Endorsement ala Ganjar, Angin Segar Pelaku UMKM

Menjadikan iklim ekonomi digital di Jawa Tengah meningkat

Semarang, IDN Times - Dunia digital kini berkembang pesat. Hampir semua lini kehidupan serba digitalisasi. Mulai dari urusan pribadi, pelayanan publik, sampai pada jual beli.

Para pelaku usaha atau bisnis, khususnya yang bergerak di sektor Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) di Jawa Tengah, cukup terbantu dengan adanya digitalisasi. Teknologi digital memudahkan mereka bahkan secara tidak langsung merubah habit atau kebiasaan dagang mereka.

1. Pelaku UMKM memadupadankan digitalisasi dengan pemasaran konvensional

Endorsement ala Ganjar, Angin Segar Pelaku UMKMIDN Times/Dhana Kencana

Digitalisasi dengan ragam fitur kemudahan yang ditawarkan, cukup memberikan prospek yang cerah bagi mereka yang semula menerapkan pola konvensional -door to door atau menjajakan keliling hingga dititipkan pada warung maupun toko dalam bentuk fisik- dalam berniaga. Hemat waktu, tak perlu berpanas-panasan, pangsa pasar atau market share produk lebih luas dan jelas, menjadi pilihan memadupadankan keduanya, secara offline dan online.

Merintis dengan cara lazimnya berjualan, kemudian beralih ke online shop atau toko daring, para pelaku mulai merambah media sosial melalui cara endorsement. Keberadaan media sosial saat ini sudah menjadi candu bagi semua orang untuk memakainya, yang kemudian disebut sebagai warganet atau netizen. Apalagi penggunanya hampir sebagian besar adalah millennial.

Kalau tak diimbangi pemasaran atau marketing melalui online, mereka akan ketinggalan pasar dan pembeli. Diakui atau tidak, pola belanja masyarakat mengalami perubahan sebagai cerminan dampak nyata digitalisasi pada sektor perdagangan. Mereka sadar masifnya media sosial berpengaruh dalam pemasaran produk. Kemudahan berbelanja tersebut membantu pelaku UMKM dalam melakukan ekspansi produk ke pasar yang lebih luas.

Laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) disebutkan penggunaan media sosial merujuk riset We Are Social pada 2019, sebanyak 56 persen penduduk Indonesia tercatat mempunyai media sosial dan aktif digunakan untuk aktivitas harian mereka.

2. Endorsement menjadi langkah jitu memasarkan produk UMKM lewat media sosial

Endorsement ala Ganjar, Angin Segar Pelaku UMKMIDN Times/Dhana Kencana

Endorsement menjadi istilah yang awam di jagat media sosial. Terminologi tersebut merupakan strategi pemasaran era digitalisasi, dengan mengajak orang-orang yang mempunyai pengaruh atau impact besar di kalangan masyarakat. Tugasnya ialah mempromosikan produk yang dikemas dengan cara yang unik atau dengan pola berbasis campaign atau kampanye.

Pada umumnya, endorsement dilakukan oleh influencer -mereka yang mempunyai pengikut atau follower jutaan-, mulai dari artis, selebgram, youtuber, atau musisi sekalipun.

Berbeda dengan biasanya, beberapa pelaku UMKM di Jawa Tengah cukup beruntung dengan ketokohan Ganjar Pranowo. Sosok Gubernur Jawa Tengah itu selalu hadir sebagai influencer dan melakukan endorsement produk-produk UMKM. Ganjar tak segan mengampanyekan bahkan membeli kreasi UMKM yang ia promosikan lewat akun media sosial Twitternya, @ganjarpranowo.

Aksi endorsement yang dilakukan Ganjar, tak sedikit pula dirasakan manfaatnya oleh pelaku UMKM. Mulai dari produk mereka yang kemudian dikenal banyak orang, reputasi dan penjualan produk meningkat, sampai pada branding UMKM.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Minta Birokrasi Mengerti Millenial

3. Menambah trust pelaku UMKM

Endorsement ala Ganjar, Angin Segar Pelaku UMKMIDN Times/Dhana Kencana

Salah satu yang merasakan faedah dari promosi yang dilakukan Ganjar adalah Irfan Nurudin. Pelaku UMKM di Surakarta, Jawa Tengah kesehariannya menyulap batik yang kerap dijadikan bahan untuk busana menjadi sebuah sarung -yang identik dengan busana khas Jawa dan Indonesia, bahkan akrab di kalangan santri-santri pesantren- bercorakkan motif batik.

Pria yang merintis usahanya dalam tiga tahun terakhir itu rajin mempromosikan produk sarung batiknya yang berlabel Lar Gurda secara konvensional. Ia juga aktif beriklan secara daring, baik lewat media sosial maupun online shop yang dimiliki.

Kesempatan berharganya ketika orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ikut memesan sarung batiknya lewat Twitter.

"Beli yang ini," tulis Ganjar saat me-reply unggahan produk sarung batik yang dijual Irfan di akun @largurda_ind.

Apa yang dilakukan Ganjar ternyata bukan kali pertama. Suami Siti Atikoh itu pernah memesan produk Lar Gurda pada 2017. Hanya geliat transaksi atau jual beli online kala itu belum gencar seperti era sekarang.

Sebagai pelaku UMKM, irfan mengapresiasi apa yang dilakukan Ganjar karena secara tidak langsung produknya di-endorsement olehnya.

"Itu bagus ya. (Ganjar) tidak jaga image. Kalo sebagai penjual ya senang banget. Sebab itu berarti pengakuan terhadap kami, mengenai produk dan kepercayaan. Trust itu penting bagi penjual via online," ungkap Irfan kepada IDN Times.

Meski masih berskala industri kecil, sedikit sentuhan endorsement dari Ganjar begitu memotivasi Irfan. Setidaknya menjadi ajang promosi gratis Lar Gurda kepada calon pembeli. Baginya, secara tidak langsung Ganjar turut memberi contoh dengan ikut berperan aktif menghargai produk UMKM karya anak bangsa. Tak cuma itu, Ganjar pun ikut mengampanyekan kepada masyarakat bahwa bertransaksi jual beli melalui daring sangat aman.

"Dengan begitu iklim investasi usaha sarung batik semakin bagus prospeknya. Karena usaha batik (pada umumnya) sudah mulai ramai lagi, setelah beberapa waktu lalu agak surut. Saat ini banyak usaha batik buka lagi," akunya.

Lar Gurda sendiri mempunyai 10 pembatik, tapi belum mempunyai pabrik tersendiri. Setiap bulannya, Irfan mampu memproduksi sekitar 400 sarung batik semi tulis dan lima buah sarung batik tulis.

4. Penghargaan setiap kreasi UMKM menambah percaya diri

Endorsement ala Ganjar, Angin Segar Pelaku UMKMIDN Times/Dhana Kencana

Hal serupa dialami si pemilik atau admin akun Twitter @ayonaikbuscom, Jeffry Yohanes Francisco. Pria asal Sleman, Yogyakarta itu mengaku kaget dan tidak mengira jika permintaan untuk membeli kaos produknya ditanggapi langsung oleh Ganjar.

Awalnya Jeffry hanya ingin memberikan kaos bertemakan 'ayo naik transportasi umum' secara cuma-cuma kepada Ganjar. Permintaan tersebut justru ditolak Ganjar dengan alasan pemberiannya bisa dikategorikan sebagai gratifikasi. Ganjar rupanya sadar bahwa dirinya merupakan pejabat publik.

"Pak @ganjarpranowo saya punya merchandise kaos tentang transportasi, kalau ngirim ke panjenengan (red: anda) gimana caranya ya. Suatu kebanggaan kalau diterima," twit Jeffry kepada Ganjar.

Jeffry bangga atas sikap Ganjar yang menolak pemberian kaosnya. Ia pun tak kecewa atau sakit hati atas penolakan tersebut. Malah menjadi contoh, begitu Ganjar menghargai pelaku UMKM seperti dirinya.

"Saya iseng, saya ngomong saya fokus (jualan kaos) untuk kampanye transportasi umum. Tidak ada niat apa-apa. Saya tawari, malah dijawab dan direspon baik," jelasnya kepada IDN Times.

Stok kaos yang dipesan dan dibeli Ganjar ready stock. Pria berusia 32 tahun itu menginginkan Ganjar bisa mengenakan kaosnya sebagai bagian kampanye kepada masyarakat dalam gerakan cinta transportasi umum atau naik bus.

5. Menciptakan inovasi bagi pelaku UMKM untuk terus berkembang

Endorsement ala Ganjar, Angin Segar Pelaku UMKMinstagram.com/ganjar_pranowo

Tak cuma sebagai endorsement produk. Ganjar pun dianggap menginspirasi para pelaku UMKM untuk lebih kreatif dalam berkreasi. Salah satunya dalam upaya mengangkat batik sebagai warisan budaya Indonesia, lebih dikenal di kalangan millennial.

Ganjar punya cara yang unik. Belum lama ia dan istrinya, Siti Atikoh mengunggah jersi gowes bertemakan batik dan beskap di akun media sosial Instagramnya. Mereka kompak mengenakan jersi unik itu.

Desain jersi gowes bermotifkan batik tersebut membawa berkah bagi pelaku UMKM di Jawa Tengah. Salah satunya Sulistiono yang memanfaatkan peluang tersebut. Melalui akun media sosial Facebook, Sulis Brakebull (Agen Regarsport), pria yang kesehariannya bekerja sebagai tukang fotokopi di Wonogiri itu menjual jersi gowes batik dan beskap ala Ganjar Pranowo.

"Jersi (gowes batik) saya ini sudah menjadi ekonomi kreatif masyarakat. Banyak yang menginginkannya, jadi ada beberapa pihak yang menangkap peluang untuk berjualan. Dan ini menurut saya menarik. Semoga ini menjadi awal munculnya ide dan kreativitas dari masyarakat," jelas Ganjar sebagaimana melansir laman resmi Pemprov Jateng.

Selama kurun waktu satu bulan pasca diunggah Ganjar, sudah ada 30 buah jersi gowes yang laku dijual Sulistiono. Sebagian besar pembelinya dari Semarang serta beberapa daerah di Jawa Tengah. Kepada IDN Times, Sulis, panggilannya, bersyukur dan berterima kasih kepada Ganjar. Munculnya ide jersi gowes batik dan beskap menambah penghasilan hariannya serta menjadikan batik lebih dikenal di kalangan banyak orang.

"Menambah geliat ekonomi masyarakat kecil di Jawa Tengah, seperti saya," akunya.

6. Iklim ekonomi digital terbentuk dari habit sederhana Ganjar

Endorsement ala Ganjar, Angin Segar Pelaku UMKMIDN Times/Reynaldy Wiranata

Endorsement gaya Ganjar memberi stimulus pelaku lainnya untuk menjajal kecanggihan dari digitalisasi, yang ternyata bisa dilakukan lebih luwes, banyak eksplorasi dan inovasi dalam memasarkan produk UMKM. Hal kecil yang dilakukan Ganjar tersebut secara tidak langsung menjadi tanggung jawabnya dalam strategi pengembangan ekonomi digital di Jawa Tengah.

Capaian itu terlihat dari catatan East Ventures-Digital Competitiveness Index 2020 pada masa kinerja 2020. Tercatat dari sisi Kewirausahaan dan Produktivitas, jumlah UMK dan UMB yang menggunakan internet di Jawa Tengah saat ini mencapai skor tinggi, yaitu 80,1 atau peringkat ketiga di Indonesia.

Dukungan wajib pemerintah kepada pelaku UMKM -berupa pemberian kredit serta kemudahan dalam perizinan- lazimnya telah diberikan. Tetapi perlu sentuhan, seperti yang dilakukan Ganjar. Sepak terjangnya sebagai influencer menguatkan para pelaku UMKM bisa lebih berdikari, seperti yang dialami Irfan, Jeffry, maupun Sulis.

Kiprah Ganjar bisa dicontoh serta ditiru oleh pemimpin lainnya, bahwa negara hadir untuk mereka karena keberlangsungan UMKM turut meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi sebuah daerah. Termasuk untuk Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya.

Maju terus UMKM!

Baca Juga: IMS 2020: Pesona Ganjar Pranowo di Usia Setengah Abad, Tetap Charming!

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya