Potensial Akselerasi Transisi Energi, Startup Cleantech Minim Dukungan

Sedih! Usianya gak sampai 6 bulan

Semarang, IDN Times - Pemerintah perlu mendorong terbentuknya ekosistem perusahaan rintisan (startup) energi bersih (cleantech). Hal itu digunakan untuk mendorong akselerasi transisi energi dan menangkap potensi ekonomi pasar teknologi energi bersih secara Global.

1. Startup energi bersih sulit tumbuh

Potensial Akselerasi Transisi Energi, Startup Cleantech Minim DukunganIlustrasi startup (pexels.com/Startup Stock Photos)

Dukungan pemerintah dibutuhkan lantaran sebagian besar startup-startup tersebut masih dalam tahap pengembangan awal (early-stage).

Tahap tersebut merupakan bagian penting karena startup cleantech sering kesulitan mendapatkan dukungan, khususnya akses pendanaan untuk pengembangan tenologi dan bisnis mereka.

2. Ekosistem berdampak meluas

Potensial Akselerasi Transisi Energi, Startup Cleantech Minim DukunganIlustrasi startup (pexels.com/Startup Stock Photos)

Penulis utama laporan terbaru New Energy Nexus Indonesia berjudul Clean energy technology startups in Indonesia: How the government can help the ecosystem, Pamela Sumamora mengatakan, pmerintah diharapkan mengambil peran memberikan perhatian lebih kepada mereka karena akan membantu mempercepat transisi energi di Indonesia melalui inovasi teknologi dan bisnis model.

Selain itu juga akan berdampak terhadap manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang lebih besar.

“Pemerintah Indonesia bisa belajar dari negara-negara lain yang berlomba-lomba untuk menjadi rumah bagi startup cleantech dengan memberikan dukungan yang sebesar-besarnya di negara mereka. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan fiskal, finansial, dan nonfinansial yang dapat diakses oleh pelaku dalam ekosistem startup cleantech. Seperti startup, modal ventura, inkubator, dan lainnya," katanya dalam keterangan resmi kepada IDN Times, Senin (9/8/2023).

3. Pemerintah belum back-up startup cleantech

Potensial Akselerasi Transisi Energi, Startup Cleantech Minim DukunganIlustrasi Startup (IDN Times/Aditya Pratama)

Pamela menambahkan, dukungan yang dibutuhkan oleh startup cleantech berbeda dengan startup digital pada umumnya. Sebab, mayoritas startup-startup tersebut berbasiskan hardware dan harus melakukan riset dan pengembangan (research and development/ R&D) yang intensif untuk pengembangan teknologi
mereka.

Dalam laporan yang ia tulis, diketahui ada banyak tantangan yang dihadapi oleh startup cleantech di Indonesia. Mulai dari sulitnya akses pendanaan, terbatasnya dana R&D untuk pengembangan teknologi, sulitnya mencari tenaga kerja terampil di bidang teknologi energi bersih, hingga lemahnya kerangka regulasi di sektor terkait.

Sementara itu, mayoritas modal ventura yang menjadi narasumber dalam laporan itu, lanjut Pamela, menyebutkan bahwa sedikitnya startup cleantech dalam portofolio mereka bukan karena kurangnya ketertarikan pada sektor energi bersih melainkan masih tingginya risiko di sektor tersebut. Pasalnya, kebijakan dan regulasi yang ada belum memadai.

4. Peluang potensial untuk masa depan

Potensial Akselerasi Transisi Energi, Startup Cleantech Minim DukunganIlustrasi energi baru terbarukan (digitaltrends.com)

Laporan tersebut ikut menunjukkan, sebanyak 22 dari 35 startup cleantech yang disurvei dari Indonesia hanya berumur (runaway) kurang dari 6 bulan.

"Artinya startup-startup cleantech itu hanya dapat bertahan hingga 6 bulan ke depan sebelum akhirnya harus gulung tikar. Kondisi itu jauh dari ideal dimana startup sebaiknya memiliki runway paling tidak 18 bulan. Hasil survei juga menunjukkan bahwa mayoritas startup cleantech di Indonesia masih bootstrapping (proses membangun bisnis) dan belum bisa mendapatkan pendanaan eksternal," imbuh Pamela.

Ia mengimbau, pemerintah bisa melihat ekosistem startup cleantech sebagai suatu ekosistem yang strategis mengingat tren Global sudah beralih ke energi bersih.

"Mendukung startup cleantech bukan hanya semata-mata mengenai masalah lingkungan. Pertumbuhan sektor ini memiliki potensi luar biasa untuk penciptaan lapangan kerja, pembangunan ekonomi, dan inovasi teknologi. Dengan mendukung startup cleantech, pemerintah Indonesia dapat mencapai tujuan iklim, mendorong pertumbuhan ekonomi, memastikan ketahanan energi, dan meningkatkan daya saing negara di pasar global." tutupnya.

Baca Juga: Transisi Energi, Pintu Masuk Green Jobs 40 Kali Penonton Bola San Siro

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya