Waduh! Harga Beras di Semarang Makin Tak Terkendali, Sekilo Tembus Rp16 Ribu

Juragan penggilingan padi ungkap penyebabnya

Semarang, IDN Times - Kenaikan harga beras di pasar tradisional Kota Semarang semakin tak terbendung lagi. Hampir sebulan terakhir, harga beras naik mencapai Rp2.000-Rp3.000 per kilogram atau menjadi kisaran Rp15.000-Rp16.000.

Menurut para pedagang beras di Pasar Karangayu Kecamatan Semarang Barat, naiknya harga beras terjadi untuk semua jenis merek yang dijual di lapak. 

"Hampir sebulan terakhir (kenaikannya). Kalau di tempat saya sekilonya sudah Rp15 ribu. Karena rata-rata sudah naik antara Rp2.000 sampai Rp3.000 per kilo," kata Budi, seorang pedagang beras di lapak lantai dasar Pasar Karangayu Semarang kepada IDN Kali, Senin (11/9/2023). 

Baca Juga: Jokowi Pastikan Inflasi Terjaga Meski Harga Beras Naik

1. Harga beras semua merek semakin mahal

Waduh! Harga Beras di Semarang Makin Tak Terkendali, Sekilo Tembus Rp16 RibuIlustrasi beras (vecteezy.com/chormail153750)

Ia mengakui kenaikan harga beras terjadi untuk semua merek. Mulai beras mentik wangi, rojolele, KWT, anak lanang dan sejenisnya. 

Seminggu sekali, Budi rutin mengambil pasokan beras sebanyak 3 kuintal ke beberapa distributor di dekat Pasar Karangayu. 

Kendati demikian, jika biasanya beras yang ia jual laku 50 kilogram, maka setelah adanya kenaikan harga beras, membuat penjualannya menyusut hampir sebagiannya. 

"Sekarang mentok laku 30 kilogram. Kalau biasanya laku 50 kilogram beras sehari. Ya soalnya kalau beras mahal kayak gini memang sangat mempengaruhi pedagang kecil. Kayak penjual nasi goreng (nasgor) yang biasanya laris, sekarang jualannya agak drop. Memang benar-benar semakin sulit kondisinya," kata pria paruh baya tersebut. 

2. Beras di Pasar Karangayu dipasok dari Klaten dan Kediri

Waduh! Harga Beras di Semarang Makin Tak Terkendali, Sekilo Tembus Rp16 RibuSeorang pengurus Pasar Karangayu Semarang memakai toak untuk menginformasikan pembelian minyak goreng curah hasil operasi pasar Disperindag. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Budi mengatakan rata-rata beras yang dijual di Pasar Karangayu berasal dari sentra penghasil padi di Kediri dan Klaten. Namun, adanya pengaruh musim kemarau ditambah dampak El Nino, diakuinya pasokan beras menjadi berkurang. 

Budi menyebutkan banyak lahan sawah yang kekurangan udara menyebabkan gagalnya hasil panen padi di tingkat petani. 

Kalau tahun kemarin masih bisa memenuhi (permintaan pasar) karena pasokannya mencukupi. Kalau sekarang mungkin kadar airnya di sawah kurang sehingga gagal panen. Jadinya panennya tidak bisa memenuhi. Ini aja Bulog gak kirim barang ke pasar. Mungkin Bulognya juga kehabisan stok. Padahal biasanya begitu berasnya mahal langsung ada operasi pasar," akunya. 

3. Harga beras mulai normal tahun depan

Waduh! Harga Beras di Semarang Makin Tak Terkendali, Sekilo Tembus Rp16 RibuIlustrasi gudang beras (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya)

Terpisah, Ana, pedagang beras lainnya di Pasar Karangayu juga mengatakan hal serupa. Ia biasanya mendapat pasokan beras 1 kuintal seminggu. Kini jumlah pasokan yang ia terima menjadi tak menentu. Akhirnya beras yang ia jual dipatok seharga Rp16.000 per kilogram. 

“Lagian kalau harga berasnya tambah mahal begini senangnya bikin mepet banget,” ujar Ana. 

Menurutnya harga beras kemungkinan akan normal pada awal tahun 2024 mendatang. Karena biasanya musim kemarau yang berkepanjangan membuat datangnya musim penghujan juga mengalami fluktuasi. 

"Nanti normal lagi pas tahun depan karena pas musim hujan. Ini aja pemerintahnya sekarang mbulet terus. Lha wong sudah di titik kenaikan tertinggi kok Mas. Kalau biasanya kan cuma naik Rp500. Terus normal lagi," tutur Ana. 

4. Harga beras ukuran kemasan 5 kilo jadi Rp90 ribu

Waduh! Harga Beras di Semarang Makin Tak Terkendali, Sekilo Tembus Rp16 RibuIlustrasi pelabuhan rakyat. ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar

Pantauan di toko modern seperti Indomaret Kecamatan Mijen, harga beras untuk ukuran 5 kilogram per hari ini telah mencapai Rp90 ribu. Untuk harga normalnya biasanya berkisar Rp70 ribu. 

5. Beras makin mahal karena sawah kekurangan air

Waduh! Harga Beras di Semarang Makin Tak Terkendali, Sekilo Tembus Rp16 RibuSalah satu tempat penggilingan padi milik warga di Babulu PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Sementara itu, menurut Wignyo Utomo, seorang pengusaha penggilingan padi di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, naiknya harga beras saat ini sudah tidak bisa dibendung lagi. Sebab, lahan persawahan yang ada saat ini sebagian besar kekurangan pasokan air. 

"Ini akibat dampak El Nino. Karena ada kemarau yang panjang, maka pasokan air untuk lahan pertanian terutama sawah sudah sangat berkurang. Jadi bukan karena kita menyimpan stok," ungkap Wignyo saat dihubungi IDN Times. 

6. Baru mulai panen bulan Oktober

Waduh! Harga Beras di Semarang Makin Tak Terkendali, Sekilo Tembus Rp16 RibuIlustrasi panen padi. (IDN Times/Dhana Kencana)

Wignyo mengaku punya lima hektare lahan sawah di Mijen Demak. Untuk mengerjakannya, Wignyo selama ini dibantu para buruh tani yang tinggal di dekat rumahnya. 

Dengan adanya kemarau, Wignyo mengatakan harga beras di tingkat petani dipatok Rp7.500. Sedangkan ketika dijual ke pedagang pasarnya menjadi Rp12.000 per kilogram. 

Wignyo menyampaikan pasokan air untuk lahan sawah akan disuplai dari Waduk Kedungombo pada Oktober mendatang.

"Kalau saat ini belum ada distribusi airnya. Karena belum masuk masa tanam. Masa tanam pertama baru dikerjakan Oktober. Nah pas bulan-bulan itu air dari Kedungombo baru dibuka. Kalau sekarang baru difungsikan buat sarana air bersih," terangnya. 

Baca Juga: Nana Sudjana Perintahkan BPBD Jateng Atasi Dampak El Nino dan Karhutla

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya