Petani di Selo Panen 21,8 Ton Bawang Putih, Kualitas Setara Impor

Kualitas tak kalah dari impor

Boyolali, IDN Times - Sebagai upaya pengendalian inflasi dan perbaikan CAD, Kantor Perwakilan Bank Indonesia cabang Solo bersama Pemerintah Kabupaten Boyolali melakukan panen perdana bawang putih verietas Tawangmangu Baru di Dukuh Pasah, Desa Seden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (19/4/21).

Baca Juga: Pemudik Nekat Pulang Kampung ke Solo, Siap-siap Dikarantina!

1. Merupakan bawang putih hasil binaan Bank Indonesia

Petani di Selo Panen 21,8 Ton Bawang Putih, Kualitas Setara ImporPanen perdana bawang butih jenis Tawangmangu Baru di Selo,Boyolali.IDNTimes/Larasati Rey

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo sejak 4 (empat) tahun lalu melakukan pengembangan bawang putih varietas Tawangmangu Baru di Desa Pancot, Kalisoro, Tawangmangu. Sejak Desember 2020 varietas ini direplikasi ke wilayah Senden, Selo, Boyolali sebagai uji coba di lahan demonstration of plot/demplot.

Kelompok Tani Argoayuningtani yang berada di Desa Senden terletak dataran tinggi di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu merupakan perkumpulan petani muda yang membudidayakan komoditas hortikultura, salah satunya bawang putih binaan Bank Indonesia.

2. Hasilkan 21,8 ton/hektar

Petani di Selo Panen 21,8 Ton Bawang Putih, Kualitas Setara ImporBawang putih jenis Tawangmangu Baru. IDNTimes/Larasati Rey

Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo dari hasil pengamatan di lahan demplot, kondisi varietas Tawangmangu Baru menunjukkan perkembangan yang jauh lebih baik dengan hasil penanaman dengan sistem kemitraan tahun 2020. Bahkan, produktivitas hasil panen mencapai 21,8 ton per hektare.

"Tanaman memiliki struktur batang lebih besar dan kokoh, keseragaman tumbuh yang merata dan ukuran umbi yang lebih besar. Umbinya memiliki dimensi mendekati bawang putih cutting impor dengan citarasa lokal sehingga diharapkan dapat masuk ke pasar dengan mudah,"

Keberhasilan uji coba ini diharapkan dapat mendorong petani di wilayah Senden yang merupakan millenial untuk kembali membudidayakan bawang putih.

3. Kualitas sama dengan impor

Petani di Selo Panen 21,8 Ton Bawang Putih, Kualitas Setara ImporIlustrasi bawang putih.IDNTimes/Larasati Rey

Lebih lanjut, Nugroho menjelaskan sebelumnya, pada awal tahun 2020 Kelompok Tani melakukan penanaman bawang putih varietas campuran Lumbu Hijau dan Lumbu Kuning di lahan seluas 3,9 ha melalui kemitraan dengan importir bawang putih melalui Program Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Namun, hasil panen hanya mencapai 4 ton per ha, berada di bawah rata-rata produktivitas nasional, yakni 7,29 ton per ha.

Bawang putih yang dihasilkan juga memiliki umbi kecil sehingga menyulitkan pemasaran. "Produktivitas rendah tersebut ditengarai disebabkan oleh kualitas bibit yang kurang baik, sementara bibit merupakan faktor utama penentu keberhasilan penanaman bawang putih," ungkapnya

Tanaman bawang jenis Tawangmangu Baru sendiri memiliki struktur batang lebih besar dan kokoh, keseragaman tumbuh yang merata dan ukuran umbi yang lebih besar.

Umbinya memiliki dimensi mendekati bawang putih cutting impor dengan citarasa lokal sehingga diharapkan dapat masuk ke pasar dengan mudah. Hal ini mengingat konsumen dalam negeri telah terbiasa dengan bawang putih impor yang memiliki dimensi umbi besar meskipun rasa tidak sepedas bawang putih lokal.

Baca Juga: 5 Manfaat Unik dari Bawang Putih, Bisa Usir Nyamuk!

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya