ISEW 2024: Percepat Transisi Energi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

Transisi energi menciptakan peluang ekonomi baru

Intinya Sih...

  • Indonesia berkomitmen transisi energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan target net zero emission pada 2060.
  • Kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) Jerman dengan Indonesia mendukung transisi energi melalui alokasi dana proyek-proyek JETP.
  • Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) baru menargetkan lebih dari 367 GW energi terbarukan pada tahun 2060, dengan 42% dari energi terbarukan yang didukung penyimpanan energi.

Semarang, IDN Times - Dalam upaya menyongsong visi Indonesia Emas 2045, Indonesia berkomitmen mempercepat transisi energi berkeadilan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Langkah itu penting agar Indonesia bisa mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

1. Transisi energi menjadi hal krusial

ISEW 2024: Percepat Transisi Energi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045ilustrasi teknologi PV (Photovoltaic). (p3tkebt.esdm.go.id)

Percepatan transisi energi menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024, yang berlangsung dengan tema besar "Bersatu Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan: Memajukan Transisi Energi untuk Indonesia Emas dan Emisi Nol Bersih."

Acara tersebut resmi dibuka oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kedutaan Besar Jerman, GIZ Indonesia, serta Institute for Essential Services Reform (IESR).

Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Jerman, Thomas Graf menyatakan, Indonesia mendapat dukungan kuat dari berbagai negara--termasuk Jerman--dalam upaya transisi energi.

"Jerman berkomitmen mendukung transisi energi melalui kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP). Sejauh ini, Jerman telah mengalokasikan USD 1 miliar untuk proyek-proyek JETP, dan sekitar USD 2,4 miliar guna memperkuat sektor energi terbarukan di Indonesia," ujar Thomas dalam sambutannya di ISEW 2024.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Ervan Maksum menekankan, percepatan transisi energi berkeadilan merupakan elemen krusial dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju pada 2045. Menurutnya, pembangunan infrastruktur listrik yang rendah karbon sangat penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

“Kita perlu mendorong transisi energi yang adil dan berkelanjutan. Sistem transmisi yang andal dan mampu mengakomodasi energi terbarukan di luar Pulau Jawa harus dibangun untuk mendorong pemerataan pembangunan,” jelasnya.

Baca Juga: Dekarbonisasi Industri: Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan 

2. Target energi terbarukan tahun 2060

ISEW 2024: Percepat Transisi Energi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045Ilustrasi memasang panel surya (pexels.com/Kindel Media)

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof Eniya Listiani Dewi mengungkapkan bahwa Indonesia tengah menyusun draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang baru.

Dalam RUPTL tersebut, menargetkan lebih dari 367 gigawatt (GW) energi terbarukan pada tahun 2060, dengan 42 persen di antaranya berasal dari energi terbarukan yang didukung penyimpanan energi.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menambahkan, percepatan transisi energi akan tergantung pada empat faktor kunci. Mulai dari kebijakan yang mendorong investasi, ketersediaan teknologi energi terbarukan, pendanaan yang cukup, dan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan.

"Untuk mencapai target bauran energi terbarukan 23 persen pada 2025, pemerintah perlu mempercepat penyelesaian power purchase agreement (PPA) antara pengembang dan PLN, serta mempercepat implementasi PLTS atap," ungkapnya.

Fabby menegaskan, dengan strategi-strategi tersebut, Indonesia dapat mencapai target bauran energi terbarukan yang lebih ambisius.

3. Kemitraan untuk mendorong transisi energi

ISEW 2024: Percepat Transisi Energi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045ilustrasi energi angin ( pixabay.com / ZuuFotor )

Untuk diketahui, ISEW 2024 menjadi bagian penting dalam 30 tahun kerja sama sektor energi antara Indonesia dan Jerman.

Direktur Program Energi GIZ Indonesia/ASEAN, Lisa Tinschert menyebutkan, ISEW merupakan momen penting untuk memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara, terutama dalam mendukung transisi energi berkelanjutan.

"GIZ berkomitmen mendukung upaya pemerintah Indonesia mencapai target energi terbarukan dan emisi nol bersih. Kolaborasi antar pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat sipil, adalah kunci untuk memastikan transisi energi yang adil dan inklusif," katanya.

4. Tiga tujuan utama ISEW 2024

ISEW 2024: Percepat Transisi Energi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045ilustrasi pekerja (freepik.com/standret)

ISEW 2024 memiliki tiga tujuan utama. Yang pertama adalah menjadi forum tingkat tinggi bagi pemerintah Indonesia dan Jerman dalam mendukung transisi energi Global dan nasional. Lalu, menjembatani pembuat kebijakan dengan masyarakat, dan meningkatkan kesadaran teknologi berkelanjutan di kalangan masyarakat dan sektor swasta.

Adapun, dalam transisi energi, Indonesia tidak hanya bertujuan mengurangi emisi, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. Peningkatan bauran energi terbarukan diyakini akan membuka lapangan kerja di sektor energi terbarukan, terutama di luar Pulau Jawa.

Dengan kolaborasi internasional, seperti yang dijalin dengan Jerman melalui proyek-proyek CASE dan SETI, Indonesia diharapkan dapat mempercepat pengembangan energi terbarukan.

Baca Juga: Perusahaan Global Desak Indonesia Tingkatkan Target Energi Terbarukan

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya