TikTok Shop Buka Lagi, Zulhas: Tugas E-commerce Melatih Pedagang Pasar

Zulhas ngaku sudah atur barang impor e-commerce

Semarang, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan keberadaan TikTok Shop yang kembali mendapat izin beroperasi akan dimanfaatkan untuk membantu membangkitkan perekonomian pasar tradisional. Ia menyebut aktivitas bisnis e-commerce seperti TikTok Shop telah diatur ulang agar tidak mematikan sektor industri mikro dan UMKM domestik. 

"Nanti e-commerce itu tugasnya membantu usaha umum kita, industri kita dan bukan mematikan kita. Nanti kita atur," ujar Zulhas, sapaan akrabnya, usai menghadiri rakernas APPSI di MG Setos, Jalan Gajahmada Semarang, Selasa (19/12/2023).

Peraturan baru yang wajib dipatuhi pelaku usaha e-commerce tersebut, katanya yaitu proses pemesanan barang kini harus melewati proses border. Sebab, saat kondisi sebelumnya, setiap pemesanan barang dari luar negeri langsung ditujukan ke masing-masing e-commerce tanpa melewati border resmi. 

Ia mencontohkan ketika ada produk impor dari Thailand, Bangladesh dan Tiongkok yang masuk ke Indonesia langsung diterima pelaku usaha e-commerce

"Kalau dulu kan namanya pass border, dari Tiongkok Bangladesh thailand pesan barang bisa langsung. Tapi sekarang gak boleh lagi, harus ada border. Dari Kemendag (urus) untuk impornya. Dari makanan harus ada izin edar BPOM, harus ada sertifikat halal dari MUI, kosmetik harus ada izinnya BPOM. Termasuk purna jualnya dan sertifikat SNI-nya. Jadi impor akan sulit sekali," ungkapnya. 

"Makanya ayo ini kita manfaatkan. Supaya usaha UMKM ikut kuasai pasar kita untuk serbu pasar dunia. Kalau gak begitu rugi kita," tambahnya. 

Di samping itu, keberadaan pelaku usaha e-commerce yang berjualan di TikTok Shop perlu dilibatkan untuk melatih para pedagang pasar agar ikut terlibat dalam sektor ekonomi digital. Terlebih lagi, kemajuan teknologi saat ini tak bisa dihindari oleh pelaku usaha. 

Ia mengaku pasar global di ASEAN yang semakin pesat perlu dimanfaatkan secara bersama-sama oleh pelaku usaha di dalam negeri. 

"Tugasnya melatih teman-teman pedagang pasar ikutan ekonomi digital. Karena ini tidak bisa dihindari, kemajuan teknologi tidak bisa dilawan. ASEAN saja sudah paperleas. Standarnya sama. Insinyur di jakarta dan Malaysia standarnya sama. Dokter kita dengan Filipina juga sama. Itu semua akan online. Kita harus mengikuti mau gak mau. Kalau sekarang kan offline semua. Maka selain offline, orang-orang sekarang sukanya pencet telepon untuk (pesan) online," terangnya. 

Baca Juga: Zulhas Klaim Jokowi Masuk PAN, PDIP Minta Tunjukan KTA

Topik:

  • Bandot Arywono
  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya