Gojek Bersolek, GoFood Kian Yahud, Kolaborasi Terbaik Kala Pandemik

Kebermanfaatan dirasakan dari hulu hingga hilir di Semarang

Semarang, IDN Times - Jumlah kasus virus corona di Indonesia dan Jawa Tengah pada khususnya masih terus meningkat. Bahkan belum ada tanda-tanda akan menurun dalam waktu yang singkat dan dekat.

Selain korban jiwa, sektor ekonomi turut terdampak pandemik COVID-19, diantaranya dialami para pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM).

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah mencatat terdapat 32 ribu pelaku UMKM di Jateng terimbas pandemik COVID-19 karena menurunnya pendapatan sejak Maret hingga 30 September 2020. Pelaku UMKM sektor makanan dan minuman paling banyak terimpak. Jumlahnya mencapai 71 persen dari angka tersebut. Disusul pelaku usaha bidang fesyen (8 persen), kerajinan tangan (7 persen) serta jasa dan perdagangan (14 persen).

Menyusutnya daya beli menjadi faktor utama seretnya bisnis mereka. Pemilik usaha rumahan Senirasa di kawasan Bukit Agung, Banyumanik, Semarang, Niken Ardhana turut merasakan kondisi tersebut.

"Awal pandemik anjlok (penjualan). Karena biasa tatap muka (bertemu), datang ke sini (Senirasa). Semua menjaga untuk menghindari agar tidak tatap muka. Konsumen juga takut," kata Niken saat ditemui IDN Times, 20 Oktober 2020.

1. Layanan Gojek menjawab keraguan merchant GoFood

Gojek Bersolek, GoFood Kian Yahud, Kolaborasi Terbaik Kala PandemikIDN Times/Dhana Kencana

Pemanfaatan kemajuan teknologi secara tepat guna menjadi solusi usaha dagang Niken kembali eksis saat pandemik. Turunnya tingkat kunjungan makan di tempat (dine-in) memaksa dirinya yang biasa berjualan dengan bertemu tatap muka beralih secara online.

Perempuan kelahiran Semarang itu mengaku keberadaan Gojek melalui fitur layanan Gofood bermanfaat sekali bagi usahanya yang sudah dirintis selama 10 tahun itu, bisa tumbuh meski belum bisa normal seperti sebelum pandemik terjadi.

"Cukup terbantu dengan Gojek, khususnya GoFood. Konsumen tidak perlu lagi atau datang ke sini. Tinggal pesan via aplikasi dan saya tetap bisa berjualan adanya GoFood. Membantu sekali," ungkap Niken yang sudah mendaftarkan UMKM Senirasa sebagai merchant GoFood empat tahun yang lalu.

Mulanya Niken tidak yakin berjualan secara online sanggup menjadi juru selamat UMKM miliknya. Anggapan itu perlahan sirna setelah mendapati 50 persen transaksi penjualannya pada bulan kedua pandemik diperoleh dari layanan GoFood aplikasi Gojek.

"Saya awalnya ragu (saat awal pandemik). Kan semuanya terdampak. Gak bisa apa-apa. Mikirnya, 'apa bisa ya?'. Gak tahunya, malah semakin kencang pesanannya lewat GoFood. Alhamdulillah terbantukan. Pesanan-pesanan khusus dan penjualan ritel jadi ramai lagi," akunya.

2. Kebermanfaatan teknologi GoFood nyata bagi mitra UMKM

Gojek Bersolek, GoFood Kian Yahud, Kolaborasi Terbaik Kala PandemikIDN Times/Dhana Kencana

Gojek, bagi Niken, memberikan treatment nyata kepada UMKM kembali berdaya semasa pandemik melalui kecanggihan teknologi pada GoFood. Tidak hanya pasif, Gojek aktif menyediakan media promosi yang diyakini Niken, menjadi salah satu unggulan yang tak kalah penting bagi Senirasa maupun UMKM lainnya.

Promosi tersebut muncul dalam bentuk flyer maupun pop-up pada aplikasi GoFood konsumen Gojek. Feedback dari promo tersebut cukup ampuh menaikkan eksposur juga pendapatan usaha Niken. Bahkan promo GoFood yang dirilis Gojek turut dipromosikan melalui akun media sosial Instagram Senirasa, @senirasa_.

Niken menyebut, ajang promosi yang ditawarkan Gojek telah disesuaikan kemampuan, baik keuangan maupun produk Senirasa dan tidak ada sekalipun unsur paksaan. Kelebihan lain, dengan ikut promosi tersebut, pesanan yang masuk GoBiz, aplikasi Gojek untuk merchant, tidak dapat dibatalkan secara sepihak. Hal itu untuk menghindari order fiktif sehingga tidak merugikan pelaku UMKM dan mitra pengemudi atau driver.

Pembukuan transaksi penjualan melalui GoBiz turut membuat nyaman ibu empat anak itu karena dilakukan secara transparan. Hal tersebut menjadi pembeda dibandingkan ragam aplikasi serupa lainnya.

"Kita selalu mendapat email pemberitahuan transaksi atau pembukuan setiap hari by email. Jadi kita bisa cek berapa penjualan per hari. Transaksinya berapa, potongannya berapa, komisinya berapa, Gojek berapa dapatnya, kita dapat berapa. Semua sudah ada jelas. Bisa dicek, apakah sesuai dengan penjualan (Senirasa)? Nyatanya so far aman," terangnya.

3. Inovasi Gojek memberikan solusi teknologi dan non-teknologi

Gojek Bersolek, GoFood Kian Yahud, Kolaborasi Terbaik Kala Pandemikwww.gojek.com

Pengalaman Niken sesuai dengan hasil riset Lembaga Demografi (LD) Universitas Indonesia (UI) yang dilakukan sejak Maret 2020, dimana ekosistem Gojek membuat 90 persen UMKM GoFood lebih cepat beradaptasi saat pandemik, sehingga masih bisa bertahan penjualannya hingga saat ini.

Riset tersebut juga mendapati mayoritas mitra UMKM GoFood mampu beradaptasi dalam situasi pandemik lantaran berada dalam ekosistem Gojek.

"Mereka yang mampu beradaptasi selama pandemik dengan menjadi merchant 90 persen merupakan mitra UMKM GoFood, 96,7 persen mitra UMKM social seller atau pengguna GoSend, dan 91,8 persen mitra UMKM GoPay," terang Head of Corporate Affairs Gojek Jabar Jateng DIY, Arum K Prasodjo kepada IDN Times, 20 Oktober 2020.

Adapun 69 persen merchant GoFood merasakan kebermanfaatan fitur teknologi pengaturan promosi Gojek dan 35 persen sebagai komunitas partner GoFood.

"Solusi teknologi dan non-teknologi dari Gojek membantu keberlangsungan usaha UMKM, seperti Senirasa. Benar-benar membantu sekali," tandas Niken.

Baca Juga: Asyik, Sekarang Urus Pajak Kendaraan Bisa Pakai Gojek 

4. Penerapan J3K Gojek untuk peningkatan layanan ciamik saat pandemik

Gojek Bersolek, GoFood Kian Yahud, Kolaborasi Terbaik Kala PandemikIDN Times/Dhana Kencana

Gagasan Jaga Kesehatan, Kebersihan, dan Keamanan (J3K) dari Gojek juga membantu UMKM berdaya serta memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi pelanggan saat pandemik virus corona.

Inisiatif tersebut dikenalkan Gojek mulai 2 Juli 2020 demi memberikan ketenangan dan kenyamanan pelanggan, driver, maupun merchant ketika menggunakan layanan Gojek GoFood.

Fitur J3K dihadirkan tanpa adanya biaya tambahan yang dibebankan kepada driver, pelanggan, maupun mitra UMKM.

"Kita (driver) setiap minggu diminta ke Posko Aman gojek, untuk mengecek suhu dan kendaraan disemprot disinfektan. Kalau di Semarang kan posko aman ada 6 titik. Jadi driver-driver bisa leluasa memilih di mana saja yang mau didatangi," tutur driver Gojek, Abdur Rozak ketika ditemui IDN Times, 20 Oktober 2020.

Salah satu pengguna aplikasi GoFood yang juga pelanggan tetap Senirasa, Muhamad Farid Fadlurrahman mengaku takjub dengan inovasi dari Gojek. Mulai dari aplikasi, merchant yang disediakan, driver sampai penggunanya dibuat nyaman.

"Masa pandemik ini kagum sama Gojek. Saya sebagai konsumen juga aman pakai GoFood. Gak takut lagi atau was-was meskipun masa pandemik. Semuanya saling menjaga dan benar-benar dijaga secara kesehatan, kebersihan, dan keamanannya. Minimal ketika akan pesan di aplikasi, ada informasi bahwa driver ini sudah terlindungi dari COVID-19, sudah dilakukan disinfektan motornya serta penerapan protokol kesehatan 3M (red: Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak). Belum lagi ada menu pilihan Resto Higienis di GoFood, yang salah satunya Senirasa," jelas pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur yang tinggal di Kawasan Banyumanik, Semarang itu kepada IDN Times, 20 Oktober 2020.

Pengalaman berharga Farid-Farid yang lain menjadikan aplikasi GoFood dari Gojek menduduki peringkat pertama sebagai aplikasi teramah pengguna (User Experience/ UX) dan terbaik kedua sebagai aplikasi pelanggan (Customer Experience/ CX) selama pandemik COVID-19, sebagaimana riset global dari UXalliance, Usaria, dan Somia CX yang dilansir pada laman resmi Gojek, 2 Oktober 2020.

Penelitian tersebut bertujuan untuk memahami bagaimana COVID-19 memengaruhi pengalaman pengguna aplikasi dan layanan, serta dapat mengidentifikasi kunci kesuksesan berbagai aplikasi di dunia beradaptasi selama pandemi. Riset ketiga lembaga independen tersebut dilakukan terhadap 47 aplikasi pengantaran belanja harian dan pesan-antar makanan di 17 negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan Australia.

GoFood mendapat skor 97 persen dalam kategori keramahan pengguna (UX), skor 84 persen dalam pengalaman pelanggan (CX), dan skor sempurna 100 persen untuk peringkat kegunaan (usefulness rank). Pada riset tersebut turut diketahui bahwa GoFood dinilai sangat bermanfaat ketika pandemik COVID-19.

5. Kepedulian driver Gojek membuat nyaman konsumen dan mitra UMKM

Gojek Bersolek, GoFood Kian Yahud, Kolaborasi Terbaik Kala PandemikIDN Times/Dhana Kencana

Protokol kesehatan COVID-19 secara cermat yang dilakukan driver Gojek saat menerima, mengambil, dan mengantar pesanan GoFood juga membuat Niken, sebagai mitra UMKM, tidak lagi khawatir terhadap potensi penularan virus corona dari produknya kepada konsumen.

"Driver-driver Gojek sudah teredukasi. Mereka cuci tangan dulu di depan toko sebelum masuk. Mereka manut, karena mungkin semua toko sudah menerapkan protokol kesehatan COVID-19 juga. Jika diingatkan, ada yang mblandang (red: nekad masuk), ya tidak pernah sakit hati. Enjoy mereka," ucapnya.

Bahkan, aku Niken, driver Gojek juga sudah peduli kepada lingkungan menekan penyebaran tas plastik. Sejumlah driver yang datang ke Senirasa sudah membawa dan menyiapkan tas guna ulang sendiri. 

"Sebagai merchant, Senirasa menyiapkan tas ramah lingkungan, jadi tidak menggunakan tas plastik. Kadang kalau ada driver yang sudah membawa tas sendiri. Cukup kagum banget sama mereka," jelas suami Leo Daroquthni itu.

GoFood juga mendukung gerakan #GoGreener yang memudahkan ekosistem GoFood lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan program dan teknologi yang dirancang khusus untuk pelanggan, merchant, dan mitra driver GoFood. Inisiatif itu sudah dilakukan sejak 2019.

Fokus utama aksi tersebut adalah menjalankan inisiatif ramah lingkungan melalui tiga layanan. Yakni pilihan alat makan sekali pakai bagi konsumen, pemakaian paper bag oleh merchant, dan penggunaan tas guna ulang pada mitra driver.

6. Gerakan #GoGreener Gojek menjadi investasi masa depan Indonesia

Gojek Bersolek, GoFood Kian Yahud, Kolaborasi Terbaik Kala Pandemikwww.gojek.com

Pemerhati lingkungan Jawa Tengah, Arief Khristanto mengapresiasi  hal tersebut. Ia melihat ada regulasi eksklusif dari Gojek khususnya untuk layanan GoFood dalam upaya menekan penggunaan tas plastik juga alat makan seperti garpu maupun sendok plastik. 

Kondisi itu menjadi salah satu bagian tanggung jawab (responsibility) Gojek supaya lebih mengedukasi para mitra UMKM GoFood atau calon merchant agar menggunakan material-material makanan dan minuman yang ramah lingkungan.

"GoFood bisa berperan positif untuk hal itu. Pada masa pandemik ini memang penggunaan tas plastik meningkat dan tidak terkontrol. Merchant semakin banyak, itu jadi potensi bagus bagaimana memasukkan unsur peduli lingkungan melalui layanan GoFood," ujarnya kepada IDN Times melalui sambungan telepon, 20 Oktober 2020.

Berdasarkan data laman resmi Gojek, per Juni 2020 jumlah merchant GoFood yang mengadopsi gerakan #GoGreener meningkat 22,5 kali lipat dibandingkan awal 2019. Lebih dari itu, terdapat 97 persen konsumen GoFood memilih untuk tidak membeli alat makan sekali pakai saat bertransaksi di merchant #GoGreener. Salah satunya yang dilakukan Farid.

"Gerakan #GoGreener Gojek menginspirasi sekali. Dari hulu sampai hilir diajak bersama-sama untuk peduli lingkungan, dari hulu sampai hilirnya di saya sebagai konsumen, dalam hal diet ketat menggunakan tas plastik. Setahu saya baru ada di GoFood. Ini investasi untuk masa depan Indonesia," tandasnya.

Baca Juga: Cara Daftar GoFood agar Mudah Jualan Makanan Online!

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya