Mencari Tambahan untuk Menghidup-hidupi Pertashop

Gak saklek cuma berjualan BBM saja

Semarang, IDN Times - Berbisnis dengan prospek cerah dan menjanjikan menjadi impian banyak orang. Salah satu kuncinya adalah peluang pasar. Seperti yang terjadi pada bisnis penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh para mitra Pertamina Shop (Pertashop) di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

1. Bisnis Pertashop terdampak kenaikan harga BBM

Mencari Tambahan untuk Menghidup-hidupi PertashopIlustrasi layanan Pertashop di Banjarsari, Kota Solo. (Dok. Pertamina)

Pertashop merupakan outlet penjualan dari PT Pertamina (Persero) berskala tertentu yang dipersiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM nonsubsidi, LPG nonsubsidi, dan produk ritel Pertamina lainnya. Outlet tersebut mengutamakan lokasi pelayanan di desa atau kota yang membutuhkan pelayanan produk ritel Pertamina.

Salah satu mitra Pertashop, Aditya Ari Sudiwa mengatakan, bisnisnya tak selalu berjalan mulus. Pasalnya, outlet yang ia buka di wilayah Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar tahun 2021 itu sempat terdampak kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.

"Dulu awal buka Pertashop bisa jual sampai 2.000 liter per hari. Tapi sejak harga BBM naik sekarang penjualan antara 600--1.000 liter per hari saja," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (17/2/2023).

2. Penjualan masih sesuai target rencana bisnis

Mencari Tambahan untuk Menghidup-hidupi PertashopIlustrasi layanan Pertashop. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Hal itu tidak lantas membuat pria berusia 43 tahun itu putus asa karena penjualannya selama ini masih sesuai dengan target pada rencana bisnis awal. Yaitu sebanyak 400 liter per hari.

Sebab, dari kisahnya, untuk mendirikan Pertashop di lahan seluas 400 meter persegi, ia harus merogoh kocek untuk modal hingga kurang lebih Rp1 miliar.

"Tadinya (perkiraan) pengembalian modal diperkirakan bisa lebih cepat. Tapi sekarang masih sesuai dengan rencana awal, kalau penjualan 400 liter, kembalinya modal ya 4--5 tahun," ujar Aditya.

3. Berinovasi untuk pengembangan Pertashop

Mencari Tambahan untuk Menghidup-hidupi PertashopIlustrasi kegiatan perbankan BRILink. (Dok. Bank BRI)

Agar Pertashopnya makin berdaya dan inovatif, ia melengkapinya dengan layanan perbankan dengan bergabung sebagai agen BRILink.

Pelanggan dapat memanfaatkannya untuk tarik tunai, membayar listrik atau tagihan-tagihan, serta layanan perbankan lainnya.

"Ini sementara masih pakai BRILink. Sebenarnya ada banyak layanan yang ditawarkan sebagai inovasi untuk menambah layanan di Pertashop, baik itu dari Pertamina atau dari pihak luar. Tetap harus ada langkah inovasi untuk menjaga bisnis Pertashop tetap diminati pelanggan. Kalau hanya mengandalkan dari penjualan BBM saja, bisnis tidak akan berkembang," jelasnya.

4. Giat mencari pendapatan lain selain berjualan BBM

Mencari Tambahan untuk Menghidup-hidupi PertashopIlustrasi layanan Pertashop di Selo, Boyolali, Jawa Tengah. (IDNTimes/Larasati Rey)

Kondisi serupa dilakukan Jhonson, pemilik Pertashop di Jalan Jambon Raya Nomor 16 Kricak, Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Ia membuka layanan pengisian Nitrogen dan tambal ban untuk melengkapi bisnis yang sudah dimulai sejak tahun 2021 tersebut.

"Gak melulu penjualan BBM. Sebentar lagi kami siapkan tempat untuk bisnis laundry coin dan minimarket untuk menambah pelayanan. Saya terus berusaha mencari cepat untuk mendapatkan penghasilan lain di dalam satu area Pertashop," akun pria berusia 49 tahun itu.

Jhonson menjelaskan, awal membuka bisnis Pertashop modalnya mencapai Rp1 miliar. Dengan modal tersebut, selama hampir dua tahun beroperasi, ia telah merasakan keuntungan yang tinggi karena mampu menjual Pertamax sebanyak 2.500--3.000 liter per hari, dengan keuntungan per liter mencapai Rp850.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Proliga 2023, Tim Voli Pertamina Putri Duduki Puncak Klasemen

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya