Nafkah dari Limbah yang Membawa Berkah untuk Semesta

Keterbatasan fisik tidak menjadi alasan dan kendala

Pertumbuhan industri pengolahan kayu di Indonesia terus bertumbuh setiap tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) industri tersebut mencapai Rp14,18 triliun pada kuartal kedua tahun 2022. Capaian tersebut meningkat 5,36 persen dari tahun sebelumnya (year on year/ y-o-y) sebesar Rp13,46 triliun.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang mengatakan, pertumbuhan industri pengolahan kayu tersebut menandakan adanya peningkatan permintaan (demand) pada sektor tersebut.

Kenaikan produktivitas industri pengolahan kayu tersebut diikuti dengan meningkatnya limbah yang dihasilkan. Limbah kayu merupakan sisa-sisa kayu atau bagian kayu yang dianggap sudah tidak bernilai ekonomi lagi, tetapi sebenarnya masih dimanfaatkan.

Limbah-limbah kayu tersebut biasanya berupa sisa gergajian, sisa potongan panjang atau pendek, dan kulit kayu. Selama ini, limbah kayu hanya dijual dengan harga rendah untuk dimanfaatkan lagi menjadi kayu bakar atau dibiarkan hingga rusak dan membusuk.

Ikhtiar Menjaga Lingkungan

Nafkah dari Limbah yang Membawa Berkah untuk SemestaPemilik UMKM BJHomemade, Azis Abdullah Bajasud saat ditemui di Semarang, Kamis (16/2/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Azis Abdullah Bajasud, warga Semarang, Jawa Tengah mempunyai cara tersendiri untuk menangani limbah kayu. Ia memanfaatkan dan mengolah limbah tersebut menjadi produk atau barang yang memiliki nilai fungsi dan ekonomi. Yaitu menjadikan limbah kayu sebagai bahan baku beragam kerajinan, salah satunya pembuatan bingkai (frame) kacamata.

Menurut pria difabel daksa berusia 43 tahun itu, limbah kayu menimbulkan masalah yang penanganannya selama ini hanya dibiarkan membusuk, ditumpuk, atau dibakar. Penanganan-penanganan tersebut berdampak buruk terhadap lingkungan dan makhluk hidup, sehingga memerlukan penanggulangan secara keberlanjutan.

Sebagai contoh, jika cara penanganan limbah kayu dengan dibakar, dapat mencemari kualitas udara sehingga menyebabkan polusi udara dan meningkatkan emisi karbon. Kondisi tersebut ikut menambah kerentanan terhadap penyakit pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang paru-paru (Pneumonia).

"Dengan memanfaatkan limbah kayu untuk dibuat frame kacamata menjadi produk bernilai ekonomi ini sekaligus bisa membuka lapangan pekerjaan kepada teman sesama difabel," katanya saat bertemu IDN Times, Kamis (16/2/2023).

Selain dari sisi manfaat untuk menjaga lingkungan, penggunaan limbah kayu sebagai bahan baku untuk produk frame kacamata rupanya memiliki beragam keunggulan.

Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, J Pramana Gentur Sutapa menjelaskan, keunggulan tersebut di antaranya penghematan biaya ekstraksi kayu dari hutan atau tempat lain, kadar air bahan kayu yang relatif rendah sehingga tidak memerlukan biaya pengeringan saat produksi, dan harga limbah kayu relatif murah.

Lalu, frame kacamata kayu karya Azis dapat diklaim sebagai produk berbahan baku dari limbah (daur ulang) sehingga dari sisi lingkungan dan pemasaran bisa menguntungkan dan menjadi nilai lebih.

Garansi Seumur Hidup

Nafkah dari Limbah yang Membawa Berkah untuk SemestaIlustrasi limbah kayu. (Unsplash/Kostiantyn Li)

Azis merintis bisnis frame kacamata kayu pada awal 2020, tepatnya saat pandemik COVID-19 merebak di Indonesia. Dalam kondisi yang serba tidak pasti itu, ia justru berani mengambil keputusan untuk berinovasi membuat frame kacamata dari limbah kayu.

Saat awal memulai, Azis tidak malu meski dalam kondisi fisik terbatas harus memulung limbah kayu di sekitar pabrik pengolahan kayu yang dekat dengan tempat tinggalnya di kawasan Genuk, Semarang. Kala itu, untuk membuat satu frame kacamata kayu membutuhkan waktu selama empat hari.

"Awal-awal mencoba bikin (dengan cara) manual, pelan-pelan, dan minta masukan, saran, juga evaluasi ke banyak orang supaya produknya jadi istimewa. Alhamdulillah, sekarang sudah punya alat sendiri dan tidak perlu waktu lama produksinya. Sekarang cuma tiga jam untuk satu frame kacamata kayu," ujar pemilik UMKM BJHomemade itu.

Bisnis Azis moncer semenjak berjualan kacamata kayu. Ia juga berhasil membangun jaringan reseller untuk produk tersebut.

Harga kacamata kayu di tingkat reseller Rp300 ribu dengan minimal pembelian lima frame kacamata. Sementara jika membeli satuan, harganya per frame Rp500 ribu.

Suami Susiati itu juga berani memberikan garansi seumur hidup (lifetime warranty) untuk pembeli frame kacamatanya yang sebagian besar berbahan dasar limbah kayu jati dan kayu sonokeling itu.

"Frame kacamata ini elegan. Pembeli bisa pesan sendiri (custom) atau berdasarkan desain yang ada. Sasaran pembeli semua usia dan saya beri garansi seumur hidup. Kalau kacamata kayu ini rusak, patah, atau apa pun itu, saya ganti. Mau dari mana saja (pembelinya), nanti tinggal kita kirim," akunya yang lahir pada 3 Mei 1979.

Baca Juga: Orderan Tas Mlatiwangi Mengalir Lewat Medsos Berkat Ilmu dari BRI 

Menjaga Usaha Tetap Berkelanjutan

Nafkah dari Limbah yang Membawa Berkah untuk SemestaSejumlah produk UMKM BJHomemade berbahan limbah kayu (Dok. Brilianpreneur 2022)

Inovasi produk frame kacamata kayu tersebut meningkatkan pendapatannya. Azis mampu menjual 50--100 frame kacamata kayu dengan omzet mencapai Rp7 juta setiap bulan.

Ia pun ikut mengajak rekan sesama difabel untuk membantu usahanya lantaran kewalahan karena tingginya permintaan.

Saat ramainya pesanan, Azis memilih untuk mendatangi dan bergabung menjadi anggota Rumah BUMN Bank BRI di Jalan Sultan Agung Nomor 108 Semarang. Hal itu ia lakukan untuk meluaskan pangsa pasar sehingga penjualannya tidak monoton.

"Saya ikut berpikir, bagaimana cara mengembangkan dan meningkatkan penjualan supaya usaha ini supaya tetap survive. Jadi tidak cuma sebentar, karena demi keberlanjutan pekerjaan teman-teman difabel juga," ucapnya.

Bagi Azis, produk frame kacamata kayu membutuhkan metode pemasaran tingkat lanjut untuk mengenalkan produknya kepada para konsumen. Ia menyadari, sebagai lulusan SMK, tak cukup mumpuni dan memiliki pemahaman serta ilmu di bidang tersebut.

"Pemasaran adalah darah dari UMKM. Saya memberanikan diri ke Rumah BUMN dan bergabung di sana, belajar banyak hal untuk memajukan UMKM ini (BJHomemade) biar naik kelas. Seperti strategi pemasaran supaya produk frame kacamata kayu lebih dikenal banyak orang dan berpotensi dibeli sehingga penjualannya maksimal," kata Ayah dari Haykal Subkhainur Bajasud dan Hayfa Mardalena Bajasud itu.

Baca Juga: Lewat Tangga Rumah BUMN BRI Semarang, UMKM Berdaya dan Naik Kelas  

Kawah Candradimuka untuk UMKM

Nafkah dari Limbah yang Membawa Berkah untuk SemestaIlustrasi aktivitas di Rumah BUMN Bank BRI Semarang (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Rumah BUMN merupakan bentukan kolaborasi dari Kementerian UMKM dan perusahaan milik negara. Salah satunya adalah Bank BRI.

Rumah tersebut menjadi tempat bersama untuk berkumpul, belajar, dan membina para pelaku UMKM di Indonesia supaya lebih berkualitas. Hingga tahun 2020, sudah ada 56 Rumah BUMN Bank BRI yang tersebar hampir merata di Indonesia.

Adapun, untuk anggota di Rumah BUMN Bank BRI Semarang sudah mencapai 5.302 pelaku UMKM--termasuk Azis--.

Rumah BUMN yang baru diluncurkan tahun 2020 itu merupakan pengayaan dari Rumah Kreatif BUMN yang sebelumnya sudah ada.

Koordinator Rumah BUMN Bank BRI, Muhammad Rizal mengatakan, visi dan misi rumah BUMN adalah mendampingi dan mendorong pelaku UMKM dapat berdikari menjawab tantangan utama dalam pengembangan usaha, peningkatan kompetensi, akses pemasaran, dan kemudahan permodalan.

Pihaknya saat ini sudah memfasilitasi 500--600 pelaku UMKM dengan berbagai pelatihan untuk pengembangan usaha mereka, khususnya bagi yang baru merintis usaha. Pelatihan tersebut di antaranya pelatihan membuat konten, pelatihan foto dan video produk, digital marketing, sampai packaging (pengemasan).

"Pelaku UMKM dipersilakan bergabung dengan Rumah BUMN Bank BRI. Gratis tidak ada pungutan atau dipungut biaya, dengan syarat memiliki usaha dan cukup menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP)," katanya dilansir kantor berita Antara, Senin (27/2/2023).

Secara umum, para pelaku UMKM yang bergabung di Rumah BUMN seperti Azis mendapatkan pelatihan-pelatihan yang meliputi:

  • Pelatihan untuk mempersiapkan dan membina UMKM dalam meningkatkan kualitas produk, branding, dan packaging (Go Modern)
  • Pelatihan untuk penggunaan aplikasi digital dan otomasi dalam proses bisnis dan pemasaran (Go Digital)
  • Pelatihan untuk perluasan akses pasar secara online melalui marketplace yang sudah disediakan melalui PaDiumkm atau e-commerce lainnya (Go Online)

"Goal saya bergabung dengan Rumah BUMN itu masuk ekosistem mereka (Digital Economy Ecosystem). Dengan begitu, produk kami berkembang dan penjualan frame kacamata kayu meningkat setelah bergabung di sana. Saya jadi tahu, bagaimana caranya mem-branding, membuat laporan keuangan, terus pemasarannya, sampai akhirnya bisa jualan online di PaDiumkm," ujar Azis.

UMKM Kunci Perekonomian Indonesia

Nafkah dari Limbah yang Membawa Berkah untuk SemestaUMKM EXPO(RT) BRILianpreneur. (IDN Times/Trio Hamdani))

Ekses positif yang dirasakan Azis makin nyata dan berkelanjutan. Hingga akhirnya ia ditunjuk Bank BRI untuk ikut berpameran di ajang UMKM EXPO(RT) BRILianpreneur 2022 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, pada 14--18 Desember 2022. Selama event itu, omzet Azis berhasil mencapai Rp12 juta.

"Sampai sekarang masih tidak percaya bisa ikut event besar (UMKM EXPO(RT) BRILianpreneur 2022) itu. Frame kacamata kayu saya laku sampai 20 buah. Di situ, saya juga mendapatkan buyer dari Australia yang mau pesan 1.000 buah kacamata kayu saya," ucapnya yang mengaku baru pertama kali ikut pameran UMKM pada ajang tersebut.

Azis telah merasakan kebermanfaatan dari Rumah BUMN Bank BRI di Semarang. Keberadaan Rumah BUMN mampu menaikkan kelas pelaku UMKM, sekaligus ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sebab, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melansir, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,5 persen dan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.

Baca Juga: BRI Peduli Kampanyekan Anti Nyampah, Kelola Sampah di Pasar Kesesi Pekalongan

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya