Vaksin Gotong Royong Gak Laku di Jateng, Cuma 1 Persen Buruh yang Disuntik

Pemerintah lelet distribusikan vaksin COVID-19

Semarang, IDN Times - Proses vaksinasi yang sedang berlangsung di Jawa Tengah mendapat sorotan tajam dari kalangan pengusaha setempat. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah menyebutkan vaksinasi COVID-19 yang sedang digencarkan oleh pemerintah seakan hanya jadi seremoni belaka lantaran efek yang dirasakan belum menyentuh secara menyeluruh bagi masyarakat di 35 kabupaten/kota.

1. Pabrik padat karya gak pernah dilibatkan untuk vaksinasi COVID-19

Vaksin Gotong Royong Gak Laku di Jateng, Cuma 1 Persen Buruh yang DisuntikIlustrasi industri/pabrik. IDN Times/Arief Rahmat

Frans Kongi, Ketua Apindo Jawa Tengah mengaku mestinya para pengusaha padat karya dilibatkan dalam program vaksinasi COVID-19. Sebab selama ini penyuntikan vaksin tak pernah sekalipun menyasar kepada para buruh pabrik.

"Kita yang ada di kalangan industri padat karya gak pernah diundang untuk berembug bareng bahas vaksinasi COVID-19. Padahal buruh pabrik kan sangat rentan terpapar virusnya karena setiap hari bekerja berjam-jam, sering kontak erat dengan banyak orang. Lha kok ini ada penyuntikan vaksin, kita gak pernah diberikan sama sekali," kata Frans kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Jumat (25/6/2021).

Baca Juga: Dinkes Boyolali: Belum Ada yang Minat sama Vaksin Gotong Royong

2. Pemerintah dituding menyepelekan kesehatan para buruh

Vaksin Gotong Royong Gak Laku di Jateng, Cuma 1 Persen Buruh yang DisuntikIlustrasi aktivitas buruh di salah satu pabrik kopi di Sumatra Utara. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Ia menyatakan pemerintah seolah menyepelekan kondisi kesehatan para buruh pabrik. Alih-alih membantu, katanya pemerintah justru membebani pengusaha padat karya dengan menawari program vaksin gotong royong.

Menurut Frans program vaksin gotong royong dengan kondisi pandemik berkepanjangan justru membebani para pengusaha. Pasalnya, pemerintah melalui Kemenkes mewajibkan pengusaha untuk membayar sendiri untuk mengikuti vaksin gotong royong.

3. Vaksin gotong royong gak laku di Jateng. Harganya kemahalan

Vaksin Gotong Royong Gak Laku di Jateng, Cuma 1 Persen Buruh yang DisuntikPerwakilan PT Biofarma bersama tujuh rumah sakit swasta meneken kerjasama program vaksin Gotong Royong. IDN Times/Fariz Fardianto

Ia menjelaskan mayoritas industri padat karya macam pabrik alas kaki, perkayuan, garmen, pemintalan benang, mebel tidak bisa membayar vaksin gotong royong yang tarifnya dibanderol cukup mahal.

"Kalau di Jakarta memang program vaksin gotong royong bisa dilaksanakan. Tapi di Jawa Tengah program ini saya pastikan gak laku. Karena kita gak sanggup kalau disuruh bayar sendiri. Itungannya kalau sekali suntik kita disuruh keluar duit Rp500 ribu, jadi kalau dua kali suntikan biayanya sudah Rp1 juta. Itu baru satu orang, nah kalau ratusan orang biayanya sangat besar. Jelas kita keberatan mengingat kondisi pabrik padat karya itu kan mayoritas berbasis usaha mikro menengah," tegasnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan dengan situasi seperti itu, pihaknya memilih menolak pemberian vaksin gotong royong. Para buruh, katanya kini diberi kebebasan untuk ikut vaksinasi massal yang digelar Pemprov Jateng maupun pemerintah kabupaten/kota.

4. Cuma 1 persen buruh pabrik di Jateng yang sudah divaksin

Vaksin Gotong Royong Gak Laku di Jateng, Cuma 1 Persen Buruh yang DisuntikVaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis pertama pada seorang seniman saat vaksinasi massal bagi seniman dan budayawan, di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (19/4/2021). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Frans berkata hingga saat ini jumlah buruh pabrik yang divaksin pun terbilang minim. "Hanya 1 persen buruh di Jateng yang sudah divaksin. Nampaknya pemerintah ini masih setengah-setengah mendistribusikan obat vaksinnya. Soalnya saya lihat dosis yang dikirim ke daerah selalu bertahap. Dan itu jumlahnya terbatas. Gimana bisa mencapai target vaksinasi kalau prosesnya kayak gitu," katanya.

Ia pun mendesak kepada Kemenkes untuk memperbaiki alur distribusi dan aturan vaksinasi COVID-19. Ia menuding dengan proses yang tebang pilih, Indonesia tidak akan bisa memenuhi target herd immunity.

"Saya rasa susah terwujud targetnya kalau kayak begini terus. Mending buruh-buruh kita sarankan cari tempat vaksin massal dan ikut saja program gratis dari pemerintah. Sehingga kita bisa jaga imun secara bersama-sama," tuturnya.

Baca Juga: 7.378 Anak di Jateng Tertular Corona, 55 Orang Meninggal, Diduga dari Delta India 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya