Satu Juta Pedagang Tradisional Gabung GudangAda, UMKM Solo Didekati

Mendukung UMKM untuk naik kelas dan akselerasi teknologi

Surakarta, IDN Times - Ekosistem digital business to business (B2B) berperan strategis memperluas peluang pasar dan membangun kemitraan bisnis bagi segenap stakeholder bisnis rantai pasok, terutama pelaku UMKM.

Platform GudangAda terus mendorong pembangunan ekosistem B2B digital serta mendukung transformasi digital dan pertumbuhan bisnis rantai pasok tersebut. Salah satunya di Solo, Jawa Tengah.

1. Satu juta pedagang tradisional tergabung di GudangAda

Satu Juta Pedagang Tradisional Gabung GudangAda, UMKM Solo DidekatiSVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda, Yuanita Agata. (IDN Times/Larasati Rey)

SVP Marketing and Corporate Affairs Yuanita Agata menjelaskan, melalui aplikasi GudangAda, UMKM dapat dengan mudah masuk ke jejaring digital rantai pasok yang telah dibangun sehingga mempermudah pebisnis UMKM saat membeli dan menjual barang secara grosir.

"GudangAda memiliki sejarah panjang sebagai ekosistem layanan bisnis B2B terintegrasi di Indonesia. Saat ini, GudangAda telah bermitra dengan lebih dari satu juta pedagang tradisional, kami berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital UMKM lokal dan tumbuh bersama melalui platform kami," ujarnya dalam acara diskusi media eksklusif yang bertajuk "Transformasi Digital UMKM Indonesia: Menghadapi Tantangan dan Menggapai Peluang Bertumbuh dalam Ekosistem Digital B2B Inklusif, Senin (14/8/2023).

"Sejak awal, kami telah fokus pada membantu pebisnis UMKM dan prinsipal untuk meraih keunggulan dalam ekosistem digital dengan memberikan solusi bisnis
terintegrasi mulai dari pencarian produk, pengelolaan transaksi, hingga dukungan kredit modal,” jelasnya dalam diskusi.

Baca Juga: Peringkat 6 Startup Terbanyak 4 Menteri Dorong UMKM Indonesia Mendunia

2. Targetkan 30 juta UMKM tahun 2024

Satu Juta Pedagang Tradisional Gabung GudangAda, UMKM Solo DidekatiIlustrasi Pelaku UMKM memamerkan produknya di pameran UMKM. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Yuanita menekankan, untuk meningkatkan skala bisnis UMKM Indonesia, diperlukan adopsi strategi digital yang lebih baik.

“Kami mengapresiasi diadakannya hari UMKM 2023 di Solo tahun 2023 ini, kami akan terus mendukung komitmennya Pemerintah Indonesia khususnya terkait target onboard lebih dari 30 juta UMKM di 2024," jelasnya.

Lebih lanjut, Yuanita mengeklaim, pihaknya akan selalu siap mendukung dan berfokus pada pendekatan kolaboratif, memberikan perluasan jaringan pasar baru, pelatihan dan pendampingan bagi UMKM Indonesia.

"Hal itu untuk mengoptimalkan penggunaan platform kami, serta berinvestasi dalam teknologi untuk menjadikan pengalaman bisnis mereka (pelaku UMKM) lebih efisien dan bermanfaat,” pungkasnya.

3. Terbatasnya teknologi jadi kendali

Satu Juta Pedagang Tradisional Gabung GudangAda, UMKM Solo DidekatiTransformasi Digital UMKM Indonesia. (IDN Times/Larasati Rey)

Ketua Komite Ekonomi Kreatif Surakarta, Sutanto Sastraredja mengungkapkan, adopsi teknologi digital bagi kalangan UMKM tidak datang tanpa tantangan.

“Dalam rantai pasok, pelaku bisnis ini masih banyak yang tidak terbuka dengan teknologi. Hal ini merupakan masalah sosial yang terjadi saat ini, khususnya terkait penerimaan terhadap digitalisasi.”

Fenomena itu diamini oleh survei yang pernah dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) tahun 2022 yang menunjukkan bahwa hanya 20 persen UMKM Indonesia yang telah mengadopsi teknologi digital.

Survei yang sama mengungkapkan, beberapa kendala utama yang dihadapi UMKM dalam mengadopsi teknologi digital adalah akses terbatas ke teknologi (40 persen), kurangnya pemahaman tentang manfaat digitalisasi (30 persen), dan keterbatasan sumber daya (30 persen).

“Kita dapat mengamati pentingnya literasi digital dalam bisnis rantai pasok sektor UMKM. Terlepas dari skala usaha, semakin banyak UMKM yang beralih ke platform digital maka semakin luas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan meningkatkan interaksi dengan pemangku kepentingan bisnis,” katanya.

Ketua Umum HIPMI Surakarta, Respati Ardi menjelaskan visi HIPMI Surakarta dalam memfasilitasi kolaborasi industri dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem digital B2B yang inklusif.

“HIPMI Solo yang sekarang ini ingin memperluas akses UMKM ke teknologi digital guna mengatasi hambatan yang umumnya ditemui wirausahawan muda dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi lokal Solo,” pungkas.

Baca Juga: Potret Pameran UMKM Nasional Expo Solo Beragam Kuliner Hingga Mobil F1

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya