Petani Millennial di Jateng Sumbang Kenaikan Nilai Ekspor Pertanian

Nilai ekspor tahun ini meningkat menjadi Rp2,51 triliun

Semarang, IDN Times - Nilai barang ekspor produk pertanian di Jawa Tengah mencapai Rp2,51 triliun atau meningkat 19,02 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2018.

Saat itu nilai barang ekspor produk pertanian hanya mencapai Rp2,3 triliun. Peningkatan tersebut lantaran keterlibatan para petani muda (millennial) yang tidak lagi berorientasi swasembada pangan, tapi mengekspor.

Selain itu, hasil pertanian Jawa Tengah yang masuk pasar dunia sangat beragam. Di antaranya dari kedelai, edamame, kapulaga, kacang-kacangan, beras hitam, sampai daun kelor dan daun pakis. Bahkan, pada Minggu (29/9), Jateng baru saja mengekspor kacang hijau, kapulaga, daun pakis dan sarang walet.

Baca Juga: Mentan Amran Beri Kesempatan kepada Mahasiswa Diskusi Soal Pertanian

1. Jumlah eksportir di Jateng meningkat

Petani Millennial di Jateng Sumbang Kenaikan Nilai Ekspor PertanianANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman mengapresiasi tingginya nilai ekspor Jawa Tengah.

Indikator pertama keberhasilan tersebut adalah kenaikan jumlah eksportir. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), hingga akhir bulan sembilan ini jumlah eksportir komoditas pertanian di Jawa Tengah mencapai 1.967 pelaku usaha baik perorangan maupun korporasi. Jumlah tersebut meningkat 5,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya hanya 1.584 pelaku usaha.

"Indikator kedua adalah naiknya frekuensi pengiriman yang meningkat hingga 4,25 persen atau sekitar 6.719 kali eksportasi hingga bulan September 2019," kata Amran dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.

2. Keberhasilan sinergi Kementan dan Pemda

Petani Millennial di Jateng Sumbang Kenaikan Nilai Ekspor PertanianDok. Humas Pemprov Jateng

Indikator yang ketiga adalah adanya penambahan jumlah negara tujuan ekspor. Pada tahun 2019 terdapat penambahan negara tujuan ekspor komoditas pertanian Jawa Tengan sebanyak 5 persen. Yaitu sebanyak 126 negara pada tahun ini. Beberapa negara baru tujuan ekspor di antaranya Kamerun, Kolombia, Guyana, Laos dan Kazakhstan.

Capaian ekspor Jateng diakui Amran sangat luar biasa. Peningkatan angka ekspor tersebut menjadi bukti keberhasilan pembangunan pertanian bersama pemerintah daerah (pemda).

Pemanfaatan fasilitas dan bantuan yang sudah disediakan pemerintah baik berupa pupuk, benih dan alat mesin pertanian (alsintan) serta program akselerasi ekspor seperti Agro Gemilang yang digagas Barantan sudah dapat dirasakan dampaknya.

3. Dukungan penuh dari petani dan eksportir millennial

Petani Millennial di Jateng Sumbang Kenaikan Nilai Ekspor PertanianDok. Humas Pemprov Jateng

Keberhasilan itu juga adanya dukungan petani dan eksportir millennial. Terlebih saat ini sudah ada layanan e-sertifikat yang sangat mempermudah proses ekspor.

"Ada e-sertifikat yang diterapkan di empat negara. Kami minta seluruh dunia. Karena kita bisa mengekspor dan di sana sudah mendapat persetujuan sebelum berangkat. Dulu, jangankan sudah berangkat, barang ekspor sudah sampai negara tujuan saja bisa ditolak," imbuh Amran dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Senin (30/9).

Dari data Badan Karantina Pertanian (Barantan) sertifikasi ekspor oleh Karantina Semarang hingga bulan ini mencapai Rp6,7 triliun. Sertifikasi ekspor tersebut meliputi produk pertanian sebesar Rp2,51 triliun dan non pertanian berupa aneka kayu asal produk kehutanan dan kelautan berupa rumput laut dan lainnya sebanyak Rp3,2 triliun.

4. Jateng ekspor lagi senilai Rp25,3 miliar

Petani Millennial di Jateng Sumbang Kenaikan Nilai Ekspor PertanianDok. Humas Pemprov Jateng

Pada Minggu (29/9), Jawa Tengah kembali melepas komoditas pertanian yang diekspor ke berbagai mancanegara senilai Rp25,3 milyar. Komoditas tersebut merupakan hasil dari petani dan peternak di daerah Jawa Tengah. Seperti dari Kabupaten Temanggung, Grobogan, Demak, Magelang, Semarang dan Salatiga.

Berbagai komoditas yang dilepas diantaranya kopi biji sebanyak 19,2 ton tujuan Mesir, daun pakis sebesar 2,8 ton tujuan Jepang. Selain itu terdapat kacang hijau dengan volume 216 ton serta sarang burung walet sebanyak 829,1 kilogram. Keduanya dikirim ke Tiongkok.

Juga bunga Melati dalam bentuk kuntum dan rangkaian, sejumlah 6,24 ton dengan nilai barang mencapai Rp418,5 juta. Komoditas unggulan itu berasal dari petani di Kabuputen Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang, untuk pasar ekspor di Malaysia, Singapore dan Thailand.

5. Ganjar janji berikan karpet merah

Petani Millennial di Jateng Sumbang Kenaikan Nilai Ekspor PertanianDok. Humas Pemprov Jateng

Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian sudah tepat. Pemerintah daerah, terang Ganjar, akan serius mendorong, dan berharap para millennial lulusan berbagai universitas di Jawa Tengah bisa mengambil bagian tersebut.

Ganjar berjanji memberikan "karpet merah" bagi pelaku usaha agribisnis di wilayah kerjanya dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alamnya.

"Tugas kami yang di daerah membina agar bisa mencapai kualitas terbaik. Ekspor mudah, pasar ada, dengan cara itu kita tidak hanya membayangkan. Pemerintah mesti mendampingi untuk memastikan kualitas," terangnya.

Baca Juga: Kemajuan Modernisasi Pertanian Saat ini Diapresiasi Mantan Mentan

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya