Warga Semarang Mulai Jarang Gowes, Harga Sepeda Langsung Drop 50 Persen

Penjualan sepeda turun drastis sejak Januari 2021

Semarang, IDN Times - Pandemik virus corona yang masih terjadi hampir dua tahun terakhir ternyata memengaruhi minat warga dalam membeli sepeda. Tak seperti awal pandemik yang mana banyak orang berburu sepeda, kondisi saat ini justru berubah drastis. 

Di sejumlah ruas jalan Kota Semarang, rata-rata transaksi penjualan sepeda merosot drastis. 

"Kalau pas awal wabah COVID-19 dulu seminggu bisa laku 20 unit, tapi sekarang terjual satu unit sehari aja belum tentu bisa," kata seorang karyawan toko sepeda Ekolan di pojok Jalan Depok, Kecamatan Semarang Tengah, Dandy kepada IDN Times, Senin (13/12/2021). 

1. Antusias warga membeli sepeda mulai berkurang

Warga Semarang Mulai Jarang Gowes, Harga Sepeda Langsung Drop 50 PersenDeretan sepeda yang dijual di salah satu toko di Kota Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Dandy berkata penurunan penjualan dirasakan pada awal tahun ini. Hampir semua jenis sepeda mulai sepeda gunung hingga sepeda anak-anak saat ini sepi pembeli. 

Menurutnya tingginya transaksi penjualan sepeda saat awal pandemik lantaran kegiatan masyarakat berubah total untuk mengikuti aturan standar protokol kesehatan. Warga yang biasanya sibuk bekerja di kantor, kemudian diwajibkan berdiam diri dan bekerja di dalam rumah. 

"Nah karena pada kepengin berolahraga untuk menghilangkan bosan pas awal pandemik, jadinya banyak yang memilih olahraga bersepeda. Penjualannya waktu tahun 2020 naik berlipat-lipat. Makanya harganya mahal soalnya stok barangnya gak ada. Kalau kondisi sekarang kan malah kebalikannya, orang-orang sudah sibuk kerja, minat beli sepeda mulai berkurang," tambahnya. 

Baca Juga: Rezeki Nomplok, Anita Bawa Pulang Sepeda Motor Setelah Vaksin COVID-19

2. Harga sepeda makin anjlok

Warga Semarang Mulai Jarang Gowes, Harga Sepeda Langsung Drop 50 PersenLemonbin

Tak cuma itu saja, ia menyatakan harga sepeda yang tadinya gila-gilaan, kini turun drastis. Dari yang awal pandemik harganya mencapai Rp2 juta hingga Rp7 juta per unit, untuk saat ini Dandy bilang harganya turun 50 persen lebih. 

Turunnya harga sepeda, katanya sudah terjadi sejak Agustus 2021 kemarin. Keuntungan yang ia dapatkan pun hanya tipis.

"Misal sepeda gunung di sini rata-rata harganya Rp2 juta sampai Rp7 juta, sekarang ada yang harganya jadi Rp1,4 juta, Rp1,6 juta. Pokoknya ancur-ancuran semua. Kebanyakan sudah turun harga karena stoknya melimpah cuman gak ada yang beli," akunya. 

3. Penjual sepeda andalkan berjualan online

Warga Semarang Mulai Jarang Gowes, Harga Sepeda Langsung Drop 50 Persenilustrasi peningkatan penjualan (pexels.com/Liza Summer)

Hal serupa juga dirasakan Erny, pemilik toko sepeda ACC di Jalan Barito, Kecamatan Semarang Timur. Ia mengatakan jumlah pelanggannya saat ini berkurang drastis. 

"Yang beli jadinya sedikit sekali. Seminggu laku dua sampai tiga unit sudah bagus," keluhnya. 

Erny kini mengakali kondisi sepi pembeli dengan menggencarkan penjualan melalui media sosial (medsos). Penjualan sepeda lewat medsos mulai bergerak naik sembari menawarkan model sepeda khusus anak-anak dan remaja.

"Kalau sepeda lipat sudah jarang yang nyari. Sekarang kita mengandalkan jualan dari online," tandasnya. 

Baca Juga: Dampak PPKM Level 3 Batal, Okupansi Hotel di Jateng Langsung Full 

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya