Petambak Pantura Jateng Geram Impor Garam Ditambah 3,1 Juta Ton

''Perhatikan nasib kami. Jangan pas pencitraan datang ke kami.''

Rembang, IDN Times - Keputusan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang akan memperbanyak impor garam menjadi 3,1 juta ton dikecam para petambak garam di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah. Mereka mengeluhkan naiknya kuota impor garam yang justru mempersulit aktivitas produksinya, terlebih lagi saat ini masih dalam masa pandemik COVID-19.

"Mestinya pemerintah itu mikir ulang kalau mau menambah impor garam. Soalnya produksi garam kita aja banyak yang gak laku di pasaran. Terus nasib kita mau dibawa kemana?" kata Pupon, seorang petambak garam di Desa Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, saat dikontak IDN Times, Senin (22/3/2021). 

1. Serapan garam lokal di Rembang anjlok 50 persen saat pandemik

Petambak Pantura Jateng Geram Impor Garam Ditambah 3,1 Juta TonBasri Marzuki/ANTARA FOTO

Kakek delapan cucu itu mengaku kesal dengan sikap pemerintah yang terus-menerus mempersulit kehidupan petambak garam di daerah. Sebab, beban para petambak bertambah berat lantaran terhimpit berbagai kesulitan selama pandemik COVID-19. 

Pupon bilang selama pandemik, serapan garam rakyat merosot hingga 50 persen. Dengan kapasitas produksi garam miliknya mencapai 135 ton selama 2020 kemarin, dirinya hanya mampu menjual sekitar 90 ton. 

"Dari total produksi 135 ton, yang terjual cuma 50 persen, lainnya gak laku. Sekarang masih menumpuk di gudang produksi," ujar Pupon. 

Baca Juga: Garap Minapadi, Ribuan Petambak di Jateng Ditugasi Perbaiki Saluran Air

2. Omzet petani tambak Rembang tinggal Rp15 juta

Petambak Pantura Jateng Geram Impor Garam Ditambah 3,1 Juta TonANTARA FOTO/Saiful Bahri

Pupon yang memiliki tambak garam seluas 2 hektar selama ini mempekerjakan delapan petani. Meski demikian, peralihan musim yang terjadi dengan cuaca ekstrem membuat hasil produksinya tidak maksimal. 

Imbasnya, omzet yang ia peroleh berkurang menjadi Rp35 juta.

"Omzet saya aja tinggal Rp35 juta. Itu masih dibagi sama delapan petani garam yang kerja di lahan saya. Ya kalau diitung-itung saya cuma mengantongi penghasilan Rp15 juta," cetusnya. 

3. Kalau impor garam ditambah, petambak khawatir akan bangkrut

Petambak Pantura Jateng Geram Impor Garam Ditambah 3,1 Juta TonFoto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Saat ini Pupon menyarankan supaya pemerintah mengurangi kuota impor garam. Selain itu, pemerintah bisa mengakomodir garam lokal yang dihasilkan petambak Pantura agar kontribusinya bisa seimbang dengan kuota impor. 

Selama ini pemilik pabrik lebih tertarik membeli garam impor dengan harga yang murah. Sedangkan garam lokal di pasaran dijual seharga Rp500 per kilogram. 

"Kalau sekarang pabrik-pabrik sukanya beli yang impor. Alasan mereka harganya lebih murah. Padahal garam lokal harganya Rp500 per kilo. Kalau pas kemarau garam kita lakunya harga Rp200 per kilo," terangnya. 

Ia berkisah, jika pemerintah masih tetap bersikukuh menambah kuota impor garam, petambak-petambak seperti dirinya akan bangkrut.

"Perhatikanlah nasib kami. Jangan pas bikin pencitraan, datangnya ke kami. Kalau kondisi terjepit kayak gini, kita mau makan apa," pungkasnya.

4. Petambak garam minta pemerintah batasi impor garam

Petambak Pantura Jateng Geram Impor Garam Ditambah 3,1 Juta Tonwideopeneats.com

Terpisah, Laviq, petambak garam asal Jepara, Jawa Tengah turut cemas dengan keputusan dari KKP. Ia menuntut pemerintah tegas membatasi impor garam.

"Kondisinya kan lagi sulit, ekonomi lagi terpuruk, kementerian terkait harusnya peka dan tidak lagi memperberat beban para petambak," bebernya. 

Baca Juga: 7 Organ yang Terdampak Buruk jika Kebanyakan Makan Garam

https://www.youtube.com/embed/QEDQys8wdMQ

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya