Lahan Budidaya Perikanan di Pekalongan Menyusut 500 Hektare

Pekalongan, IDN Times - Lahan budidaya perikanan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengalami penyusutan. Hal ini terjadi lantaran adanya perubahan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
1. Saat ini menjadi 300 hektare

Lahan perikanan di Kota Pekalongan mengalami penyusutan sebanyak 500 hektare. Semula luasan lahan adalah 800 hektare dan saat ini menjadi 300 hektare. Lahan yang menyusut tersebut dialihfungsikan menjadi lahan konservasi.
"Jadi untuk lahan budidaya di bagian barat tanggul, dialihfungsikan menjadi lahan konservasi sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak banjir rob," kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati di Pekalongan, seperti dikutip IDN Times dari kantor berita Antara, Jumat (6/9).
2. Untuk menekan bencana banjir dan rob

Pengalihfungsian lahan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk membebaskan beberapa wilayah dari bencana banjir dan rob.
"Ini kondisi yang harus diputuskan karena masyarakat sudah bertahun-tahun menderita akibat dilanda banjir rob," imbuh Lili.
3. Masih bisa memenuhi kebutuhan ikan

Meski demikian, tambah Lili, Pemkot memastikan bahwa pengurangan lahan budidaya perikanan tidak akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan ikan sebagai bagian dari program "Gemar Makan Ikan" di Kota Pekalongan, karena pasokan ikan sudah dipenuhi dari daerah sendiri maupun daerah lain.
"Jika suplai ikan untuk kebutuhan masyarakat ada beberapa sumber lain yang bisa diandalkan. Untuk beberapa tambak di bagian timur tanggul masih tetap kami genjot, agar dapat meningkatkan produksi," ungkapnya.
4. Lahan tambak yang ada masih bisa dimanfaatkan

Lili mengatakan bahwa masyarakat atau petani tambak masih bisa memanfaatkan lahan tambak yang masih ada, meski beberapa lahan akan dialihfungsikan menjadi lahan konservasi.
"Kami akan mencoba mensinergikan dan mendorong petambak yang ada di wilayah konservasi, untuk memanfaatkan sistem tersebut sehingga mereka tetap dapat menjalankan kegiatan budidaya tanpa harus membuat tambak yang besar," ujar Lili.