Inspiratif! Bengok Craft: Sulap Gulma Eceng Gondok jadi Produk Kreatif

Seluruh produknya berbasiskan kerajinan anyaman

Intinya Sih...

  • Danau Rawa Pening yang dulu terancam eceng gondok, kini menjadi sumber inspirasi bagi komunitas lokal.
  • Bengok Craft didirikan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan, dan menghasilkan produk kerajinan tangan berkualitas.
  • Firman Setiyaji bergabung dengan Pertamina UMK Academy 2024 dan berhasil memperkuat usahanya melalui program pelatihan online tersebut.

Semarang, IDN Times - Danau Rawa Pening, yang dulu terancam oleh invasi gulma eceng gondok, kini berubah menjadi sumber inspirasi bagi komunitas lokal. Pasalnya, gulma yang semula merusak ekosistem dan mengancam mata pencaharian nelayan sukses disulap menjadi produk kerajinan tangan bernilai tinggi.

Inisiatif itu dipelopori oleh Firman Setiyaji, pendiri Bengok Craft, sebuah usaha yang mengubah eceng gondok menjadi berbagai produk kerajinan sejak 2019.

1. Solusi ekonomi, sosial, dan lingkungan

Inspiratif! Bengok Craft: Sulap Gulma Eceng Gondok jadi Produk KreatifKondisi eceng gondok di Rawa Pening Kabupaten Semarang. (Dok. Pertamina)

Firman, seorang pria berusia 33 tahun dari Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, menceritakan bagaimana kondisi Rawa Pening yang dulu penuh dengan eceng gondok yang menutupi permukaan air dan membunuh ikan-ikan di danau.

"Sekarang, Rawa Pening sudah lebih bersih. Masyarakat sudah sadar dan mulai mengolah eceng gondok menjadi kerajinan tangan," katanya.

Firman mendirikan Bengok Craft dengan tiga tujuan utama untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, memberdayakan komunitas melalui pelatihan, serta menjaga kelestarian lingkungan dengan meminimalkan pertumbuhan eceng gondok di Rawa Pening.

"Pendirian Bengok Craft dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengangkat perekonomian masyarakat, pengembangan sosial, dan perlindungan lingkungan," jelasnya.

2. Produk dengan teknik anyaman

Inspiratif! Bengok Craft: Sulap Gulma Eceng Gondok jadi Produk KreatifPekerja ibu rumah tangga menganyam produk kerajinan Bengok Craft di Kabupaten Semarang. (Dok. Pertamina)

Sejak awal berdiri, Bengok Craft terus berkembang meski menghadapi berbagai tantangan. Di tahun pertama, Firman berfokus pada peningkatan kapasitas produksi dengan mengajak warga sekitar, termasuk lansia dan ibu rumah tangga, untuk ikut serta.

Kini, Bengok Craft mempekerjakan 20 orang yang mayoritas merupakan warga lokal.

Berbagai produk kreatif telah dihasilkan oleh Bengok Craft, mulai dari tas, sandal, gelang, hingga topi. Seluruh produk tersebut dibuat dengan teknik anyaman, seperti model kubu dan palet, serta teknik kepang.

"Kami mengombinasikan teknik-teknik tersebut untuk menghasilkan produk berkualitas," tambahnya.

3. Pengembangan pasar dari Pertamina UMK Academy

Inspiratif! Bengok Craft: Sulap Gulma Eceng Gondok jadi Produk KreatifPendiri Bengok Craft, Firman Setiyaji (kiri) saat mengikuti pelatihan online Pertamina UMK Academy. (Dok. Pertamina)

Untuk memperkuat usahanya, Firman bergabung dengan Pertamina UMK Academy 2024, sebuah program pelatihan yang diselenggarakan oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah. Firman menjadi salah satu peserta yang terpilih dari ribuan pelaku usaha mikro kecil (UMK) di seluruh Indonesia.

"Saya mengikuti 8 pelatihan online yang sangat membantu dalam mengembangkan usaha, memasarkan produk, dan membuat inovasi agar diterima di pasar," ungkap Firman.

Dengan inovasi yang dihadirkan oleh Firman dan Bengok Craft, eceng gondok yang dulunya dianggap sebagai masalah lingkungan kini menjadi solusi kreatif yang memberdayakan masyarakat dan melestarikan alam. Firman berharap usahanya dapat terus berkembang dan menginspirasi banyak orang untuk melihat potensi dalam setiap masalah lingkungan.

4. Interaksi dengan pelaku UMK

Inspiratif! Bengok Craft: Sulap Gulma Eceng Gondok jadi Produk KreatifPendiri Bengok Craft, Firman Setiyaji (kanan) bersama ibu rumah tangga perajin anyaman eceng gondok di Kabupaten Semarang. (Dok. Pertamina)

Menurut Firman, pelatihan di Pertamina UMK Academy tidak hanya memberikan teori, tetapi juga interaksi langsung yang memungkinkan peserta berkonsultasi tentang tantangan yang mereka hadapi.

"Sangat bermanfaat karena kami bisa langsung diskusi terkait masalah usaha," tambahnya.

Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menjelaskan, Pertamina UMK Academy adalah bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan untuk membantu UMK meningkatkan taraf ekonomi mereka.

"Program ini awalnya hanya ditujukan untuk UMK yang sudah dibina oleh Pertamina, namun sekarang dibuka untuk umum dengan proses seleksi," ujarnya.

5. Inovasi bawa Bengok Craft ke nasional

Inspiratif! Bengok Craft: Sulap Gulma Eceng Gondok jadi Produk KreatifBrasto Galih Nugroho, Area Manager Communication and CSR PT Pertamina Patra Niaga RJBT. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Lebih dari 8.000 pelaku UMK mendaftar untuk mengikuti program tersebut. Namun hanya 5.500 yang lolos seleksi.

Pelatihan regional telah berlangsung Juni--Agustus 2024, dan kini memasuki tahap nasional.

"Di Regional Jawa Bagian Tengah, sebanyak 45 peserta, termasuk Bengok Craft, berhasil lolos ke tahap nasional karena keaktifan dan inovasi yang mereka tunjukkan," tambah Brasto.

Pertamina juga memberikan dukungan kepada peserta terbaik dengan kesempatan mengikuti pameran UMK melalui proses seleksi. Peserta yang terpilih akan mendapatkan pelatihan lebih intensif untuk mendukung pengembangan usaha mereka di masa depan.

Baca Juga: Pria Mengamuk di SPBU Grobogan: Pertamina Apresiasi Dedikasi Petugas

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya