator BRI 2023
10. Incubator BRI melatih Lyna agar produk UMKM Double Eight Craft bisa bersaing di kancah Internasional
Kebermanfaatan menjadi mitra binaan Rumah BUMN BRI Semarang berdampak terhadap penjualan Double Eight Craft.
Lyna mengaku, berkat pelatihan, berjejaring dengan komunitas sesama UMKM di Rumah BUMN, dan terbuaknya kesempatan mengikuti program serta pameran, membuat penjualan produk kain perca miliknya meningkat. Bahkan, hampir 80 persen mendapatkan order atau laku terjual secara online.
Baca Juga: 10 Potret Emak-emak Semarang Moncer Berbisnis Rumahan tapi Gak Murahan