Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi beef wellington (unsplash.com/Loija Nguyen)
ilustrasi beef wellington (unsplash.com/Loija Nguyen)

Intinya sih...

  • Pilih daging sapi berkualitas premium

  • Lakukan searing dengan teknik yang tepat

  • Gunakan lapisan duxelles dan prosciutto

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beef wellington adalah salah satu hidangan klasik yang selalu berhasil memikat perhatian di meja makan. Paduan daging sapi yang juicy dengan lapisan puff pastry renyah menjadikannya sajian elegan sekaligus penuh cita rasa. Meski terlihat mewah, sebenarnya resep ini bisa dicoba di dapur rumah asal mengikuti beberapa teknik dasar yang tepat. Tantangan terbesarnya ada di puff pastry yang harus tetap crunchy meskipun dipanggang bersama daging.

Banyak orang sering menyerah karena tekstur pastry menjadi lembek atau daging terlalu matang. Padahal, rahasianya ada di detail kecil mulai dari pemilihan bahan, teknik memasak, sampai proses resting. Kalau semua tahapan dilakukan dengan teliti, hasil akhirnya bisa setara restoran fine dining. Jadi, jangan khawatir, dengan tips berikut beef wellington anti gagal bisa terwujud.

1. Pilih daging sapi berkualitas premium

ilustrasi daging sapi (unsplash.com/Cindie Hansen)

Fondasi utama dari beef wellington yang sempurna terletak pada pilihan dagingnya. Tenderloin menjadi bagian terbaik karena teksturnya lembut dan seratnya halus, sehingga tetap juicy setelah dipanggang. Menggunakan daging kualitas rendah berisiko menghasilkan tekstur keras dan kurang nikmat. Selain itu, ketebalan potongan juga berpengaruh, biasanya potongan sekitar 5–6 cm cukup ideal untuk hasil yang seimbang.

Sebelum diproses lebih lanjut, pastikan daging sudah mencapai suhu ruang agar pemasakan berlangsung merata. Proses searing atau pemanggangan cepat di permukaan sangat penting untuk mengunci sari daging. Hal ini juga menambah aroma karamelisasi yang menggugah selera. Dengan dasar daging yang tepat, langkah selanjutnya akan jauh lebih mudah.

2. Lakukan searing dengan teknik yang tepat

ilustrasi searing daging (pexels.com/cottonbro studio)

Searing adalah kunci supaya daging tetap juicy di dalam namun punya lapisan luar berwarna kecokelatan yang menggoda. Gunakan wajan berbahan besi atau baja karbon agar panas merata. Jangan buru-buru membalik daging, biarkan setiap sisi terkena panas maksimal hingga terbentuk crust yang cantik. Proses ini biasanya hanya memerlukan 1–2 menit per sisi.

Selain menjaga kelembapan, searing juga menciptakan lapisan pelindung alami sebelum daging dibungkus dengan puff pastry. Pastikan wajan sudah benar-benar panas agar hasilnya optimal. Jika tahap ini diabaikan, pastry berpotensi basah karena cairan dari daging keluar terlalu banyak. Searing yang tepat akan memberikan keseimbangan tekstur dan rasa dalam satu gigitan.

3. Gunakan lapisan duxelles dan prosciutto

potret prosciutto (commons.wikimedia.org/Luca Dea)

Salah satu rahasia agar puff pastry tetap renyah adalah penggunaan lapisan duxelles, yaitu tumisan jamur halus yang dimasak hingga kering. Duxelles berfungsi sebagai penghalang kelembapan sekaligus memberikan rasa gurih yang kompleks. Untuk hasil maksimal, masak jamur sampai seluruh cairannya menguap agar tidak membasahi pastry. Aroma earthy dari jamur akan berpadu sempurna dengan daging sapi.

Setelah duxelles, lapisi lagi dengan prosciutto atau smoked beef. Fungsi lapisan ini juga penting untuk mencegah cairan daging merembes keluar. Prosciutto memberikan rasa asin gurih yang memperkaya profil rasa. Dengan kombinasi ini, puff pastry tetap crunchy meskipun dipanggang lama.

4. Balut dengan puff pastry dingin

potret puff pastry (commons.wikimedia.org/Roozitaa)

Puff pastry adalah elemen paling krusial yang menentukan apakah beef wellington sukses atau gagal. Gunakan pastry dalam kondisi dingin supaya lapisan butter di dalamnya tetap utuh saat masuk oven. Jika pastry sudah terlalu lembek, hasil panggangan akan berminyak dan tidak mengembang sempurna. Oleh karena itu, simpan pastry di kulkas sebelum proses pembalutan.

Saat membungkus, pastikan lipatan pastry tertutup rapat agar uap tidak keluar berlebihan. Gunakan sedikit kocokan telur sebagai perekat sekaligus memberikan warna keemasan setelah matang. Jangan lupa memberi beberapa sayatan kecil di permukaan untuk ventilasi udara. Dengan cara ini, puff pastry akan tetap crunchy dan terlihat menggoda saat disajikan.

5. Istirahatkan sebelum dipotong

ilustrasi beef wellington (unsplash.com/Cliffer Rebelo)

Langkah terakhir yang sering diabaikan adalah proses resting setelah beef wellington keluar dari oven. Biarkan hidangan ini beristirahat sekitar 10–15 menit sebelum dipotong. Tujuannya agar sari daging kembali menyerap ke dalam serat sehingga potongan terlihat rapi. Jika langsung dipotong, cairan akan tumpah dan membuat pastry basah.

Resting juga memberi waktu bagi pastry untuk mengeras kembali setelah proses panggangan. Teksturnya akan lebih stabil, sehingga setiap potongan tetap cantik dan crunchy. Selain itu, suhu daging jadi lebih nyaman untuk disantap tanpa kehilangan kelembapan. Dengan kesabaran kecil ini, hasil akhirnya jauh lebih memuaskan.

Membuat beef wellington memang butuh ketelitian lebih dibanding masakan sehari-hari. Namun, setiap detail yang diperhatikan akan membawa hasil yang setara dengan restoran bintang lima. Dari pemilihan daging, searing, lapisan jamur, puff pastry dingin, hingga proses resting, semuanya punya peran penting.

Dengan lima tips tadi, beef wellington bisa berhasil tanpa drama puff pastry yang lembek atau daging kering. Hidangan ini bisa jadi pusat perhatian di momen spesial maupun santap malam istimewa di rumah. Jadi, jangan ragu untuk mencoba, karena hasil akhirnya pasti membuat semua orang terkesan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team