PPKM Persulit Pedagang Pasar, APPSI Jateng Desak Pemerintah Evaluasi Total

Penghasilan pedagang turun 50-70 persen

Semarang, IDN Times - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Tengah menyatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Mikro Darurat menjadi pukulan telak bagi para pedagang pasar tradisional di wilayahnya. Ketua APPSI Jateng, Suwanto menyebutkan sebagian besar akses jalan raya menuju pasar yang ditutup telah membuat pedagang pasar kesulitan bertahan hidup di tengah masa pandemik COVID-19.

"Di Jawa Tengah kondisi pedagang pasar benar-benar merana. Banyak pedagang yang menghimpun laporan dan rata-rata mengeluh sulitnya berjualan selama ada PPKM Darurat. Maka yang terjadi di sejumlah daerah, pedagang sering eyel-eyelan sama petugas yang menertibkan barang dagangan di pasar," kata Suwanto kepada IDN Times via telepon, Sabtu (10/7/2021).

1. Penghasilan pedagang sembako turun 50 persen. Omzet pedagang Klewer juga drop 70 persen

PPKM Persulit Pedagang Pasar, APPSI Jateng Desak Pemerintah Evaluasi Totalsurakarta.pro

Suwanto bilang pengetatan aktivitas masyarakat justru semakin mempersulit para pedagang untuk mencari nafkah. Sebab, pedagang pasar yang mayoritas bergerak di sektor usaha mikro, kecil dan menengah selama ini mengandalkan kegiatan penjualan langsung kepada pembelinya.

Dengan adanya larangan warga keluar rumah, Suwanto bilang perekonomian pasar tradisional terancam mandek. Ia menyebut selama sepekan terakhir saja penghasilan para pedagang terjun bebas hingga lebih dari 70 persen.

Ia menyebut para pedagang sembako, sayuran dan makanan minuman menyatakan omzet yang diperolehnya merosot 50 persen lebih ketika PPKM Darurat diberlakukan selama sepekan.

"Dan yang paling parah itu dirasakan pedagang sandang seperti orang jualan batik di Pasar Klewer Solo. Efek PPKM yang dirasakan omzetnya jatuh sampai lebih dari 70 persen. Aturan berbagai pembatasan ini benar-benar memperburuk pelaku ekonomi mikro. Karena akses jalan di sana sini yang ditutup, otomatis kan pembeli gak bisa menuju ke pasar. Padahal kayak Klewer pelanggannya ada dari Cilacap, Surabaya, Madiun, jadinya banyak toko batik yang tutup," paparnya.

Baca Juga: Sepekan PPKM Darurat, Masjid di Semarang Masih Gelar Salat Jamaah 

2. APPSI Jateng: Kalau PPKM Darurat berlarut-larut, ekonomi rakyat mandek

PPKM Persulit Pedagang Pasar, APPSI Jateng Desak Pemerintah Evaluasi TotalIlustrasi pasar tradisional. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Ia berkata kini sebanyak 1,3 juta pedagang pasar tradisional yang hanya bisa pasrah menghadapi aturan PPKM Darurat. "Ibaratnya maju kena, mundur kena. Apalagi pemerintah di masa PPKM sama sekali gak memberikan bantuan apapun ke pedagang, tidak ada uang kompensasi maupun sembako," jelasnya.

"PPKM Darurat dibiarkan berlarut-larut saya yakin ekonomi akan mandek semua. Simpul ekonomi rakyat kan ada di pasar, kalau sayuran di pasar tidak laku, tentunya produksi pertanian di daerah-daerah juga ikut mandek," tambahnya.

3. Kemenperin didesak kaji ulang aturan PPKM Darurat

PPKM Persulit Pedagang Pasar, APPSI Jateng Desak Pemerintah Evaluasi TotalInfografis PPKM Darurat Jawa-Bali pada 3-20 Juli 2021. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pihaknya menekankan selama PPKM Darurat, pemerintah mestinya memikirkan dampak jangka panjang jika pembatasan dilakukan terlalu lama. Pihaknya mendesak pemerintah pusat dan Kemenperin supaya mengkaji ulang aturan PPKM Darurat yang berjalan saat ini.

"Harusnya pengawasan prokes diperketat tapi juga dibarengi dengan kebijakan yang pro pedagang. Saya menuntut pemerintah untuk mengevaluasi total PPKM Darurat. Ke depan saya harapkan jangan lagi membebani pedagang pasar," tukasnya.

Baca Juga: 6 Hari PPKM Darurat Semarang: Belum Efektif, Mobilitas Masih Tinggi

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya