Jelang Iduladha, Dispertan Waspadai Oknum Penjual Sapi Pemakan Sampah

Harus cermat saat membeli

Semarang, IDN Times - Menjelang perayaan Iduladha 1440 Hijriyah, petugas Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, masih terus mempertebal pengawasan terhadap para penjual hewan kurban yang merebak di wilayahnya.

Dispertan juga mewaspadai adanya sapi pemakan sampah yang ikut dijual.

1. Ada 400 titik penjualan hewan kurban di Semarang

Jelang Iduladha, Dispertan Waspadai Oknum Penjual Sapi Pemakan SampahIDN Times/Fariz Fardianto

Kepala Seksi Kesehatan Hewan, Dispertan Kota Semarang, Yuli Tri Astuti mengatakan, proses pengawasan dilakukan di 400 titik penjualan hewan kurban di 16 kecamatan.

Penjualan hewan kurban, ujarnya paling banyak ditemukan di lima kecamatan. Yaitu Gayamsari, Pedurungan, Semarang Barat, Gunungpati dan Genuk.

"Kita sudah sebar surat edaran agar para pedagangnya harus membawa surat Keterangan Kesehatan Hewan (KKH), mereka juga gak boleh jualan di pinggir jalan," kata Yuli kepada IDN Times, Rabu (7/8).

Baca Juga: Cegah Antraks, Semarang Blacklist Sapi Kurban dari Lima Daerah ini

2. Sapi yang boleh dikurbankan harus berusia 2 tahun, sementara kambing minimal 1 tahun

Jelang Iduladha, Dispertan Waspadai Oknum Penjual Sapi Pemakan SampahIDN Times/Fariz Fardianto

Ia mengatakan pihaknya telah mengeluarkan larangan supaya pedagang tidak menjual hewan di luar aturan yang sudah ditentukan. Ia menegaskan, sapi kurban yang boleh dijual harus sudah berusia 2 tahun. Sementara, untuk kambing usia minimalnya 1 tahun.

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru Sekolah Sebabkan Penjualan Sapi Kurban Tak Bergairah

3. Sapi pemakan sampah berbahaya jika dikonsumsi

Jelang Iduladha, Dispertan Waspadai Oknum Penjual Sapi Pemakan SampahIDN Times/Muhamad Iqbal

Kemudian, pihaknya juga melarang pedagang menjual sapi maupun kambing yang kudisan. Hewan kurban yang terkena penyakit kulit, menurutnya berpotensi menularkan virus berbahaya kepada manusia.

"Yang terakhir, kita patut mewaspadai penjualan sapi yang sering dilepasliarkan di TPA Jatibarang. Sapi pemakan sampah ini berbahaya kalau dikonsumsi. Karena bisa jadi mengandung bahan metal yang membahayakan konsumennya," terangnya.

Yuli menyatakan, meski sapi pemakan sampah sulit untuk dijinakkan, namun ia tak memungkiri kalau ada pedagang yang masih nekat menjualnya untuk hewan kurban.

"Karena susah ditangkap, maka kemungkinan kecil dia dijual bebas, karena perawatannya juga sering dilepasliarkan. Kalau melihat situasinya setiap tahun, pasti tetap ada pedagang yang menjualnya untuk Iduladha, namun jumlahnya relatif kecil," terangnya.

Baca Juga: Endemis Antraks, Hewan Kurban Asal Gunungkidul Tetap Laku Keras

4. Ciri-ciri sapi yang sehat sorot matanya jernih dan cerah, juga tidak pincang

Jelang Iduladha, Dispertan Waspadai Oknum Penjual Sapi Pemakan SampahANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Ia menerangkan, sapi pemakan sampah biasanya memiliki tubuh yang kurus dibanding kondisi normal. Agar tidak tertipu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang hendak membeli sapi kurban untuk cermat melihat kondisi kesehatannya.

"Kita imbau masyarakat lebih cermat cek umurnya, kalau belum powel jangan dikurbankan karena niat ibadahnya jadi kurang sempurna. Sapi yang sehat ciri-cirinya bola matanya cerah dan sorot matanya jernih. Lalu aktif bergerak. Kulitnya bagus dan tidak kelihatan kotor. Dan kakinya tidak pincang," terangnya.

Dari pengecekan kesehatan hingga H-5 menjelang Iduladha, pihaknya kebanyakan menemukan sejumlah hewan kurban yang dijual belum cukup umur. Rata-rata usianya di bawah dua tahun.

"Kita sedang periksa ada beberapa belum powel. Rata-rata masih muda. Untuk potensi penyakitnya, belum kelihatan. Tapi kita tetap mewaspadai adanya tindakan penipuan dalam kegiatan penjualan hewan kurban," ujar Yuli.

Baca Juga: Para Millennial, Yuk Kenali Hewan Kurban yang Layak Konsumsi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya