WFH, Penjualan Pedagang Pasar Tradisional di Purbalingga Turun Drastis

Pedagang berharap virus corona (COVID-19) bisa tertangani

Purbalingga, IDN Times - Pedagang Pasar Segamas Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mengeluhkan sepinya pembeli usai pemerintah menganjurkan mengembalikan aktivitas warga ke rumah atau work from home (WFH). Tak sedikit dari mereka mengeluhkan pendapatan yang turun drastis.

1. Penjualan pedagang pasar menurun

WFH, Penjualan Pedagang Pasar Tradisional di Purbalingga Turun DrastisIDN Times/Rudal Afgani

Salah satu pedagang daging ayam, Mohammad Maan (50), mengaku penjualan menurun sampai 40 persen. Dia yang biasa menjual 2 kuintal daging ayam setiap hari, sekarang hanya bisa menjual kurang lebih satu kuintal saja.

"Sudah satu Minggu sepi pembeli, saya berharap segera ditangani," katanya, Jumat (20/3).

Nasib yang sama juga dialami salah satu penjual sayur mayur, Partimah (65). Ia mengaku selalu membawa pulang barang dagangannya karena tak laku. Dirinya berharap pemerintah segera mengatasi wabah virus corona (COVID-19) sehingga penjualannya bisa kembali normal.

"Semua libur, ga ada yang belanja ke pasar," jelas dia.

Baca Juga: Personel Terbatas, Penyemprotan Disinfektan di Purbalingga Bertahap 

2. Harga sejumlah komoditas naik

WFH, Penjualan Pedagang Pasar Tradisional di Purbalingga Turun Drastisilustrasi komoditas cabai di pasar tradisional. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Pedagang sembako, Riska Alfi (29) menyebut harga sejumlah komoditas berangsur naik. Harga kebutuhan yang naik antara lain telur ayam yang semula Rp22 ribu per kilogram kini menjadi Rp25 ribu. Kemudian harga cabai rawit merah naik dari Rp46,5 ribu menjadi Rp47,5 ribu.

"Gula naik dari Rp13 ribu per kilogram menjadi Rp15 ribu," ujar dia.

3. Pemkab Purbalingga belum berencana menggelar operasi pasar

WFH, Penjualan Pedagang Pasar Tradisional di Purbalingga Turun DrastisIlustrasi pasar tradisional. ANTARA FOTO/Arnas Padda

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan meskipun harga melonjak tetapi ketersediaan barang masih cukup.

"Saya akan melihat perkembangan kedepan. Kalau memang perlu intervensi, kami akan melakukan operasi pasar," ujar dia.

Sementara itu, upaya Pemkab Purbalingga untuk mencegah penularan virus corona, tambah Dyah, baru imbauan pelaksanaan protokol pencegahan virus corona (COVID-19) di berbagai kantor pemerintah dan swasta, sampai ke ruang publik.

Namun pemkab telah melakukan penyemprotan disinfektan ke sejumlah tempat. Seperti kantor-kantor pelayanan pemerintah dan fasilitas publik.

Baca Juga: Purbalingga Gelontorkan Rp1 Miliar Untuk Menangani Wabah Virus Corona

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya