GoTo, Tandem Minim Problem yang Bikin Mesem dan Adem Ayem

Ekosistem yang berdampak luas, banyak yang tersengsem

Teknologi kini bak sahabat bagi manusia. Selalu menemani kapan pun dan di mana pun berada. Tak hanya untuk komunikasi semata, saat ini teknologi menjadi kebutuhan setiap orang.

Tren tersebut terlihat dari terus meningkatnya pengguna internet di Indonesia setiap tahun. Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel A Pangerapan dalam sebuah webinar Siberkreasi Mahasiswa Indonesia Makin Cakap Digital, pada Jumat (10/09/2021) menyebut, per kuartal III 2021, pengguna internet di Tanah Air meningkat 11 persen dari tahun 2020, yaitu dari 175,4 juta menjadi 202,6 juta pengguna.

Dompet Digital Serba Bisa

GoTo, Tandem Minim Problem yang Bikin Mesem dan Adem AyemIlustrasi Gopay (Unsplash/Edi Kurniawan)

Pertumbuhan pengguna membuka peluang bagi perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) dalam negeri untuk berinovasi dan menyesuaikan layanan dengan perkembangan zaman. PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, sebagai pionir platform aplikasi on-demand dan pembayaran digital sukses menjawab tantangan tersebut.

Aplikasi Gojek--yang berawal dari sebuah layanan pusat panggilan (call center) pada 2010--, sekarang tidak hanya melayani keperluan transportasi semata. Melainkan sudah bisa digunakan untuk memesan makanan, mengirim barang, untuk kebutuhan bulanan seperti membeli pulsa, token listrik, membayar BPJS Kesehatan, sampai pada urusan pribadi untuk investasi dan transaksi keuangan. Total sudah ada 20 layanan pada aplikasi Gojek.

Kebermanfaatan fitur-fitur tersebut dirasakan pengguna. Salah satunya Mardiya. Segala lini kehidupannya digampangkan dengan adanya layanan transaksi GoPay yang ada pada aplikasi Gojek.

Ibu satu anak yang tinggal di Demak, Jawa Tengah itu merasakan arti penting dari keberadaan dompet digital serba bisa itu. Mulai dari pembayaran nontunai (cashless), berbelanja baik di toko online maupun konvensional (tatap muka), dan transfer uang, semudah mengedipkan mata.

Eksistensi GoPay makin berguna saat pandemik COVID-19 melanda Indonesia sejak Maret 2020 sampai saat ini. Fiturnya bermanfaat guna memitigasi penularan virus corona melalui uang tunai, sebagaimana imbauan Bank Indonesia (BI). 

"Saya bisa membantu teman yang lagi isolasi mandiri COVID-19. Saya transfer GoPay buat kebutuhan mereka. Mereka kan tidak bisa keluar sendiri, kayak beli obat atau keperluan lain. Donasi-donasi juga buat mereka yang terdampak COVID-19 lebih mudah, tinggal scan karena sistem pembayarannya sudah terintegrasi sama QRIS (Quick Response Indonesia Standard)," katanya kepada IDN Times, Jumat (5/11/2021).

Leluasa Bergerak

GoTo, Tandem Minim Problem yang Bikin Mesem dan Adem AyemIlustrasi Gopay (IDN Times/Arief Rahmat)

Anom adalah salah satu penerima transferan GoPay dari Mardiya. Ketika harus menjalani isolasi mandiri awal tahun 2021, GoPay berjasa bagi kesembuhan dirinya karena bisa lebih leluasa membeli makanan, obat, dan kebutuhan lain, sembari masa penyembuhan dilkukan di rumah saja. 

Yang tidak kalah canggih--selain GoPay--adalah layanan GoFood. Fitur pilihan menu berdasarkan kategorisasi yang disediakan GoFood mempermudah perempuan berusia 25 tahun itu untuk membeli makanan sehat (healthy food), sehingga dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh.

"Benar-benar bermanfaat (GoPay). Semuanya kayak dimudahkan, mau beli makanan di GoFood, beli obat di Halodoc, beli pulsa GoPay, juga pas cek dan tes swab semuanya bisa bayar pakai GoPay juga. Pilihannya (di GoFood) banyak, driver-nya juga komitmen menerapkan protokol kesehatan, jadi gak takut mengantar (makanan) meski sedang terpapar COVID-19," aku pemilik nama lengkap Anom Bahzatul Asror itu.

Selain healthy food, pada aplikasi GoFood juga terdapat pengelompokan menu makanan dari para pelaku Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM). Hana memanfaatkan servis tersebut sebagai ikhtiarnya membantu mereka bangkit lantaran keterbatasan akses berjualan dan minimnya pembeli saat pandemik COVID-19.

Belum lama ini, ia memesankan oleh-oleh khas Semarang dari UMKM untuk temannya yang berasal dari Jakarta ketika singgah di Ibu Kota Jawa Tengah. Dengan GoFood, membuatnya tidak perlu repot dan menghabiskan banyak waktu harus pergi ke sentra pusat oleh-oleh, lalu mengirim ke temannya.

"Tinggal pilih oleh-olehnya dari UMKM lewat aplikasi GoFood. Bisa langsung diantar ke teman saya. Belum lagi biasanya ada promonya juga," ujarnya saat bertemu di sebuah kafe di kawasan Tembalang, Semarang, Selasa (13/11/2021).

Melek Keuangan

GoTo, Tandem Minim Problem yang Bikin Mesem dan Adem AyemPemilik UMKM Bebek Rempah Semarang, Naneth Ekopriyono. (IDN Times/Dhana Kencana)

Perhatian Gojek terhadap pertumbuhan UMKM khususnya di bidang kuliner cukup serius, terlebih saat pandemik COVID-19. Mereka terus mengembangkan inovasi agar UMKM, sebagai mitra GoFood bisa terus berdaya saing.

Puncaknya pada 17 Mei 2021, Gojek bersama Tokopedia resmi merger membentuk GoTo. Mereka mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang atau makanan, transportasi, dan keuangan yang menjadi satu ekosistem, terhubung satu sama lain.

Ekosistem GoTo membuat pelaku UMKM Bebek Rempah (Beckrem) Semarang berkesempatan mempunyai lebih dari satu pintu untuk berjualan secara daring sehingga menambah peluang penghasilan mereka.

"Adanya GoFood terhubung dengan Tokopedia semakin menambah etalase berjualan lebih banyak sehingga pintu-pintu pendapatan bisa bertambah. Semua (usaha) kami coba," kata pemilik Beckrem, Naneth Ekopriyono, yang sudah bergabung sebagai mitra GoFood sejak 2015.

Tidak melulu soal bisnis, ekosistem tersebut bagi Naneth ikut mendorong literasi dan inklusi keuangan para karyawannya, yang mayoritas berasal dari kalangan difabel dan marginal. Mereka yang minim akan pengetahuan keuangan lama kelamaan bisa melek terhadap keuangan.

"Untuk penggajian, sistem kami semua sudah cashless. Kemunculan GoPay dibarengi dengan penjualan nontunai bikin mereka juga bisa melek keuangan juga," katanya kepada IDN Times, Selasa (16/11/2021).

CEO Grup GoTo dan CEO GoTo Financial, Andre Sulistyo menegaskan bahwa semangat GoTo adalah ingin berkontribusi untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui digitalisasi.

"Kami lihat digitalisasi punya peran penting mengubah usaha offline yang tidak bisa buka karena pandemik, bisa dijembatani. GoTo ingin terus berkontribusi supaya UMKM bisa tetap berjualan, bisa membantu operasional dan pengelolaan. Inisiatif Bangkit Bersama disusun supaya lebih banyak UMKM yang bisa masuk ke ekosistem," ujarnya dalam keterangan, Rabu (6/10/2021).

Marketing Langit

GoTo, Tandem Minim Problem yang Bikin Mesem dan Adem AyemOutlet Bebek Rempah baru di Toko Istana Buah Semarang. (IDN Times/Dhana Kencana)

Bisnis ibu tiga anak itu sempat terpuruk akibat pandemik COVID-19. Tepatnya pada Februari 2021, omzet keseluruhan usahanya tinggal 30 persen.

Dampak PPKM yang dibarengi dengan penutupan pusat perbelanjaan dan mal, membuatnya harus menutup satu dari tiga outlet usahanya. Tidak berhenti di situ, sejumlah karyawannya memilih untuk mengundurkan diri. Dari total sebanyak 20 karyawan, hanya tinggal 5 orang yang bertahan.

Situasi bertambah sulit ketika Naneth ia harus menerima keadaan bahwa permukiman tempat tinggalnya di kawasan Genuk, Semarang dilanda banjir, awal Maret 2021.

"Saya akui saya butuh uang. Tapi, saya tidak mentolo untuk berjualan di tengah kondisi bencana banjir. Akhirnya, gak berpikir panjang, stok makanan bebek dan nasi yang ada, saya bagikan buat para korban banjir di tetangga sekitar rumah selama dua minggu. Saat itu, saya sudah pasrah sama Tuhan, kalau memang usaha saya gak jalan lagi (karena habis modal), ya sudah gak apa-apa," ungkapnya.

Inisiatifnya terdengar Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) Semarang. Padahal Naneth mengaku, sama sekali tak pernah bilang atau memberitahu kepada khalayak apa yang sebenarnya terjadi di lingkungannya.

Mengetahui hal itu, sejumlah anggota KOMPAG bersimpati turut membantu memberikan makanan untuk warga, termasuk juga driver Gojek di wilayah tersebut yang terdampak banjir. Rumah Naneth menjadi posko dan dapur umum bencana banjir.

GoTo, Tandem Minim Problem yang Bikin Mesem dan Adem AyemPemilik UMKM Bebek Rempah Semarang, Naneth Ekopriyono. (IDN Times/Dhana Kencana)

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Usai bencana mereda, Naneth berusaha membuka kembali usahanya di dua outlet yang masih tersisa, yaitu di Genuk dan Mal Ciputra Semarang.

Berjalannya waktu dan seiring dengan menurunnya kasus COVID-19, bisnisnya mulai bangkit perlahan. Malahan, pada Agustus 2021, ia berhasil membuka satu outlet baru di Toko Istana Buah, Jalan Pandanaran 104 Semarang.

Lebih dari itu, ia pun berkembang dan sukses menciptakan produk hasil sampingan baru bernama Kremesan dan Bumbu Ireng.

"Mungkin itu adalah Marketing Langit, karena benar-benar di luar perkiraan. Habis peristiwa itu, saya juga tidak nyana pelan-pelan bisa bangkit, menambah outlet, dan berinovasi membuat produk baru. Menu kayak Bebek Sangan dan produk baru kami semua ada di GoFood, ada juga di Tokopedia. Semua jalan kami coba, di mana pun (ekosistem Gojek), yang penting mendukung usaha berkembang," ujarnya Naneth yang pernah menjadi Mitra Juara 2021 kategori GoFood dari Gojek.

Outlet baru tersebut menjadi berkah bagi Hermawan, driver Gojek yang tinggal di kawasan Pekunden, Semarang. Orderannya saban hari tak pernah berhenti untuk pemesanan GoFood. Apalagi saat jam makan siang hari kerja (weekday).

Banyaknya yang order Beckrem, menambah pemasukannya.

"Ini saya sekali orderan bisa sampai empat pesanan di outlet Beckrem di sini (Istana Buah). Ya otomatis, kalau ada banyak yang pesan Beckrem, driver juga tambah pemasukannya," kata driver Gojek, Hermawan kepada IDN Times di sela-sela menunggu pesanannya jadi.

Baca Juga: Gojek Bersolek, GoFood Kian Yahud, Kolaborasi Terbaik Kala Pandemik

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya